All Chapters of Jatuh Talak Saat Hamil: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

bab 11

Bab 11"Aahhh, Risma, meleleh aku melihat tatapan pak Andre saat menolongmu, andai tadi itu aku yang di tolong pak Andre pasti akan langsungku cium bibir sexs*nya itu, membayangkan nya saja sudah hampir membuatku gila." Lili berucap sambil senyum-senyum sendiri entah apa yang dia bayangkan. Padahal tadi aku biasa saja saat berdekatan dengan pak Andre, mereka berdua terlalu lebay menurutku. "Ngaco kamu Li, ingat Doni Li" ucap ku sambil menoyor kepala Lili dan melangkah meninggalkannya yang masih berdiri di samping meja kasir. "Kerja Li, Kerja jangan menghayal ketinggian entar kalau jatuh sakit." ejek, Dewi. "Ih, kamu Dew ganggu aja." jjar Lili cemberut dan melangkah menyusul Risma ke belakang.**Sedangkan di rumah Bu lusi, Reza sedang bertengkar hebat dengan Kalista. "Kamu kemana kan uang perusahaan papa Mas, Uang 1 M yang sudah kamu ambil itu.?" Tanya Kalista ber-api-api, bagaimana dia tak marah sedangkan saat ini papanya sedang butuh biaya untuk oprasi jantung, jika tak segera
Read more

bab 12

Bab 12"Aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku lagi An," Gumam Kalista pelan. Ia keluar dari ruangan Andre dengan senyum sumringah. Karena berhasil mendapatkan bantuan dari Andre. Setelah, kepergian Kalista Andre menghempaskan tubuh pada pada kursi milik nya. Dan menghelas nafas kasar"Apa,yang membuat sikap mu begitu dingin,? dan bahkan kamu seperti begitu membenci Kalista, apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu sebelum kamu berangkat keluar negeri An?." Doni bertanya pada Andre, yang masih duduk diam tanpa ada niatan untuk menjawab sederet pertanyaan yang di ajukan oleh Doni padanya. flashback onSaat itu Andre bermaksud ingin memberi Kalista kejutan, sehari sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan indonesia. Sebelum menuju apartment Kalista, Andre mampir ke sebuah toko bunga di pinggir jalan, dia ingin membeli buket bunga mawar putih kesukaan Kalista. Setelah membeli bunga Andre segera melangkah keluar , tapi matanya tak sengaja menangkap sosok wanita yang begitu dia ken
Read more

bab 13

Sepergian Risma tadi Rizki masih saja diam di tempatnya, tanpa sadar sudut bibirnya sedikit terangkat kala mengingat kejadian tadi saat dirinya menolong Risma. "Aku ingin mengenal wanita itu lebih jauh lagi," Rizki masih saja bergumam sendiri. šŸ£šŸ£Setelah selesai membanyar di kasir, aku pun segera pergi meninggalkan mini market.Setelah 30 menit mengendarai motor akhirnya aku sampai juga di rumah. Ah, rasanya tubuh ini benar-benar lelah dan ingin segera di istirahatkan, aku segera menenteng barang-barang yang aku beli di mini market tadi, dan membawanya ke dalam rumah. "Udah pulang Mbak, mana pesanan ku tadi? ," Keysa berujar sambil menghampiri ku, yang sedang membawa belanjaan. "Tenang udah mbak beliin, tapi tolong kamu bawa dulu ini ke dapur," pintaku pada Keysa sambil mengulurkan plastik belanjaanku. " Oh ya Alvin dan ibu mana Key.?" tanya ku yang memang tak melihat Alvin dan Ibu, di ruang tamu. "Alvin ada di kamar Mbak, kayak nya dia udah tidur deh, ibu juga ada di sana nem
Read more

