Home / Pernikahan / Terpaksa Menikahi CEO Arogan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO Arogan: Chapter 11 - Chapter 20

122 Chapters

Chapter 10

“Ini benar kau yang masak?”Kendrick memperhatikan menu makan siang yang sudah tersusun rapih di meja makan berbentuk persegi panjang, lalu menatap Vindry yang duduk di sisi kanannya. Istrinya itu mengangguk dan tersenyum.“Aku yang memasak, mommy dan bibi hanya memantau saja. Kenapa? Tampilannya tidak meyakinkan ya?”Mommy dan Bibi hanya terdiam memperhatikan pengantin baru yang sedang berbincang. Kendrick memperhatikan menu yang tersaji, menurutnyaa tidak buruk. Sedangkan Vindry mengambilkan sepiring nasi dan ayam saus lada hitam, lalu dihidangkan dihadapan Kendrick.“Kalau memang tidak enak, tidak usah dihabiskan,” ucap Vindry dengan lembut, senyum manisnya tidak luntur sedikitpun.Kendrick hanya bergeming memperhatikan piring dihadapannya saat ini, ragu untuk menyentuhnya. Sedangkan Vindry menunggu suaminya itu untuk menyicipi masakannya. Mommy yang melihatnya ikut gemas.“Kendrick, kau harus cobain masakan Vindry,” titah Mommy penuh penekanan, membuat Kendrick menatapnya.“Mommy
Read more

Chapter 11

“Mommy masih ada di dalam?”Vindry mengangguk, ia mengambil alih tas dan jas milik Kendrick. Vindry selalu mencoba untuk menjadi istri yang baik, patuh dan cekatan. Seperti saat ini, saat mendengar klakson dari Kendrick, Vindry segera keluar.“Mommy menunggumu, aku tidak tahu apa yang akan mommy katakana,” ucap Vindry lembut, sedangkan Kendrick menutup pintu mobil dan menguncinya.Kendrick merangkul pinggang Vindry, berhasil membuat Vindry mengerjapkan kedua matanya. Sikap manis yang ditunjukkan Kendrick saat ini, membuat Vindry berdeham perlahan, menetralkan perasaannya.“Kau sudah menyuruh mommy untuk pulang?” tanya Kendrick, disela-sela melangkah, nada suaranya datar.“Iya, tetapi mommy tetap ingin di sini, lalu aku harus tetap mengusir mommy?” tanya Vindry dengan pelan setelah mereka berada di teras.Kendrick menoleh, kedua maniknya bertemu dengan kedua bola mata coklat Vindry, mata yang selalu menunjukkan tatapan lembut dan tenang.“Berakting.”Vindry tersenyum dan mengangguk, ta
Read more

Chapter 12

“Apakah kita akan melakukannya?”Vindry menatap Kendrick yang sedang membaca majalah di sofa berwarna putih yang ada di kamar. Pertanyaan Vindry tidak membuat Kendrick mengalihkan atensi, bahkan pria dewasa tersebut menjawab tanpa menatap Vindry.“Aku tidak ingin membuatmu kecapean esok hari.”Vindry mengangguk mengerti, “Kau masih lama?” tanyanya, membuat Kendrick menatapnya. Hal tersebut membuat Vindry mengerjapkan kedua matanya, “Aku ingin mematikan lampunya.”Kendrick tidak merespon, menutup majalah dan menyimpannya pada meja. Kedua mata elangnya menatap Vindry yang duduk bersandar pada ranjang, berhasil membuat istrinya salah tingkah.“Lusa kau tidak ada kerjaan, kan?” tanya Kendrick, diangguki cepat oleh Vindry. Kendrick menatap datar Vindry, lalu berkata, “Besok kita akan melakukannya.”Vindry terkejut, “Maksudnya?” tanyanya, bingung dengan pernyataan singkat yang diberikan oleh Kendrick.“Besok selesai jam berapa?”Vindry mengerjapkan kedua matanya, “Sore sepertinya, tapi tida
Read more

