Semua Bab Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama: Bab 101 - Bab 110
116 Bab
Part 73A
Part 73Dewangga masih menyetir mobilnya dengan fokus. Beberapa kali ia berhenti di rest area. Untuk sekedar meluruskan kaki dan juga ishoma. Beruntung perjalanan panjang kali ini tak ada hambatan. Sebelum keluar jauh dari kota Jakarta dia mampir ke bengkel. Mengecek kembali kondisi mobilnya agar tak ada hambatan maupun rintangan.Seringkali ia juga mengecek handphonenya. Melihat pesan-pesan dari sang istri.[Sudah sampai mana, Mas? Apa kau baik-baik saja?]Dewangga selalu tersenyum kala mendapatkan perhatian dari istrinya. Tanpa menunggu lama, ia mengshare lokasi terkini. Lalu menulis pesan balasan [Alhamdulillah, baik-baik saja, Dek. Doakan selamat ya. Insyaallah sampai tujuan dan segera bertemu dengan kakakmu][Iya, Mas][Kamu juga baik-baik di sana, S mmuayang. Gak ada masalah lain kan?] [Gak ada, Mas. Kami juga baik-baik saja][Aku dapat laporan dari Arfan, Bu Martha bertemu dengan Karina di sebuah kafe. Entah masih belum jelas maksud dan tujuan mereka. Entah cuma bertemu kare
Baca selengkapnya
Part 73B
"Baiklah saya akan menikahinya," sahut Reyhan.Suasana makin tegang apalagi saat Reyhan mengambil.keputusan. Abah Husein langsung berjalan menghampiri lelaki yang sudah ditolongnya."Nak, apa kamu serius dengan ucapanmu?" tanya Abah Husein tak percaya. Ia menatap ke arah Reyhan dan juga putrinya yang masih menunduk lesu. Zahra bahkan tak berani mendongakkan wajahnya."Iya, Bah. Hanya ini satu-satunya cara agar Zahra tidak dipermalukan di depan umum oleh para warga. Meski sungguh, kami bersumpah tidak melakukan hal yang tercela. Itu semua hanya fitnah belaka. Saya tidak ingin Zahra malu akibat fitnah keji ini, Bah. Dek Zahra perempuan yang terhormat dan juga santun.""Kau sudah mantap menikahi putri abah? Pernikahan bukan mainan, Nak. Abah takut nantinya kamu justru kecewa.""Ya, saya mantap akan menikahi putri abah. Saya juga tidak akan menganggap pernikahan ini sebagai mainan," sahut Reyhan tegas.Abah Husein langsung mendekati putrinya. "Apa kau sudah siap menikah, Nak? Ini satu-sat
Baca selengkapnya
Part 74
Part 74"Insyaallah aku akan berusaha membuatmu bahagia, meskipun pernikahan kita sangat sederhana seperti ini."Zahra menggeleng. "Aku tahu, Mas Reyhan melakukannya karena ingin menyelamatkan rasa maluku. Tapi sekarang, di sini tak ada siapapun lagi. Warga sudah berada di rumahnya masing-masing. Kalau Mas Reyhan ingin menalakku, mas bisa melakukannya. Aku ikhlas.""Tidak akan dan tidak akan pernah terjadi. Bagiku menikah cukup sekali seumur hidup, meskipun dengan cara yang tak dimasuk akal seperti ini. Meskipun pernikahan kita mendadak tanpa persiapan apapun, tapi pernikahan kita, ikrarku di hadapan Allah dan juga abahmu itu suci. Aku akan mempertahankannya sekuat jiwa dan ragaku. Sekarang kamu istriku, tanggung jawabku. Maafkan kalau aku sudah egois, Dek Zahra. Tapi aku tidak mungkin melepasmu begitu saja."Mendengar pernyataan Reyhan, kembali membuat Zahra terisak.Reyhan masih memandang wanita itu dengan perasaan iba. Ia sungguh tak bisa membayangkan akan menjemput jodohnya dengan
Baca selengkapnya
Part 75A
Part 75"Hah? Istri?" sahut Risna masih tak percaya."Iya," jawab Reyhan sambil tersenyum."Sejak kapan kakak menikah?""Tadi.""Kak, kakak kan gak kenal siapa-siapa di sana, kok mendadak sudah menikah?""Akan kakak ceritakan nanti setelah kakak kembali.""Aku memang masih gak percaya, Kak. Kakak kan baru mengalami kecelakaan. Tapi kenapa tiba-tiba menikah?""Iya, ceritanya panjang, Dek. Nanti setelah kakak kembali, kakak akan menceritakan semuanya padamu.""Lalu dimana istri kakak? Aku ingin berbicara dengannya," ucap Risna lagi."Iya, tunggu sebentar. Kakak panggilkan dulu."Reyhan bangkit menuju kamarnya. Ia melihat sang istri tengah berbaring memunggunginya. Reyhan memanggil sang istri dengan lembut. "Dek Zahra, kamu masih belum tidur kan? Ini adikku mau bicara. Dia katanya ingin melihat kakak iparnya," kata Reyhan. Zahra yang memang belum memejamkan mata pun berbalik. Ia segera bangkit duduk. Reyhan mendekat ke arahnya hingga layar ponselnya dipenuhi gambar mereka berdua."Ini
