Part 84“Tur, ada yang menelpon,” kata Ibu sambil mengulurkan ponsel yang tadi masih ada di saku jaket.Rasyid memanggil. Aku segera menekan tombol angkat. “Gimana, Syid?”“Sekar pergi sama cewek yang tadi marah-marah ke warung, Mas. Mereka naik motor bersama dan Sekar kelihatan memeluk erat dari belakang. Eh, mereka ‘kan sama-sama cewek ya, Mas,” jawab Rasyid.“Ok, terus, kamu ikuti?” tanyaku lagi.“Enggak, Mas, aku kehilangan jejak.”“Baik. Gak papa, kamu coba cari tahu nama gadis yang tadi sama Sekar dan kalau bisa, cari info sebanyak-banyaknya!”“Iya, Mas,”“Ndis, Ayah pergi sebentar, ya? Kamu nanti makan sama Eyang,” kataku yang sudah tidak tahan ingin tahu tentang Sekar dan temannya itu.Mengambil langkah cepat menuju halaman depan rumah, tempat mobil terparkir, lalu mengendarai motor dengan cepat.Rumah Sekar terlihat lengang. Hanya kicauan burung milik tetangganya yang terdengar. Pintu rumah langsung dibuka saat aku baru saja turun dari motor. Wanita yang memintaku datang kema
Last Updated : 2023-10-25 Read more