Home / Romansa / Kencan Buta CEO Tampan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kencan Buta CEO Tampan: Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

10. Dijebak

Sialannya ketika Dara merasa asyik bernyanyi di sana ternyata Robi benar-benar membawa temannya ke tempat karaoke ini, kalau orang lain dia tidak akan keberatan. Tapi yang di sini malah Arvin—orang yang bekerjasama dengan Arga.Kalau dia bertingkah di sini sudah pasti akan membuat dirinya malu. Saat dia sedang berusaha untuk bernyanyi karena beberapa hari ini lagu Gayle yang berjudul abcdfu yang sudah sesuai dengan suasana hatinya, tidak akan pernah peduli lagi dengan kehidupan Gio juga kakaknya yang sialan itu sudah mengkhianatinya.Jujur saja kalau dia memang sakit hati dengan dua orang itu—ralat ada empat orang yang sudah mengkhianatinya. Tapi perilakunya Gio yang dia benci ketika sudah menikah namun masih menemui Dara waktu itu ke apartemen seperti tidak terjadi apa-apa. Nyatanya malah menyakiti hatinya Dara sampai hari ini dia benci dengan keadaan itu.Sampai sekarang dia tidak suka kalau ingat dengan kelakuan semua orang yang sudah menyakiti hatinya.“Kenapa diam? Nggak nyanyi l
Read more

11. Kapan Nikah?

“Kamu kapan nikah?”Baru saja Arvin menikmati makan malam di rumah keluarga besarnya. Tapi pertanyaan itu sudah mengganggu dia ketika menikmati makanan. Tidak seharusnya ada pertanyaan sialan itu ada di dalam acara ini bukan?Arvin bukan orang yang mudah jatuh cinta. Bahkan setelah dirinya patah hati, sumpahnya tidak akan pernah ia ingkari yaitu untuk tidak akan pernah menikah selamanya. Ini adalah janji yang paling utama sekali diucapkan oleh Arvin pada dirinya sendiri.Ia meletakkan sendok juga garpu. Khadafi bertanya hal yang sudah mengganggu pikirannya Arvin. “Aku nggak akan menikah, Pa.”Khadafi mendengar itu jelas dirinya sudah meradang. “Jangan kurang ajar kamu, ya.”“Papa kayak nggak tahu aja apa yang sudah pernah terjadi padaku. Harusnya Papa jadikan pelajaran kalau aku nggak bisa menikah karena alasan itu.”Namun tetap saja bagi Khadafi anaknya harus tetap menikah. Wanita mana yang ti
Read more

12. Perjodohan

Usai rapat bisnisnya bersama dengan Robi di perusahaan pria itu. Tahu kalau Dara dan Robi adalah saudara sepupu, di dalam ruangan hanya ada Robi dan juga Arvin yang masih tersisa. Sementara Dara melenggang keluar dari ruangan dengan penampilan kasualnya juga dengan rok yang tidak terlalu pendek. Dia keluar dari ruangan itu sembari membawa berkas yang diminta oleh Robi.“Vin, serius sama, Dara?”Belum juga dia bicara apa pun kepada Robi tapi malah ditanya seperti itu. Memang sebelumnya yang merencanakan itu adalah orangtuanya. Akan tetapi tidak kecil kemungkinan kalau papanya ternyata yang sudah menceritakan ini kepada Arga juga kemudian diberitahukan kepada Arvin. “Kamu pasti tahu dari Papa kamu?”Robi memutar bolpoinnya di jarinya berkali-kali sembari dia tertawa dan mengetukkan bolpoin itu ke atas meja. “Ya kita ngobrolnya santai saja, Vin. Aku bukan nggak setuju kamu dekati Dara atau apa pun itu. Akan tetapi kalau Papa kamu cuman mau jodohin kamu lantaran kamu nggak ada pacar atau
Read more

