Home / Romansa / Menjadi Janda di Malam Pertama / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Menjadi Janda di Malam Pertama: Chapter 21 - Chapter 30

139 Chapters

Bab 15 MJDMP A

Bab 15 MJDMP"Lho, Bib? Kok shubuh-shubuh sudah di dapur? Habib perlu apa?" tanya Anjani seraya memandang sepanci air di atas kompor yang menyala dan sebuah ember yang berada di sisi kaki dr. Ahmad dengan bertanya-tanya.dr. Ahmad terlonjak kaget mendengar pertanyaan Anjani. Ia sampai memegang dada demi menetralkan deguban jantung yang tiba-tiba terasa dua kali lebih cepat dari biasanya."Ya Allah, An, kaget saya!" ucapnya reflek."Maaf, Bib, bukan bermaksud mengageti. Saya pun kaget melihat Habib sudah berada di dapur pagi-pagi buta seperti ini. Habib ada perlu apa? Biar saya bantu," tawar Anjani ramah.dr. Ahmad menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bingung harus menjawab Anjani dengan jawaban seperti apa."Itu masak air untuk apa, Bib? Biar saya bantu, ya? " tawar Anjani tanpa basa-basi."Oh, tidak perlu, saya bisa sendiri," jawab dr. Ahmad cepat dan sedikit salah tingkah."Maaf, Bib, tapi untuk apa ya masak air banyak banget?" tanya Anjani sekali lagi."Ehm ... Itu—." dr. Ahm
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 15 MJDMP B

Anjani lalu membalikkan badannya untuk kembali ke dapur, namun Zahira yang tiba-tiba terlihat berlari ke arahnya membuatnya mengurungkan niat."Hai, Mbak," sapa gadis lucu itu pada Anjani."Hai, Sayang, sudah bangun nih?""Sudah dong, Mbak. Mbak Anjani masak apa nih? Zahira bantuin yuk!" celoteh Zahira."Wah, sayang sekali, Mbak sudah selesai masaknya, tadi hanya bikin roti maryam untuk sarapan," jawab Anjani dengan nada sesal sebab tidak mengajak Zahira ikut serta dalam aktifitas masaknya pagi ini."Yah, tumben cepat, Mbak, masaknya?" jawab Zahira dengan raut sedihnya."Iya, Sayang, sebab Mbak Anjani harus siap-siap untuk mengantar Zahira ke sekolah." kali ini dr. Ahmad yang menjawab."Hai, Dad," sapa Zahira pada Daddynya yang sedang mencomot croissant buatan Anjani."Hai, Sayang," jawab dr. Ahmad."Emang bener Zahira sekolah diantar Mbak Anjani? Bukan sama Daddy seperti biasanya?" tanya Zahira kritis."Tetap sama Daddy, tapi juga sama Mbak Anjani," jawab dr. Ahmad seraya membawa Zah
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 16 MJDMP

Bab 16 MJDMP"Oh, ya? Lalu bagaimana? Sudah sejauh apa pembahasan kalian?" tanya Ummi Fahira penasaran."Ya, Ahmad lumayan banyak dapat info soal latar belakang Anjani," jawab dr. Ahmad seraya membenarkan posisi duduknya."Oh, ya? Jadi gimana?""Anjani berasal dari desa Sumber Asri, ternyata dulu Ahmad pernah ada tugas penyuluhan di sana. Jadi untuk desa itu bagi Ahmad cukup familiar," terang dr. Ahmad membuat Ummi Fahira tersenyum."Tidak ada suatu yang kebetulan di dunia ini, Nak. Ada yang bilang, sebenarnya kita pasti pernah dipertemukan dengan jodoh kita tanpa sengaja sebelum akhirnya menikah. Macam Allah sudah mulai mendekatkan dan mengaitkan hati satu sama lain.Mungkin saja, tugas penyuluhan kamu di sana saat itu memang salah satu jalan Allah untuk mendekatkan kamu dengan jodoh kamu, Anjani," terang Ummi Fahira yang memberikan kesimpulan berlebih."Aamiin, ya semoga saja seperti itu, Mi, Ahmad juga sudah sangat mengharapkan pernikahan ini," jawab dr. Ahmad dengan pandangan mene
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