bab 14

Bab. 14Karena merasa tak tahan dengan pemandangan di depannya, Andre pun melangkah mendekati Risma dan pria yang masih mengobrol dengan Risma. "Ehem, " ujarnya setelah berdiri tepat di samping Rizki. "Pak Andre," gumamku pelan dengan ekspresi sedikit takut karena melihat tatapan tajam Bos dingin itu. "Bukan kah seharusnya kamu bekerja kenapa malah asik mengobrol di sini.!" suaranya terdengar dingin dan datar. "Ah, maaf pak," aku menjawab pelan sambil menundukkan kepala tak berani menatap wajah pak Andre yang terlihat marah itu."Maaf Riz, aku harus kembali bekerja dulu, oh ya kamu mau pesan apa?," aku bertanya pada Rizki. "Aku pesan kopi hitam aja, " Rizki menjawab sambil menduduki kursi yang ada di sampingnya. "Saya permisi dulu pak, " ujarku pada pak Andre yang masih berdiri di samping meja, tanpa menunggu jawaban dari pak Andre aku pun melangkah kembali ke dapur, untuk membuatkan kopi pesanan Rizki. Setelah Risma pergi Andre juga melangkah menuju ruangannya di lantai dua.šŸµ
Read more

bab 15

bab 15"Kemana aja kamu selama ini Lis, sejak Andre pergi ke luar negeri kenapa kamu tak pernah datang kesini lagi, apa kamu dan Andre sudah tak menjalin hubungan lagi, padahal tante sangat berharap kalau kalian bisa bersama," ujar tante Juita. "Sejak Andre pergi, aku tak pernah lagi di hubungi oleh Andre Tan, Entah lah mungkin Andre sudah memiliki kekasih lain sehingga dia meninggalkan ku begitu saja, padahal aku sangat mencintai Andre tan" aku menunduk sedih di depan tante Juita, berharap dia bisa membantu ku untuk mendekati Andre lagi. "Kayak nya dia gak pernah punya pacar lain deh Lis, karena dia tak pernah cerita sama tante kalau sudah punya pacar lain." ujar Tanten Juita yang mebuat ku sedikit senang, berarti aku masih bisa mendekati Andre, ya sekalipun dia punya pacar, maka aku akan merebutnya dari wanita itu. "Ah, masak sih Tan, tapi kenapa Andre gak pernah menghubungi ku dan bahkan tak pernah memberiku kabar." Ujar ku pura-pura tidak percaya. "Oh ya, Lis ada yang ingin ta
Read more

bab 16

Bab 16Mobil yang ku tumpangi menerobos lebatnya hujan. "Ini belok kemana?" Rizki bertanya saat ada persimpangan."Belok kiri Riz," balas ku. "Setelah ini lurus aja terus, karena tak ada belokan lagi," Sambung ku lagi. "Rumahmu masih jauh Ris,?""Sebentar lagi sampai kok Riz,""Itu rumah ku," aku menunjuk rumahku yang ada di samping kiri jalan. "Ah, akhirnya sampai juga," gumam ku pelan, setelah mobil Rizki memasuki halaman rumah."Makasih ya Riz, sudah mau repot nganterin aku sampai ke rumah, " ucap ku sebelum turun dari mobil Rizki"Santai aja Ris," balas Rizki. "Ayo turun mampir dulu Riz," ajak ku pada Rizki. "Ya udah ayo," dia juga turun dari dalam mobil. "Baru pulang kamu Ris, ibu khawatir takut terjadi sesuatu sama kamu, tadi ibu coba hubungi ponsel kamu kenapa gak aktif Ris," ibu mencecarku dengan pertanyaan hingga dia tak menyadari keberadaan Rizki."Loh, laki-laki ini siapa? " tanya ibu yang baru menyadari ada Rizki"Ini teman Risma bu, dan dia juga yang udah anterin a
Read more

bab 17

bab 17Pov (3)Di kediaman Reza Kalista sedang meminta semua barang-barang yang pernah dia beli dengan uangnya. "Kunci mobil dan barang-barang yang pernah aku beli, akan aku bawa kembali, dan ingat Mas, aku akan segera menggugat cerai kamu." "Loh, ada masalah apa ini kenapa, kamu marah-marah Lis dan sampai mau cerai dari Reza." ujar Bu Lusi menghampiri anak dan menantunya yang sedang bertengkar. "Tanyakan pada anak ibu yang tak tahu diri ini, dia sudah membuat perusahaan papa di ambang kebangkrutan dan dia tak mau membiayai biaya operasi papa,!!" ujar Kalista dengan bentakan. "Yang sopan kamu Lis, pada ibu ku, dia ini masih ibu mertua mu, " Reza membentak Kalista yang tak sopan pada ibunya. "heh, kalian berdua tak perlu aku sopani, karena kalian sendiri pun tak memiliki sopan santun" Ujar Kalista mencibir. "Seharus nya kamu itu bersyukur karena Reza masih mau menerima mu sebagai istri, laki-laki mana yang akan mau menikahi wanita mandul seperti mu, ketika kamu berpisah dari Rez
Read more

