Semua Bab Pembalasan Pelayan Kaya Raya: Bab 101 - Bab 110
186 Bab
Pekerjaan Shadow!
"Roger, Bos!" Shadow pun segera menghubungi seseorang yang juga bekerja menjadi mata-mata di divisi IT, perusahaan Adinata tersebut. Nama anak muda itu adalah Gallendra.Anak sekolah yang sudah beberapa minggu, masuk menjadi anak magang di divisi IT."Len, persiapan sudah selesai. Besok giliranmu menjual namaku," ujar Shadow sambil mengepak barang-barangnya. Ia tengah singgah sejenak di Singapura dan saat ini harus segera berangkat ke Indonesia. Memenuhi jadwal yang tertera di tiket pesawatnya."Siap Kak. aku sudah terima juga email penerimaanku di kampus Italia! Sampai ketemu di sana setelah ini selesai!" ujarnya dengan suara penuh bahagia dan kebanggan.Gallendra adalah satu dari sekian banyak anak jenius yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi. Shadow menemukannya di dunia maya, saat tengah berselancar dengan kegemarannya. Meretas data.Menilai kemampuan Gallendra ia pun langsung mencari tahu siapa anak laki-laki itu. Ia malah jatuh kasihan meli
Baca selengkapnya
Sang Peretas Ulung
“Apa ada masalah dengan orang Jepang?” tanya Shadow aka Tomoya, dengan wajah kesal. Ia kini sedang berperan sebagai hacker baperan. “Kau bisa lewatkan aku. Aku tak—”“Sabar Tomoya. Bosku hanya bertanya, tidak menghinamu. Oke?” Gallendra segera memotong rajukan Shadow, sesuai skenario.Shadow menolehkan kepalanya sambil bergumam, “Yea. Sure.”Ketua tim IT perusahaan Adinata itu hanya memutar bola mata. Ia jelas menganggap Shadow seperti salah satu anak magang di kantornya itu. Anak-anak SMP atau SMA yang masih culun dan lugu.Kemudian ia kembali menatap layar, seolah tak ada masalah, ia berkata, “Katakan saja apa yang kau mau, Fatso. Aku sedang akan pergi cari sarapan.”Mereka sudah sepakat kalau akan menggunakan nama panggilan supaya terlihat akrab.“Eh … di mana kau menginap?” Gallendra bertanya lagi.Shadow pun menjawab cepat, seolah tak sabaran, “Hotel Maroinette. Kau kirim saja deh detailnya di chat—”“Tunggu! Kau datang saja ke kantor. Kujemput. Bagaimana?” potong Gallendra, bert
Baca selengkapnya
Peluk Aku Erat
“Nona, Shadow sudah membereskan komputer di ruang kerja Gregorry. Anak itu sudah kembali ke Italia,” lapor Javier pada Visha yang tengah menikmati makan siang dengan Dante.“Wow! Cepat juga kerjanya anak itu. Thanks. Berarti tinggal menunggu Shadow mengumpulkan bukti-bukti yang bisa memberatkannya.” Visha tersenyum penuh kemenangan.Sementara Dante yang tidak paham pembicaraan dua orang itu, sibuk menikmati makan siangnya dengan Madoka.“Orang sekaya Gregorry dengan sifat seperti itu, pasti tersangkut urusan keuangan perusahaan dan juga pajak, Nona. Aku tahu itu,” kekeh Madoka sambil menyuapi Dante dengan sesendok macaroni mac and cheese.“Kau benar Madoka. Sebenarnya aku mencurigai hal itu karena aku pernah tak sengaja membersihkan dokumen yang mengacu pada penggunaan uang perusahaan untuk kepentingan dirinya sendiri.” Visha melipat kedua tangannya, mendekap erat sambil mengingat-ingat dokumen yang saat itu ia temukan.“Dokumen? Rekening koran kah?!” tanya Madoka lagi. “Wow! Anda men
Baca selengkapnya
Kehancuran Dimulai