Chapter 13

“Bettyana sedang sakit?”Vindry menggeleng, lalu tersenyum kepada pria setengah paruh baya mengenakan topi ‘Dad Hat’ berwarna hitam. Kedua matanya melirik Kendrick yang hanya memperlihatkan ekspresi datar, ia menyikut pelan suaminya.“Tidak, pak Aries. Aku memang sengaja mengantar Vindry, sekalian ingin meminta ijin,” ujar Kendrick, tersenyum tipis kepada Pak Aries. Hal itu membuat Pak Aries menaikkan sebelah alisnya.“Meminta ijin dalam rangka apa, tuan Kendrick?” tanya Pak Aries dengan sungkan, lalu melirik Vindry yang akan menjawab tetapi kalah cepat dengan Kendrick.“Kami akan honeymoon.”Vindry mengerjapkan kedua matanya, mendongak agar bisa menatap suaminya yang tinggi badannya menjulang. Lalu beralih menatap Pak Aries yang mengangguk mengerti, ia dapat melihat senyum menggoda dari Pak Aries.“Kalau seperti itu, kau tidak perlu ikut dalam casting, Vindry. Nanti akan aku kirimkan videonya kepadamu, kau boleh pulang untuk istirahat,” ujar Pak Aries, membuat Vindry menggeleng tegas
Read more

Chapter 14

“Kendrick? Tadi pagi kau bilang kalau yang menjemputku itu supir, tetapi sekarang ….”Vindry menatap Kendrick yang berdiri di depan carsport berwarna hitam, dirinya dihubungi oleh suaminya itu yang mengatakan berada diparkirann, dan benar-benar membuatnya terkejut sekaligus bingung.“Kau tidak senang dijemput olehku?”Vindry bergumam, menggeleng, lalu tersenyum kepada Kendrick yang memasang wajah datar. Ia berkata, “Aku sedikit terkejut, Kendrick.”Kendrick bersidekap dada, membungkuk dan menatap kedua bola mata coklat milik istrinya tersebut. Hal itu membuat Vindry mengerjapkann kedua matanya, memang bukan pertama kalinya Kendrick menatapnya seperti itu, dan itu hal wajar.“Aku harus memastikan kau tiba di rumah dengan selamat, dan tidak pergi ke tempat lain,” bisik Kendrick tepat di telinga Vindry, berhasil membuat Vindry bergidik geli dan otomatis menjauhkan telinganya.Vindry tersenyum gemas, “Kau tidak percaya kepadaku? Setipis itu kepercayaanmu terhadapku?” tanyanya, menatap se
Read more

Chapter 15

“Kau sedang membuat apa?”Vindry yang sedang di dapur pun menoleh, dan mendapati Kendrick yang sedang melepaskan jas hitam. Vindry melepas sarung tangan plastik, lalu menghampiri Kendrick dan menyalimi suaminya itu.“Kau kenapa tidak mengabariku kalau pulang cepat?” tanya Vindry, mengambil alih tas kerja dan jas milik Kendrick. Sedangkan Kendrick menuangkan air mineral ke dalam gelas dan meneguknya.“Kau tidak suka kalau aku pulang cepat?” tanya Kendrick, menatap datar Vindry yang melebarkan kedua matanya dan menggeleng kepala.“Bukan seperti itu … Aku kan bisa memasak lebih awal,” ucap Vindry, diiringi sebuah senyum manis.Kendrick melenggang pergi, membuat Vindry harus menghela nafas perlahann dan mengikuti langkah kaki suaminya. Tidak ada pembicaraan antara keduanya, hanya suara ketukan sepatu pantofel milik Kendrick, sedangkan Vindry menggunakan sandal slop berwarna putih.“Kau ingin mandi?” tanya Vindry setelah menyimpan jas milik Kendrick di keranjang baju kotor, menatap lembut
Read more

