“Gadis mana yang kau maksudkan? Aku tak paham kalau kau tak menyebutkan namanya.” Dahi Andika mengerut, tak mengerti siapa yang dimaksud.“Tentu saja gadis yang melayani aku kemarin saat di rumahmu itu. Dia tak memberitahukan namanya walaupun aku meminta, bukankah gadis itu sangat menarik sekali?” kekeh Jack dengan senyuman tipis terukir di bibirnya. Tangan Andika mengepal dengan kuat, rahangnya mengeras, dengan gigi terus bergemeretak sedari tadi. Namun, ia harus menahan amarahnya di sini, lantaran tak ingin membuat pertemanan bisnis dengan Jack hancur berantakan.“Akan aku pertimbangkan, tetapi kalau dia tak mau aku tidak bisa memberikannya kepadamu,” terang Andika, ia langsung mengambil posisi duduk di seberang Jack.Jack menatap Andika dengan dalam, bibirnya terus tersenyum dari tadi. “Tak masalah bagiku, yang paling penting kau telah menyetujuinya. Soal dia mau atau tidak, aku akan membujuknya dengan berbagai cara.”
Baca selengkapnya