13. Kencan Buta

“Vin, nanti kamu jadi kan kencan sama, Dara?” Khadafi menghampiri anaknya yang duduk santai di sofa dengan tabletnya yang sedang menggambar animasi.Arvin menolehkan kepalanya waktu dia sedang santai sendirian, tapi dihampiri oleh papanya yang ditanya perihal rencana kencan buta yang sudah direncanakan oleh Khadafi untuknya. Dara adalah pilihan papanya. Jangan lupakan mamanya yang juga berharap Arvin segera menikah.Apa indahnya menikah?Arvin berpikiran untuk tidak menikah.Kalau hanya menginginkan cucu, bisa membayar rahim seorang wanita yang bersedia saja. Meskipun tidak diperbolehkan. Tapi Arvin mau melakukan itu jika orangtuanya berharap ada cucu di rumah ini.Masih dengan posisinya yang santai dia menanggapi itu. “Ya kalau nanti nggak hujan.”“Mobil ada.”“Kalau Dara mau, Pa.”Khadafi memilih Dara sudah pasti karena kenal dengan Arga yang merupakan paman dari gadis itu. Dara
Read more

14. Mulai Dekat

Arvin menuruti perintah dari papanya untuk berkencan dengan Dara. Semua itu sudah diatur oleh orangtuanya juga oleh Arga untuk menjodohkan mereka berdua. Apalagi Arvin diminta ke apartemen wanita itu sekarang.Dia telah bersiap-siap menuju ke sana karena sudah diminta oleh Dara sesuai perjanjian. Dengan mengendarai mobil sport putih miliknya yang dibelinya kurang dari satu bulan ini. Jelas dia harus menjemput wanita itu dengan kendaraan barunya.Arvin yang tiba di apartemen Dara, setelah memberitahukan bahwa dia sudah tiba. Dara memintanya untuk langsung naik karena Dara sudah memintakan izin untuknya. Tidak mudah untuk masuk ke apartemen ini ternyata.Pria itu sudah tiba di depan pintu kamar Dara setelah diantarkan oleh salah seorang sekuriti di sana. Dara membukakan pintu dan mempersilakan masuk. Tapi malah baru saja dia masuk dilihatnya Dara belum mengenakan setelan yang rapi. Hanya baju santai di rumah dengan handuk yang masih terlilit di kepalanya.D
Read more

15. Perjodohan

“Dara, nanti kalau makan malam kamu ke rumah, ya. Tapi kalau kamu nggak sibuk.”Arga memintanya untuk datang ke rumah pria itu. Dara memang sudah tidak lagi pulang ke rumah orangtuanya karena masih marah dengan kelakuan tiga orang yang ada di rumahnya—ralat—tambahan adalah Gio. Maka empat orang yang ada di rumahnya itu adalah pengkhianat semua.Sekarang kesibukannya banyak di sini, Dara melakukan semua cara untuk bisa membahagiakan diri sendiri. Apalagi beberapa waktu lalu pasca dia patah hati, Arga malah membelikan sebuah mobil untuknya.Sampai Robi meledeknya bahwa itu adalah hadiah patah hati, semakin Dara patah hati maka Arga akan semakin berusaha untuk menyenangkannya. Memangnya di mana lagi dia bisa menemukan orang sebaik Arga?Dara yang ingat betapa baiknya pria itu, jadi mana mungkin dia menolak semua permintaan. Bahkan perjodohan dengan Arvin juga dia lakukan demi menjaga nama baik Arga di mata Khadafi.Dara merapikan berkasnya. “Ya, Om. Nanti kalau nggak ada kegiatan di
Read more

16. Jatuh Cinta

Hari ini Dara ditugaskan di kantornya Robi oleh Arga. Membantu kakak sepupunya untuk menghadiri rapat yang sudah selesai baru saja. Kala dia sedang di kantor pria itu. Robi mengatakan. “Kamu tunggu bentar, aku ambil minuman dulu,” kata Robi yang keluar dari ruangan.Dara bersandar di sofa karena lelah. Tidak dihubungi Arvin, itu yang menyebalkan. Pria itu berkunjung ke Kalimantan untuk cek keadaan di lapangan. Memang kesibukannya sangat banyak sekali. Arvin menghubunginya setiap hari, tapi tidak untuk hari ini apalagi ketika Arvin tiba-tiba bilang kalau dirinya ada di Kalimantan tanpa sepatah kata pun waktu bertemu dengan Dara.Ponselnya Robi berbunyi.Diliriknya siap yang mengirim chat. “Aku takut hamil, Robi. Kalau terjadi apa-apa kita nikah, ya.”Mata Dara melotot sempurna melihat isi chat yang malah dari kekasih kakak sepupunya. Sejauh itu?Entah Gio, maupun orang terdekatnya merupakan predator seksual yang membuat Dara melongo melihat kalau ternyata kakak sepupunya juga mengerika
Read more