Chapter 16

“Kau tidak perlu ke bawah, aku sudah bilang ke bibi kalau kau tidak bisa jalan.”Vindry melebarkan kedua matanya, lalu memukul lengan Kendrick. Sedangkan suaminya itu menahan tangan Vindry, menaikkan sebelah alisnya.“Aku malu, Kendrick,” ucap Vindry pelan, dan Kendrick langsung mengerti.Tubuh keduanya hanya dibalut oleh selimut tebal, karena mereka tidak mengenakan sehelai benang. Kendrick menarik Vindry untuk mendekat, dan istrinya itu hanya menurut.“Kau istriku, bibi pun tahu. Jadi, kau tidak perlu malu,” ujar Kendrick, menatap kedua bola mata Vindry yang berwarna coklat.“Pokoknya aku malu. Awas, aku ingin membersihkann diri,” balas Vindry, mendorong dada bidang Kendrick yang sedikit dipenuhi bulu. Kendrick mencapit dagu Vindry, tersenyum menggoda.“Kau menginginkannya lagi?”Vindry menutup wajah Kendrick menggunakan kedua telapak tangannya yang mungil, sedangkan Kendrick menjilat telapak tangan istrinya yang berada di depan bibirnya. Otomatis Vindry menarik tangannya, menatap
Read more

Chapter 17

“Kau ingin kemana, Kendrick? Sekarang pukul sebelas malam.”Vindry menyugar surai panjangnya, menatap Kendrick yang rapih mengenakan kemeja berwarnaa hitam. Kendrick menghampiri Vindry, lalu melirik meja nakas.“Aku ada keperluan, jangan lupa dimakan.”Kendrick mengambil ponselnya di meja nakas, lalu melenggang pergi, hal itu membuat Vindry menyibak selimut tebalnya dan menahan Kendrick supaya tidak pergi.“Apa tidak bisa besok pagi saja? Ini hampir tengah malam, Kendrick.”Kendrick menarik pinggang istrinya itu, merapihkan helai rambut kebanggaan dari Vindry dan menggeleng. Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya saat ini, karena memang penting.“Di pabrik sedang ada masalah, jadi aku harus mengechecknya,” ucap Kendrick, menatap Vindry yang sedang menatapnya.“Aku tidak boleh ikut?” tanya Vindry, membuat Kendrick menaikkkan sebelah alisnya.“Tidak. Aku tidak ingin kau kelelahan.”Vindry mengerucutkan bibir, “Aku ingin ikut,” rengeknya. Kendrick menggeleng dengan tegas menolak permi
Read more

Chapter 18

“Aku sudah bilang tadi, kan? Kau tidak perlu menungguku.”Kendrick melepaskan kemeja hitamnya, lalu menaruhnya di keranjang kotor. Sedangkan Vindry menyugar surai panjangnya, menatap Kendrick dengan tatapan mengantuk. Kendrick menatap dingin Vindry, dan menunduk.“Aku tidak bisa tidur, Kendrick. Mamih sama Papih baru pulang tiga puluh menit yang lalu, jadinya aku belum bisa kembali tidur.”Kendrick menaikkan sebelah alisnya, “Lalu?” tanyanya penuh penekanan, sedangkan Vindry otomatis mundur.Vindry menggeleng, “Tidak. Kau tidak lelah? Kau tidur saja, nanti aku menyusul.”Kendrick mendorong Vindry sehingga istrinya itu tidur terlentang di ranjang, ia mendapatkan tatapan tajam dari Vindry, tetapi tidak diperdulikan olehnya.“Apakah kau menginginkannya?” tanya Kendrick dengan senyum menggoda, sedangkan Vindry menyilangkan kedua lengannya di depan buah dadanya.“Lebih baik
Read more

Chapter 19

“Kau harus ingat apa yang aku katakann, kalau kau langgar, kau tahu apa hukumannya?”Kendrick mencabut flashdisk, dan menggenggamnya. Ia menatap Vindry yang duduk di sofa biru yang ada di depan sana, tatapannya tajam dan dingin.Vindry mengangguk patuh dan tersenyum kepada suaminya, “Aku ingat, Kendrick. Kau sudah mengatakannya lebih dari sepuluh kali, kau fikir aku anak SD yang perlu diingatkan berulang kali supaya mengerti?”Kendrick beranjak, lalu melenggang pergi tanpa mengatakan apapun kepada Vindry. Sedangkan istrinya itu bersidekap dada menatap kepergian Kendrick yang tanpa pamit, rasa kesalnya pun hampir meluap.Vindry menarik nafas dan membuangnya secara perlahan. Ia harus sabar menghadapi sifat suaminya, dann harus mengerti hal tersebut.“Untung aja inget kalau dia itu suamiku, kalau tidak … sudah dipastikan jambulnya tidak akan selamat dari cengkraman tanganku,” oceh Vindry, memainkan ponselnya,
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status