Sekarang, hati Owen sudah dipenuhi dengan luka. Selain itu, dia sudah memutuskan untuk melupakan perasaannya terhadap Theresa dan memulai kehidupan baru. Bagaimana mungkin dia bisa menerima Theresa lagi?“Owen, apa kamu benar-benar tega bersikap begitu kejam terhadapku?” tanya Theresa sambil menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia menatap Owen dengan ekspresi terluka dan menahan air matanya agar tidak mengalir.“Aku bukannya kejam. Hanya saja, jodoh di antara kita sudah berakhir. Kalau kamu bersedia, kita masih bisa berteman. Tapi, kita sudah nggak mungkin bersama kembali,” jawab Owen dengan acuh tak acuh.“Oke, kamu sendiri yang bilang, ya! Jangan nyesal!” Theresa sangat sakit hati. Dia sudah kehilangan keberanian untuk menghadapi kekejaman dan kedinginan Owen. Dia pun membalikkan badannya dan berlari pergi. Hanya saja, begitu dia berbalik, air matanya sudah tidak terbendung dan mengalir keluar.“Dasar bajingan!” Rachel sudah sangat kesal. Dia memelototi Owen dengan sengit, lalu buru-buru m
Read more