"Astaghfirullah! Dijaga ucapannya bu Rasti, jangan sampai tuduhan ibu ini malah menjadi bumerang bagi ibu sendiri. Bu Hanum tidak mandul, saya jamin itu, sebab Hanum dulu pernah mendatangi saya untuk melakukan tes kesuburan, dan hasilnya baik." Dokter yang menggunakan jilbab lebar itu menggeleng-gelengkan kepalanya."Tidak apa-apa, dok. Saya sudah biasa mendapatkan tuduhan seperti itu," sahut Hanum berusaha tegar. "Beruntung lah laki-laki yang menikahimu, Nak, dan celakalah laki-laki yang menyia-nyiakanmu." Telak, kalimat dokter Amina mampu menghunus sanubari Arash. Pria itu seketika mematung, Arash bener-bener tersindir. Sebenarnya jauh di dalam hatinya, Arash menyesal atas tindakannya menikahi Rasti.Cinta yang kerap dia gaung-gaungkan selama ini, nyatanya tak membuat pernikahan yang dia jalani dengan wanita itu berjalan indah, yang ada hanyalah rasa penyesalan tak bertepi. Tapi apa mau di kata? Nasi sudah menjadi bubur, sudah kadung terjadi."Kalau begitu silahkan keluar, ya. Pem
Read more