bab 16 MJDMP B

Setelah beres bersiap-siap, dr. Ahmad segera bergegas menuju meja makan untuk sarapan, di sana Ummi dan juga putrinya sudah menunggu untuk sarapan bersama, tak terkecuali Anjani yang sudah duduk di sisi Zahira.dr. Ahmad melangkahkan kakinya menuju meja makan, namun langkahnya tidak menuju ke arah kursinya, melainkan ke arah kursi yang ditempati Anjani. Ia lalu menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat dengan isi tebal pada Anjani."Sesuai janji saya semalam, An," ucapnya pelan."Terima kasih, Bib," jawab Anjani sedikit sungkan."Sama-sama."dr. Ahmad kemudian beralih ke kursinya. Mereka berempat kini menikmati sarapan dengan menu roti maryam yang sudah dihidangkan oleh Anjani. "Kamu kok pinter ngolah resep masakan arab, An? Apa sudah terbiasa sebelumnya?" tanya dr. Ahmad saat mencicipi roti maryam buatan Anjani dengan tekstur yang sempurna."Tidak, Bib, sejujurnya saya asing dengan masakan-masakan arab, namun berbekal buku resep yang diberikan Ummi Fahira, Alhamdulillah saya b
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 17 MJDMP A

Bab 17 MJDMP"Maksudnya, Bib?""Nggak ada maksud. Dah buruan naik, nanti keburu telat!" titah dr. Ahmad yang mau tak mau harus dituruti oleh Anjani sebab tidak ada pilihan lain.Anjani menaiki tempat di sisi dr. Ahmad seraya menggendong Zahira, kemudian mendudukkannya di pangkuan. Setelah memastikan semua pintu terkunci sempurna, dr. Ahmad mulai melajukan mobilnya dengan diawali bismillah.Sementara mobil berjalan, seperti biasa, Zahira hanya terdiam sembari membaca setiap tulisan di jalan dalam hatinya, sedangkan Anjani justru merasa canggung berada dalam posisi dekat dengan bib Ahmad yang ia rasakan sering memperhatikannya secara mendetail. Namun Anjani terus berusaha menyembunyikan kecanggungannya."An." dr. Ahmad membuka percakapan di tengah hening yang menjadi dinding tak kasat mata di antara mereka. Membuat Anjani sedikit terkejut."Ya, Bib?""Apa kamu sudah memikirkan rencana untuk usaha sampingan kamu?" tanya dr. Ahmad yang sengaja mencari-cari bahan untuk bisa mengobrol denga
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 17 MJDMP B

Sementara dr. Ahmad memberi penjelasan, Anjani justru sibuk terkagum dan mengucap syukur sedalam-dalamnya, sebab telah dipertemukan dengan majikan yang begitu baik padanya."An, kamu dengar saya, kan?" tanya dr. Ahmad saat mendapati Anjani tak kunjung memberi respon terhadap sarannya."Saya dengar, Bib." Anjani terkesiap, dan segera menjawab."Jangan terlalu fokus memandangi saya seperti itu, An, nanti kamu bisa naksir sama saya," goda dr. Ahmad membuat pipi Anjani bersemu merah. Hal itu tentu saja membuat dr. Ahmad kembali bereaksi sebagai seorang lelaki yang menaruh harap untuk memiliki."Ya Allah, An, saya semakin tak sabar untuk segera halal membelai pipi kamu yang memerah seperti itu. Tak sabar ingin segera merasakan hangatnya dengan jari jemari dan bibir saya ini," batin dr. Ahmad diiringi degub jantung yang saling bersahutan bak suara gendang ditabuh."Astaghfirullah." dr. Ahmad beristighfar dalam hati kemudian mengalihkan pandangannya dari Anjani yang sedang tertunduk malu-mal
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 18 MJDMP A

Bab 18 MJDMP"Mama barunya Zahira ya, Bib?" tanya seseibu dengan gincu merah mewarnai bibirnya.dr. Ahmad menoleh ke arahnya."Belum, Bu," jawabnya ramah."Oh, maksudnya calon, ya, Bib?" desak seseibu dengan dandanan menor itu."Belum juga, Bu.""Lha, terus?""Baru kandidat," jawab dr. Ahmad singkat, padat namun jelas."Oh, begitu, semoga lancar ya, Bib. Pinter aja nyarinya yang daun muda," celetuknya tidak beradab."Baik, kalau begitu saya permisi dulu ya, Bu." dr. Ahmad berpamit sebab tak ingin lebih lama diintrogasi oleh kaum emak-emak.Sudah menjadi hal yang mashur di kalangan wali murid bahwa Zahira hanya memiliki Daddy. Tak jarang mereka yang bergelar janda mencoba mendekati Zahira untuk mengambil hati sang Daddy, namun walau begitu tak ada satupun yang berhasil melakukan aksinya.Sementara di sisi lain, Zahira yang baru bergabung bersama teman-temannya mulai ditanya-tanya."Zah, itu mama kamu?" tanya salah satu teman Zahira seraya menunjuk Anjani."Bukan, Mama aku kan sudah di
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 18 MJDMP B

