Saat ini aku sudah berdiri di depan rumah Bapak dan Ibu. Aku bingung, harus masuk atau tidak. Kalau mereka bertanya kenapa aku mencari Mutia, aku harus menjawab apa, tapi kalau hanya berdiri di sini, mana aku tau Mutia ada dimana.Saat aku sibuk dengan pikiranku, tiba-tiba Ibu keluar."Loh, Putra. Ngapain malem-malem berdiri di sana? Ayo masuk. Ibu mau ke warung depan sebentar, stok kopi bapakmu sudah habis soalnya." "Ahh, iya, Bu. Aku masuk. Emmh, atau Ibu mau kuantar?" tanyaku."Tidak perlu, kamu masuk saja temani bapakmu. Warung 'kan deket, Put." Ibu terkekeh pelan. Aku hanya tersenyum canggung, pasti Ibu tau aku hanya basa basi.Di dalam rumah kulihat Bapak sedang menonton acara TV. Aku pun mendekatinya."Assalamu'alaikum, Pak." Aku mencium tangannya dengan takzim."Wa'alaikumsalam warohmatulloh, sendirian kamu, Put?" tanya Bapak. Dia menurunkan kacamatanya sampai batas hidung, lalu menaikannya kembali."Iya, aku sendirian, Pak." Aku memaksakan untuk sedikit tersenyum."Hhhh. Ba
Last Updated : 2024-10-29 Read more