"Loh, sudah pulang, Buk?" tanya bungsuku yang sedang membersihkan motor kesayangannya di depan rumah.Motor yang aku hadiahkan saat dia pertama bekerja. Saat itu aku pikir, jika aku memberikannya motor impiannya, dia akan semangat untuk bekerja. Tapi kenyataannya sungguh berbeda.Aku tersenyum tipis, melangkah mendekat ke arahnya. "Iya, Mar.""Kok tumben, Buk? Biasanya pulang jam empat sore," tanyanya lagi dengan kening berkerut."Iya, Mar. Hari ini ibu pulang cepat," jawabku."Memang kenapa pulang cepat, Buk? Ada masalah di pabrik?" tanya Damar lagi. Tampaknya dia penasaran dengan sebab aku pulang lebih cepat. Karena memang aku selalu pulang sore setiap hari.Aku menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Damar harus tahu jika aku berhenti bekerja mulai hari ini. Aku harus memberitahunya sekarang.Sudah sejak anak-anak kecil aku bekerja. Aku sudah terlalu lelah. Kini aku sudah tua, sudah saatnya aku berhenti bekerja."Ada yang ingin ibu sampaikan padamu, Mar. Bisa kita b
Read more