Semua Bab Menikahi Suami Palsu: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

Atmosfer di ruang mediasi pengadilan agama terasa memanggang Bimo hidup-hidup. Panas dan makin lama makin sempit menyesakkan dada. Setiap pembuluh darahnya berdenyut cepat, mengimbangi betapa mendidih emosinya saat ini. Tak disangka kalau kepergian Wendy tanpa jejak beberapa waktu lalu ternyata untuk menyeretnya ke pengadilan agama. Bimo menyandarkan punggung ke kursi, menarik napas sekadar mempertahankan bahwa di sini dia harus tetap waras walau sejujurnya ingin memaki orang-orang yang mau saja meladeni permintaan Wendy. Selain itu, entah sudah berapa lama Bimo tidak berdekatan dengan gadis yang menatapnya tajam penuh dendam. Di dapur hotel, dia juga jarang bertemu Wendy. Apakah dia memutuskan resign di saat karier cemerlang? Melepas semua mimpi demi emosi sesaat? Bimo ragu. Mana mungkin Wendy akan nekat melakukan hal semacam itu? Tapi, dia sudah menggugatmu, Bim! Sadarlah!Bimo melonggarkan kancing teratas kemeja bermotif garis vertikal itu, udara di sekeliling dirasa makin menipi
Baca selengkapnya

Bab 32

Hal apa lagi yang lebih menyenangkan daripada membanting adonan tepung agar menjadi kalis? Melampiaskan kemarahan di balik kinerjanya yang dinilai gila-gilaan. Padahal sebagai pemegang tanggung jawab cold kitchen, Wendy cukup mengawasi tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga seperti commis atau cook helper. Namun, berdiri bagai mandor seperti yang Bimo lakukan sehari-hari tak lantas membuat hatinya setenang riak sungai. Sepulang dari pengadilan, Wendy tak langsung kembali ke kontrakan. Dia memilih menenggelamkan diri di dapur bersama rekan kerjanya di shift kedua, mengabaikan bisikan bahwa keretakan rumah tangganya bukan sebuah rahasia lagi.Akibatnya, Wendy sempat dipanggil oleh pihak atasan yang sangat menyayangkan kejadian ini terjadi perusahaan. Bukan hanya Wendy, melainkan Bimo juga agar tidak selalu perempuan yang menjadi tempatnya salah. Meski tidak ada perintah pemecatan, namun surat peringatan yang diterima mereka menjadi cambuk baru. Belum pernah sekali pun Wendy atau Bimo me
Baca selengkapnya

Bab 33

"Kamu yakin, Wen?" tanya Lucy saat menerima surat pengunduran diri Wendy. Jujur saja, sangat disayangkan hal seperti ini sampai melebar ke mana-mana terutama pekerjaan. Bukan berarti manajer itu menggampangkan masalah yang sedang dihadapi Wendy. Dia paham tidak semua orang bisa setegar Wendy atau perempuan lain yang mendapati suaminya mendua dan terpaksa memilih melepaskan daripada mempertahankan hubungan penuh tekanan batin. Hanya saja, kalau sampai merelakan cita-cita yang dimimpikan berarti Wendy benar-benar berada dalam kondisi terpuruk.Dia hanya melenggut tanpa berani membalas tatapan penuh iba atasannya. Wendy tidak ingin dikasihani, melainkan butuh support kalau keputusannya mengundurkan diri dari posisi yang sudah diraih selama beberapa tahun tidak menimbulkan penyesalan besar di masa depan. Dalam hati, Wendy menyemangati diri sendiri dengan tempat persembunyiannya selama masa mediasi berlangsung. Birunya laut yang tenang serta semilir angin menerbangkan kegundahannya terbaya
Baca selengkapnya