Waktu menunjukkan pukul 10.30 saat bel pulang dibunyikan. Satu persatu murid TK Ar-Rahmah keluar dari ruangan dan berlari berhamburan ke arah orang tua masing-masing.Biasanya, hanya Zahira yang merasa tenang tetap berada di dalam kelas sampai Bu Yuyun menginformasikan bahwa Daddy-nya sudah datang. Tapi kali ini, Zahira melakukan hal yang sama seperti teman-temannya. Ia menyambut waktu pulang dengan exited, turut berlari menghampiri Mbak Anjani yang sejak tadi setia menungguinya."Hai, Mbak," sapa Zahira riang."Hai, Sayang, sudah selesai sekolahnya?" tanya Anjani yang dibalas anggukan kepala oleh Zahira."Oh, iya, biasanya Zahira kalau pulang dijemput siapa?" tanya Anjani yang bingung hendak membawa Zahira pulang dengan apa."Biasanya Daddy yang jemput, Mbak. Tapi agak telat, nanti dikasih tahu sama Bu Yuyun kalau Daddy sudah mau sampai," jawab Zahira polos."Oh, ya, Bu Yuyun, ya? Zahira belum kenalin Mbak sama Bu Yuyun, lho!" sahut Anjani mengingatkan. "Mau kenalan sekarang, Mbak?
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 19 MJDMP A

Bab 19 MJDMP"Memangnya Mbak Anjani mau jadi Mama Zahira, Dad?" tanya Zahira polos, sembari memandangi Daddy dan Mbak Anjaninya bergantian.Sedangkan Anjani kini tengah merasakan serangan di jantungnya, entah mengapa, degub jantungnya mendadak kencang mendengar pernyataan bib Ahmad.Hari ini, sudah dua kali ia mendapati ungkapan yang mengarah ke sana. Pertama dari seseibu bergincu merah, dan kali ini dari mulut bib Ahmad sendiri."Ya Allah, apa maksudnya bib Ahmad bicara seperti itu?" batin Anjani seraya meremas tangan yang mendadak merasa kedinginan."Bukan begitu maksudnya, Nak. Daddy hanya tanya, seandainya Zahira punya Mommy seperti mbak Anjani apa Zahira akan merasa bahagia?" tanya dr. Ahmad sekali lagi."Memangnya kenapa Daddy tanya seperti itu?" tanya Zahira balik. Anak yang sangat cerdas dan kritis itu memang pandai membaca situasi."Daddy suka ya, sama Mbak Anjani?" lanjutnya lagi dan cukup membuat dr. Ahmad terkesiap.dr. Ahmad tersenyum, "Daddy bertanya seperti itu, sebab i
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 19 MJDMP B

"Zahira mau, Mbak Anjani jadi Mommy Zahira, aslakan Daddy dan Mbak Anjani juga mau," jawab Zahira membuat dr. Ahmad bernafas lega dan berucap hamdalah dalam hati.Restu dari Ummi dan Zahira sudah dikantonginya, tinggal persetujuan Anjani yang harus didapatkannya.Sedangkan Anjani sendiri, kini perasaannya menjadi campur aduk. Ada rasa deg-degan, takut, dan tak menyangka menjadi satu. Ia speach less dan bingung menentukan sikap di hadapan dr. Ahmad dan Zahira. Yang bisa ia lakukan hanya diam dan menundukkan pandangan."Makasih ya, Sayang.""Sama-sama, Dad," balas Zahira kemudian menoleh ke arah Anjani."Kok mbak Anjani diam aja sih?" celetuk Zahira membuat Anjani salah tingkah, pemandangan itu sungguh membuat dr. Ahmad terhibur."Mungkin Mbak Anjani masih mencerna percakapan kita, Nak. Nggak apa-apa, untuk selanjutnya, nanti biar Daddy yang bicara langsung sama Mbak Anjani. Zahira doakan ya, semoga Daddy diterima," ucap dr. Ahmad setengah berbisik, namun tetap terdengar oleh Anjani. Ha
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status