17. Pilihan

Tengah malam dibangunkan oleh rasa haus yang tidak tertahankan. Arvin bangun dari tidurnya saat dia melihat jam setengah empat pagi. Dara tidur dengan lelap sekali di lengannya sembari memeluknya. Perlahan dia memindahkan kepala wanita itu ke bantal secara perlahan. Takut membangunkan Dara yang tidur sangat lelap sekali.Arvin berhasil memindahkan kepala Dara tanpa membangunkan wanita itu.Setelah minum, ditatapnya tidur nyenyak Dara terlihat tanpa beban apa pun. Dia mengusap kepala wanita itu perlahan. Tidur bersama, tidak untuk berhubungan badan. Arvin menarik napasnya sembari memejamkan mata.Diembuskannya napas dengan perlahan.Arvin meraih ponsel yang ada di atas meja sebelahnya Dara. Melihat saldo yang ada di rekeningnya. Nominalnya memang banyak, tapi itu adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Bukan dari hasil orangtuanya. Arvin bekerja di tempat orangtuanya pun hanya mengambil gaji. Tidak mau menjadi anak yang manja dengan semua harta yang dimi
Read more

18. Menepati Janji

Arvin telah menjual mobilnya dan memiliki janji dengan salah satu temannya juga yang memberitahukan perihal rumah yang akan dibelinya. Meskipun tidak hari ini. Akan tetapi setidaknya Arvin telah mengeceknya terlebih dahulu. Rumah siap huni dengan semua isi yang sudah tersedia. Jadi tidak perlu ribet lagi memenuhi kebutuhannya. Dengan tempat tidur yang serba baru juga dengan isi dapur yang juga lengkap.Rumah satu lantai yang dijanjikan untuk Dara.Rumah di sana masih tetap mahal. Tapi Arvin punya tabungan dan bersedia menikah dengan Dara dengan hidup sederhana. Arvin memang mengerti dengan status ekonomi yang selalu dipermasalahkan oleh Dara. Ketimbang dia dan Dara kandas. Lebih baik Arvin yang mengalah dan hidup seperti ini juga tidak akan ada masalah.Mengorbankan mobilnya yang waktu itu dengan bangga Arvin beli dengan hasil sendiri.Arvin harus menjualnya demi menambahkan uang yang akan digunakan untuk membeli rumah. Sementara dia mengambil mobil yang di bawah dua ratus juta. Entah
Read more

19. Janji Suci

Suasana di rumah yang Arvin sudah mulai tempati kali ini. Tiga hari usai janji dari Haris malah semuanya sudah selesai. Rumah juga sudah dibersihkan. Meskipun perjanjiannya satu minggu. Tapi ini adalah hari keempat dan Arvin boleh menempati rumah ini. Meski begitu dia hanya memindahkan barang-barang pentingnya dari apartemen ke tempat ini sekarang.Baju dan juga komputer kerjanya sudah dia pindahkan. Satu kamar digunakan untuk tempat kerjanya Arvin nanti. Satu kamar ditempati oleh mereka. Sebelum ada anak yang nantinya mungkin akan menempati kamar itu.Usai beres-beres dibantu oleh Haris dan anak buah dari pria itu. Juga sertifikatnya diberikan oleh Haris.Saat mereka telah selesai menata rumah itu dengan sangat rapi. “Aku balik dulu, ya. Kasihan ada proyek di tempat lain lagi.”“Thanks, ya. Padahal harusnya belum selesai.”“Nggak bisa ngaret, Vin. Soalnya ini urusan serius. Kecuali kalau untuk rumah yang akan
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status