Bab 34

Dia melompat ke dalam air, menyatukan diri ke dalam riak ombak tenang di bawah gumpalan kapas putih berserta birunya langit yang tercermin ke laut. Menyaksikan secara langsung indahnya terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya. Dia disambut penghuni laut aneka warna saat memberikan remah roti dicampur air dalam botol minuman bekas. Salah satunya adalah ikan nemo tampak malu-malu mendekat, siripnya bergerak-gerak cepat mengikuti arus laut membuat ikan kecil itu makin menggemaskan. Sementara, jejak-jejak matahari menembus permukaan laut menciptakan pola garis yang meliuk-liuk mengikuti riak. Selain itu, gradasi biru kehijauan perairan di pesisir barat Lombok menjadikan Gili Nanggu salah satu surga dunia. Belum lagi hamparan pasir putih hasil pecahan karangan tampak berkilauan nan lembut seperti berada di atas ribuan butir kristal. Wendy berenang sebentar, menjelajahi beberapa spot untuk menikmati eksotisnya pemandangan Gili Nanggu yang tak kalah menawan dengan daratan Lombok. Ad
Baca selengkapnya

Bab 35

"Sebaiknya kita pulang, Ris, aku beneran capek," tolak Bimo melepas rangkulan Risya. Yang diajak bicara menggerutu, mendahului langkahnya meninggalkan Bimo sambil mengentak-entakkan kaki tak terima bagai anak kecil yang tidak mendapatkan sbeuah lolipop. Bukan hanya sekali, tapi sudah ketiga kalinya Risya gagal mengajak Bimo untuk bermalam bersama. Bahkan saat dia datang ke sini, Risya yang ingin tinggal berdua selagi Wendy tidak ada pun juga tak diterima secara terbuka. Seakan di balik pintu apartemen mewah Bimo menyimpan jutaan rahasia yang sulit ditembus Risya. Dia mengira setelah menghilangnya gadis itu, semua yang diinginkan Risya bakal tercapai dengan mudah. Namun, kenyataannya, Bimo malah membangun sebuah dinding transparan sampai-sampai kebersamaannya terasa berbeda. Bimo menjadi lebih dingin sekali pun masih memancarkan senyuman dan tatapan teduh dari wajah tampannya. Setiap kali terdiam, lelaki itu seakan tenggelam dalam dasar pikirannya sendiri. Sehebat itukah efek yang d
Baca selengkapnya

Bab 36

Hiruk pikuk warga desa Tawun menjadi selalu daya tarik tersendiri di mata Wendy saat diajak oleh istri Sunardi--nelayan merangkap sebagai tour guide--melihat barang dagangan yang dijual di sepanjang jalan desa. Mulai dari alat-alat masak, alat mandi, kebutuhan pangan seperti; beras, daging, sayur-mayur, buah-buahan, hingga pakaian tersedia di sini. Tak luput pula ada yang menyuguhkan kebutuhan papan juga kosmetik dengan berbagai macam harga. Terik matahari mulai merangkak naik ke ubun-ubun tak menyurutkan pedagang untuk menjajakan barang-barang yang agak susah didapat di desa.Perempuan berkulit eksotis dengan cepol rambut di samping kiri Wendy ini bercerita kalau pasar kaget seperti ini selalu ditunggu-tunggu sebagian besar warga daripada harus ke kota. Wendy mengangguk-angguk paham menyadari jarak tempuh dari desa ke pusat kota Mataram saja butuh waktu hampir dua jam dengan mobil. Belum lagi harus merogoh kocek lebih dalam untuk ongkos perjalanan yang bisa saja dua kali lipat dari h
Baca selengkapnya

Bab 37

Mengenakan hoodie biru gelap seraya merangkul lutut memandangi riak laut yang tak kenal lelah mendekati hamparan pasir putih di sepanjang pinggir pantai Sekotong. Duduk di atas dipan kayu dialasi tikar anyaman pandan berwarna merah, Wendy mengamati Ketut tengah berbincang dengan Ali di depan warungnya seraya mengipasi ikan tenggiri yang sudah dibalur perasan jeruk nipis dan garam. Asap mengepul yang mengitari dua lelaki itu tak mengganggu obrolan seputar makanan. Sesekali Ketut memuji jajanan yang sempat Ali hidangkan berupa dodol rumput laut aneka warna yang manis juga kenyal dan minuman tuak manis yang menyegarkan.Setelah ikan terlihat matang, Ketut menaruhnya di atas piring kemudian menghiasnya dengan irisan bawang merah, cabai, daun selada, tomat dan potongan jeruk nipis. Selain itu, bukan sambal kecap yang bakal menemani ikan bakar ini melainkan sambal kacang yang baru dihangatkan. Ali terpukau kala Ketut mampu menyulap makanan sederhana tersebut terlihat mewah dan berkelas samp
Baca selengkapnya

