Akhirnya, Pedang Tapak Sepuluh yang pernah kubaca dalam kitab kerohanian istana, benar-benar membelah jiwaku menjadi dua bagian lalu terhempas ke tanah. Sedang Sri Dewa, sang malaikat pencabut nyawa, tetap berdiri gagah dan garang sambil membawa pedang tersebut.Janji para dewa itu sungguh nyata!Bahwa manusia diciptakan melalui rahim ibunya, kemudian lahir dan mengemban apa yang menjadi tugasnya seperti yang tertulis di buku langit, sembari menunggu ajal tiba. Dan kini aku benar-benar merasakannya. Tentang bagaimana sakitnya Pedang Tapak Sepuluh membelah jiwa ini. Pedang yang bertugas memisahkan roh dari ragaku. "Sri Dewa, kenapa ... kamu tega melakukan ini padaku?" tanyaku dengan tubuh terbelah tak berdaya di atas tanah. Pedang Tapak Sepuluh tidak lagi memancarkan cahaya karena tertutupi oleh goresan jiwaku. "Sudah menjadi catatan langit jika hari ini aku memiliki tugas untuk mencabut nyawamu, Putra Mahkota Majafi.""Tapi, aku belum menyelesaikan tugasku sebagai Putra Mahkota. B
Last Updated : 2023-04-28 Read more