“Ya, Nona.”Jawaban singkat Javier pun mengawali pelukan pria itu yang menghangatkan tubuh Visha.‘Lucu. Kenapa aku jadi mengingat saat aku memintanya menciumku malam itu? Dia melakukannya pasti hanya karena kuminta. Seperti sekarang,’ batin Visha dalam hatinya.Tak lama kemudian, sang pembawa acara pun mulai mengundang para tamu untuk bisa bersalaman, memberikan ucapan selamat pada pasangan tua yang sudah mengarungi 50 tahun pernikahannya itu.Javier dan Visha akhirnya memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang ditinggalkan orang sebelumnya untuk bersalaman.Dalam diam mereka mengamati jalannya acara. Visha menyandarkan kepalanya di bahu Javier, masih merasa tak nyaman berada di ruangan terbuka bersama dengan Raffael dan kedua orangtuanya yang sudah berniat membunuhnya dulu.Dari kursinya, Visha bisa melihat senyum lebar Febriella menghiasi wajah tua perempuan itu. Sampai tiba-tiba ia mendengar suara anak kecil dari speaker yang sedang memanggil ibunya.Ia memandang ke arah pang
Baca selengkapnya
Menghilangkan Jejak
Penyidik?! Kenapa mereka datang ke sini?! Usir saja!” raung Gregorry yang belum bisa meredakan amarahnya.Kini ia harus mendengarkan informasi menggelikan bahwa ada seorang penyidik datang ke rumahnya.“Ba—baik, Tu—Astaga!" Satpam itu terkejut ketika tiga penyidik tersebut sudah mengikutinya masuk ke dalam rumah.Salah satu penyidik mengangkat sebuah amplop coklat dengan kop kepolisian, sambil berkata, “Kami memiliki surat izin penggeledahan kediaman Anda, Tuan Gregorry.”Gregorry meruncingkan pandangannya dengan kesal. Ia mempertanyakan kembali pilihan kata mereka, “Penggeledahan?! Atas tuduhan apa aku digeledah?”Penyidik yang terlihat paling tua itu pun menaikkan salah satu alisnya sambil menjawab dengan lelucon, “Hmm … sepertinya kepolisian hanya kepo saja dengan kehidupan Anda, Tuan Gregorry. Terutama perpajakan.”Cengiran lebar ketiga penyidik itu membuat Gregorry mulai panik. Ia punya banyak dokumen kepemilihan harta yang tidak ia laporkan sama sekali.“Apa kau sedang sibuk men
Baca selengkapnya
Kebiasaan Baru Raffael
“Apa yang akan kita lakukan dengan rekamannya, Nona?” tanya Madoka sambil ikut berpikir.Cengiran Visha mengawali penjelasannya, “Aku akan mengirimkan salinannya dalam bentuk flashdisk, ke rumah Adinata.”“Kenapa tidak kita perdengarkan saja di ruang kerja Gregorry?” Madoka memberi usulan.Tapi Visha menggeleng. Ia berkata, “Setelah kita menemukan siapa direktur yang berselingkuh dengan Febriella, aku punya rencana yang lebih bagus lagi, Madoka.”Madoka pun mengangguk. Ia akan mendengarkan rencananya nanti.Tak lama kemudian, salinan rekaman sudah bisa diunduh. Madoka pun segera menyiapkan paket tersebut dan mengirimnya sesuai arahan Visha.Tok! Tok!Cklak!Javier masuk ke dalam ruang kantor itu dengan wajah lemas. Membuat Visha dan Madoka mengerutkan dahinya.“Bagaimana di kantor Adinata?” tanya Madoka pada Javier yang sudah beberapa hari mengintai kantor tersebut.Pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu pun langsung melemparkan tubuhnya ke atas sofa, sambil menjelaskan lapora
Baca selengkapnya
Rahasia Sang Nyonya
Beberapa hari kemudian, di kediaman Adinata. Febriella tengah pusing dengan apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Ia mengurung diri di ruang riasnya sambil menggigiti kuku ibu jarinya.‘Sepertinya ada yang menyusup, sampai tahu semua kelakuan Gregorry,’ batin Febriella panik. Sudah berhari-hari wanita tua itu tidak bisa tidur nyenyak.Ia tengah mengetik pesan pada sahabatnya ketika pintu ruang rias itu diketuk.“Ya!” serunya dengan jengkel. Padahal ia sudah memberitahu para ART-nya kalau ia sedang tak ingin diganggu.‘Ugh! Apa lagi sih yang mereka mau?!’ keluh Febriella sambil menatap ke arah pintu yang sudah bergerak terbuka.Seorang ART yang belum pernah dilihat, menghampiri Febriella dengan takut-takut.ART itu membawa sebuah paket berupa kotak yang terbungkus rapat dengan isolasi coklat. Tapi sepertinya Febriella tidak menyadarinya.“Ada apa?!” tukas wanita tua itu dengan kesal.“A—anu … Nyo-nyonya … ini ada paket ditujukan untuk Anda.” ART tersebut menunjukkan tulisan y
