"Gimana, sih, Mas! aku kan sudah bilang lewat WA, tadi!" sungutnya sembari menghentakkan kaki. Pantas saja tadi Mas Hilman sempat melihat ponsel. Ternyata itu dari Silvi."Ya, gimana Dek! Mas lupa. Besok saja, pulang kerja kubelikan," bujuk Mas Hilman.Aku melirik malas. Silvi persis seperti anak kecil. Mas Hilman, juga. Dia terlalu memanjakan adiknya."Jadi, Silvi sudah pesan Mie ayam. Kenapa bisa lupa sih, Man-Man ... gak biasanya juga kamu mengabaikan permintaan Silvi," sahut Ibu, matanya melirikku sinis, seakan aku yang membuat Mas Hilman lupa."Mas, kita shalat sekarang. Udah adzan Maghrib juga," ajakku."Eh, Rin! kamu gak liat, Ibu belum selesai ngomong sama Hilman? shalat duluan sana!" sungut Ibu. Benar sekali dugaanku, Ibu akan seterusnya seperti ini. Mertuaku itu seolah mencari gara-gara. Niat hati ingin mengalihkan pembicaraan, eh, malah jadi salah lagi."Yaudah, Mas. Aku shalat duluan, ya," ucapku, kemudian memasuki kamar."Arini ngomong apa saja sama kamu!" suara Ibu terde
Last Updated : 2023-03-28 Read more