"Kamu bilang apa ...?" Bayu menatap Adelia lekat, dia tak percaya apa yang telah diucapkan gadis itu. Ada yang menghantam dadanya, membuat ketakutan berpendar disorot matanya. Bayang-bayang kehilangan Adelia berkelebat di ruang mata. "Aku yakin kamu mendengar dengan sangat baik, Mas. Aku ingin kita bercerai." Lagi, Adelia mengulang perkataannya. Jangan ditanya bagaimana perasaan gadis itu sekarang. Rasa-rasanya, ada tangan berduri yang meremas jantungnya sangat kuat. Adelia tak mau munafik, sejak kebersamaannya dengan Bayu, ada cinta yang bertunas di dada. Meski dia mati-matian membunuh rasa agar tak berkembang, tetapi tetap saja bertumbuh dan menyemak liar di relung hati. Namun, harus bagaimana lagi, dia tak mau egois dengan mempertahankan Bayu. Bukankah sejak awal tak ada apa pun di antara mereka. Bayu menggeleng pelan, dia mencoba meraih tangan Adelia kembali, tetapi gadis itu mengelak. Dia berjalan menjauh, mendekati boks bayi, di mana Nika tidur. "Adel, jangan hukum aku sebera
Read more