“Nggak balik, lo? Kakak lo udah ketemu, kan? Udah kenyang juga abis makan,” celetuk Biru yang baru saja duduk di sebelah Langit. Ia tadi dari dapur, membereskan piring bekas makan sore mereka. Gita sendiri masih mencuci piring di belakang.“Nggak. Masih kangen sama kamu, Bii.” Langit berkelakar sembari menaik-turunkan kedua alisnya seolah mengajak Biru bercanda. Dengan ringan, tangan gadis itu memukul bahu Langit sampai bersuara cukup kencang. Langit sendiri malah tertawa.“Nggak lucu sumpah. Lo itu masih muda, ngapa ngejar-ngejar gua yang notabenenya tante-tante, sih?” Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sudah lama Biru pendam. Sebenarnya bisa saja ia langsung mempertanyakannya pada Langit. Tapi, ia selalu kehilangan momen yang pas. Barulah kali ini ia mendapati momen tersebut.“Ya, karena aku suka sama kamu, Bii. Nggak ada alasan lain.”“Heleh. Bohong. Gita aja bilang kalo lo masih belum bisa move on sama yang dulu.”Langit menyunggingkan senyumnya. Ia mengubah arah tubuhny
Last Updated : 2023-06-23 Read more