bab 18

bab 18Setelah bertangkar dengan Reza tadi Kalista memutuskan untuk pergi ke rumah mama Andre, setibanya di sana dia langsung masuk ke dalam rumah, kebetulan mama Andre sedang duduk di sofa ruang tamu, Kalista pun langsung memeluk Tante Juita.Sehingga membuatnya sedikit terkejut karena karena Kalista memeluknya secara tiba-tiba.Kalista menangis sesegukan di pelukan Tante Juita. "Kamu kenapa Lis, apa sebenarnya yang terjadi, kenapa menangis seperti ini?" Tante Juita bertanya sambil mengusap-ucap punggung Kalista agar dia sedikit lebih tenang. "Ada apa Lis, jawab tante jangan membuat tante khawatir," tapi Kalista masih tak menjawab dia menangis dalam pelukan Juita. "Siapa, Ma?" Andre bertanya pada mama nya, saat dirinya baru saja turun dari lantai atas. " Kalista An," mama Andre menjawab. Setelah mendengar nama Kalista, Andre pun langsung melangkah ingin keluar, tapi Kalista memanggil nya. "Tunggu An," Andre berhenti sejenak tanpa menoleh pada Kalista."Kenapa sikap mu begitu
Read more

bab 19

"Maaf pak saya tak bisa," cicitku pelan, mencoba untuk menolak permintaan pak Andre. "Kenapa bapak tak mengajak Dewi saja dia pasti mau." ujarku mencoba memberi saran. "Saya hanya mau kamu, tidak mau yang lainnya, jika kamu tidak mau menjadi pacar kontrak saya, maka kamu harus siap angkat kaki dari kafe saya." pak Andre berujar dengan nada seriusnya membuatku tak tau harus menjawab apa, sungguh situasi ini membuatku bingung aku juga tak ingin kehilangan pekerjaan ini, karena aku sudah nyaman bekerja di sini di tambah gajinya yang lumayan besar sehingga membuatku tak ingin keluar dari disini. "Beri saya waktu untuk berfikir pa," ujar ku akhirnya, karena aku tak ingin berhenti dari pekerjaan ini."Saya beri waktu kamu berfikir satu hari, jangan membantah," ujar nya sebelum aku memberi bantahan.Hah? Satu hari bagaimana cara nya aku berfikir jika waktunya hanya satu hari, sunggu rasanya aku ingin menghilang saja dari situasi seperti ini. "Saya permisi dulu pak, jika sudah tak ada l
Read more

bab 20

bab 20Di perjalanan pulang aku mengarahkan pandangan keluar kaca mobil, karena pak Andre juga tak berbicara sedikit pun, aku pun tak ingin berbicara pada pak Andre karena takut salah bicara nanti malah aku yang repot. "Hem" pak Andre berdehem entah apa maksudnya, aku masih tak mengalihkan pandangan."Minggu depan kamu harus ikut saya ke rumah untuk bertemu dengan mama saya," ujar pak Andre yang langsung membuatku menoleh ke arahnya. "Untuk apa saya harus bertemu dengan orang tua bapak, bukan kah saya masih belum setuju atas ajakan bapak tadi yang meminta saya menjadi pacar kontrak bapak" Ucap ku pada pak Andre."Bukan kah saya sudah bilang saya tidak menerima penolakan, " ujarnya tegas. "Dan saya mau besok kamu harus memberi jawabannya," ucapnya agi. "Tap...." "Tak usah membantah," pak Andre memotong ucapanku. Aku pun tak berani meneruskan ucapanku lagi dan memilih untuk diam. Suasana hening kembali mengelinuti. " Di depan belok kiri pak," aku memberi tahu pak Andre, karena
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status