Berselimut lampu yang meremang, perkelahian masih berlangsung sengit. Omelan dan pekikanbergumul nyaring baik dari Carla maupun Daffa. Dari awal, mulut mereka juga ikut aktif. Bahkan duelantara Percy dengan si anak buah suaranya jadi teredam.“Laki-laki lembek, segitu saja kemampuanmu?” ledek Carla. Berhelai-helai rambut sudah keluar darikuncirannya, entah kenapa kunciran itu ada yang di atas dan ada yang di bawah.Daffa menyeka darah yang keluar dari hidungnya, lalu tersenyum remeh.“Benar dugaanku. Gadis badut sepertimu lebih berbahaya daripada laki-laki dewasa!”“Apa katamu? Gadis badut?” teriak Carla.“Tentu saja! Cerewet, jelek, acak-acakkan! Dan, kuku jarimu—kamu tidak pernah memotongnyaapa?”“Ha! Gaya bicaramu seperti nenekku.”Daffa berdecih. “Sudah cukup main-main untuk hari ini, aku tidak punya waktu!” Seringai Daffakembali. Satu tangannya bersembunyi di belakang. Secepat kilat, dia merogoh saku dan mengeluarkansebuah belati. Pria itu berlari, mengacungkan senjatanya d
Last Updated : 2023-04-28 Read more