Bab 38

Selagi hafal daerah yang sudah dijelajahi seorang diri, Wendy mengajak Ketut untuk mengintip nirwana yang ada di Sekotong barat daya. Sebuah gili yang masih sangat sepi yang menyajikan aneka terumbu karang tanpa harus menyewa kapal lagi. Mengenakan celana olahraga biru dongker, kaus senada yang sangat longgar, dan sandal gunung penampilan Wendy mirip gadis yang ada di siaran petualang. Manalagi slayer merah bermotif retro menutup kepala agar terhindar dari sengatan matahari, tak lupa kacamata hitam menggantung di batang hidung mancung Wendy. Dia duduk di bagian depan perahu motor merasakan angin berhembus cukup kencang menerpa wajah juga mengacak-acak rambutnya yang diikat ekor kuda. Jujur saja, Ketut sempat terpesona akan penampilan gadis itu yang sangat jauh berbeda dari keseharian. Kulit kuning langsat yang mulai eksotis menambah daya pikat seorang Wendy Aurelia. Diam-diam Ketut mengabadikan setiap ekspresi Wendy tengah mengagumi pulau seribu masjid ini melalui kamera SLR. Gadis i
Baca selengkapnya

Bab 39

Kepulan asap keluar dari mulut juga lubang hidung Bimo ketika lelaki itu menyesap batang tembakau yang ke sekian kali sebagai pelipur lara. Membumbung tinggi hingga lenyap ditelan udara. Abu rokok berceceran di balkon apartemen itu tertiup angin malam di bawah sendu rembulan yang menemani Bimo. Puntung-puntung lain juga terserak di lantai dan menjadi saksi bisu betapa gundah gulana hati pria yang ditinggal istrinya itu. Efek nikotin terlanjur membaur di dalam darah, namun tak selalu berhasil menenangkan pikiran dan ledakan emosi sempat menghilangkan kewarasan Bimo."Di mana istriku!" pekiknya pada Ketut usai menerima sepucuk surat dengan tulisan tangan Wendy. Dicengkeram kerah baju koki lelaki berlesung pipi itu dan melayangkan pandangan tajam menusuk sanubari. Buku-bukunya memutih menahan keinginan untuk tidak melayangkan bogeman ke arah wajah yang membalas tatapannya tanpa gentar.Raut muka Bimo memerah bukan main sampai-sampai karotisnya terlihat jelas dengan hidung kembang kempis.
Baca selengkapnya

Bab 40

Memulai hidup baru berarti siap dengan tantangan baru. Setidaknya itu yang sedang dicamkan Wendy dalam kepala manakala kendaraan roda empat membawanya ke Tanjung. Sebuah kota cantik di Lombok Utara yang menawarkan keindahan lain seperti Sekotong. Dia melipat tangan usai membuka kaca mobil, menopang dagu seraya merasakan semilir angin subuh masuk ke dalam pori-pori kulit. Rambut yang diikat ekor kuda itu bergoyang tak beraturan mengikuti udara yang membelainya. Sementara bias mentari sudah mengintip di balik bukit-bukit yang mengelilingi Sekotong bagai membuka gerbang perpisahan tuk melepas kepergian Wendy. Dia menaungi mata lentiknya dengan sebelah tangan, menarik lebar garis bibirnya sampai muncul semburat merah di pipi. Pantai-pantai yang terlihat sejauh mata memandang yang memantulkan cahaya matahari bagai kumpulan berlian raksasa berkilauan, membuat Wendy kembali ditarik ke masa-masa dirinya dilanda dilema. Laut menemani Wendy dalam suka-duka, menyajikan keagungan Tuhan bahwa mas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status