Baca selengkapnya
Di Hotel
Dua hari berlalu sejak Febriella menerima flashdisk tersebut. Istri Gregorry Adinata itu sudah mengetahui, bahwa isi flashdisk yang diterimanya adalah rekaman pembicaraannya dengan pria yang menjadi ayah kandung Raffael.Saat ini, Madoka maupun Javier belum tahu siapa ayah kandung Raffael itu, tapi mereka sudah mulai bergerak untuk membuat Raffael dan Gregorry mabuk, supaya Dokter Armeyn bisa mengambil sampel yang akan digunakan dalam tes DNA.“Mi-chan akan bertemu dengan Raffael di Bar Solomon, sementara Chie-chan bertemu Gregorry di hotel Artemis.” Madoka melapor pada Javier yang sudah menjemput Dokter Armeyn.“Oke.” Javier mematikan ponselnya dan menghela napas dalam-dalam.Mereka sengaja bertemu di tempat yang sama, karena tidak mungkin membawa Dokter Armeyn ke sana-sini. Kasihan. Sudah tua.“Apa yang sedang kalian lakukan sih?” tanya Dokter Armeyn dengan penuh rasa penasaran.Dokter tua itu tidak terlihat ketakutan, malah sangat bersemangat. Seolah ia sedang dalam misi.“Nah … ak
Baca selengkapnya
Apa Kau Menyesal?
109“Habiskan wine-mu, Tuan Gregorry. Setelah itu, kita bisa … bicara.” Chie-chan mengelus pelan dada pria tua itu sebelum ia beranjak dari sana dan mengambil sebuah amplop coklat.Seperti kata Chie-chan, Gregorry pun segera menghabiskan wine dalam gelasnya. Tapi pikirannya sudah tidak lagi dipenuhi sopan santun.Yang sedang ia pikirkan adalah bagaimana meluapkan hasrat yang bangkit karena sentuhan Chie-chan di dadanya tadi.“Seperti yang kau tahu, Tuan Gregorry. Ada kemungkinan kalau kau punya musuh di luar sana. Aku hanya punya nama tapi tidak tahu apa hub—”Chie-chan menghentikan ucapannya sambil mengepalkan tangannya erat, ketika ia merasakan pria tua itu meremas bokongnya.‘Ugh! Apa aku boleh menghantamnya sekarang atau aku menunggu Javier menyelamatkanku?! Pilihan sulit …,’ keluh Chie-chan sambil menutup matanya, menahan emosi.Bagaimana pun, ia seorang pria yang juga jijik jika ada pria yang tak disukainya memegang tubuh bagian belakangnya itu tanpa seizinnya.“Tuan Gregorry …
Baca selengkapnya
Mencari Si Peselingkuh
“Kau terlihat kesal, Mi-chan?” Chie-chan menghampiri Mi-chan yang sedari tadi menekuk wajahnya.Ia sudah menyelesaikan misinya dan Dokter Armeyn tengah mengambil sample cairan tubuh Raffael saat ini.“Kau dengar, kan, apa yang jawaban bajingan ini tadi? Padahal aku sudah sangat berharap ia menyesali perlakuannya pada pelayan yang ia hamili. Aku sudah sangat bersimpati padanya,” sesal Mi-chan yang merasa ditipu dengan kehangatan Raffael yang ternyata palsu.Javier melirik ke arah Mi-chan dan mendengus cukup keras, sementara Chie-chan langsung memeluk Mi-chan, untuk menenangkan kekesalannya.“Hati manusia tidak ada yang tahu, Mi-chan. Mana ada kata menyesal bagi orang seperti dia ini. Kita fokus pada Javier saja! Ehe!”Mendengar itu Javier pun segera menyingkir jauh dari jangkauan mereka dan bersembunyi di balik tubuh Dokter Armeyn.Tak lama kemudian, untunglah Madoka datang.“Mi-chan! Chie-chan! Thanks a lot, kalian sudah mau membantuku,” seru Madoka sambil berpelukan dengan kedua reka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status