Baca selengkapnya
Part 75B
Sepeninggalnya mereka, Reyhan pun mengutarakan maksudnya pada Abah Husein."Abah, sepertinya besok saudaraku akan kembali ke sini dan menjemput. Kami akan kembali ke Jakarta sama-sama. Makanya, saya mau minta izin sama Abah, untuk membawa Zahra turut serta.""Tentu saja, Nak. Zahra sudah menjadi istrimu. Bawalah dia kemanapun kamu pergi," jawab Abah Husein tanpa rasa keberatan."Apakah Abah akan ikut dengan kami?" tanya Reyhan kembali."Tidak, Nak, biarkan abah tetap di desa ini. Kalau di kota abah pasti tidak akan betah. Abah tidak terbiasa dengan lingkungan kota.""Baiklah, Bah. Saya akan bicarakan ini pada Zahra.""Iya, Nak. Nanti abah juga akan kasih nasehat padanya, dia pasti akan mengikutimu."Reyhan pun pamit menuju kamarnya. Ia ingin istirahat karena badannya terasa begitu letih. Reyhan masuk ke dalam kamar. Zahra masih duduk di bibir ranjang dengan perasaan bimbang."Kenapa? Sepertinya ada yang mengganjal pikiranmu?"Zahra mengangguk. "Apa aku harus ikut denganmu, Mas?" tan
Baca selengkapnya
Part 76A
Part 76"Tante? Ada apa datang kesini? Apa terjadi sesuatu pada paoa?" tanya Risna.Bu Martha hanya tersenyum simpul. Dengan angkuh dan sombongnya, wanita itu langsung duduk di sofa di hadapan Bu Salamah.Lalu menyodorkan sebuah map padanya."Saya cuma ingin ngasih ini pada kalian," ucap Martha. Wanita itu terlihat begitu angkuh.Risna mengerutkan kening lalu meraih map yang ada di meja itu. "Papamu sudah menandatangani semuanya, surat pernyataan pengalihan harta Hadiwilaga. Asal kalian tahu papamu lebih sayang pada kami dari pada kalian. Dan ini cukup adil buat kalian berdua, kamu dan mamamu, kalau Reyhan kan tidak tahu rimbanya dimana, mungkin sudah mati!" ujar Martha lagi dengan santai seraya memainkan kuku jari tangannya yang dikutek."Jangan sembarangan kalau ngomong. Anakku masih hi--"Risna langsung menggenggam erat tangan ibundanya agar tak meneruskan ucapannya itu.Wanita itu beralih menatap sang ibu tiri dengan tajam. Map yang tadi ditaruh di pangkuannya kini mulai ia buka
Baca selengkapnya
Part 76B
Dewangga menoleh ke belakang ke arah Reyhan. Lelaki itu tampak tertidur mungkin karena kelelahan.Pukul 19.30 WIB. Mereka baru sampai di rumah.Suara deru mobil yang berhenti di halaman, membuat Risna bangkit. Ia melihat tirai jendela, rupanya mobil sang suami yamg datang. Senyumnya mengembang menatap ke arah luar. Ia pun lantas memanggil sang ibunda dan diajak menemuinya. Hidangan lezat untuk makan malam sudah disiapkan sebelumnya demi menyambut mereka. Risna menyuruh Bik Marni dan dia sendiri memasak di dapur untuk keperluan makan malam nanti.Pintu rumah ia buka, terlihat satu persatu dari mereka turun. Sang suami, Pak kamal, kakaknya dan juga seorang wanita yang diduga kakak iparnya. Risna langsung menyalami tangan sang suami dan memeluknya sejenak. Lalu beralih ke lelaki di sampingnya.Saking senangnya bisa bertemu dengan Reyhan kembali, ia langsung memeluk kakaknya dengan erat tak kuasa menahan rasa haru yang membuncah."Alhamdulillah, Kak Reyhan kembali. Kakak baik-baik saja '
Baca selengkapnya
Part 77A
Part 77Semua sudah berkumpul di meja makan. Zahra tampak kikuk dan hanya diam melihat aneka makanan yang terhidang di meja. Baginya ini begitu mewah."Kenapa diam saja kakak ipar? Apa kakak tidak suka dengan menu ini?" tanya Risna heran. Yang ditanya justru terisak. Ia sangat terharu. "Bukan, bukan itu. Tapi ... terima kasih banyak, terima kasih kalian sudah menerimaku," ujar Zahra lagi.Reyhan hanya tersenyum. Begitu pula dengan Bu Salamah serta anggota keluarga yang lain."Kamu adalah menantuku, Nak. Itu artinya kamu adalah bagian keluarga kami, jangan merasa sungkan begitu."Zahra mengangguk pelan meski ragu."Iya kakak ipar, kamu adalah istri kakakku berarti kakakku juga.""Ehemmm ...! Kalau begitu Risna, panggil dia dengan panggilan yang lebih akrab lagi, biar dia terbiasa dan terkesan dengan kita semua," pungkas Reyhan."Baiklah, aku akan memanggilmu, Mbak Zahra. Ayo mbak, dimakan. Ini semua masakan Bik Marni dan juga aku," jawab Risna.Zahra tersenyum. "Terima kasih, Dek. Ter
Baca selengkapnya
Part 77B
Ia menoleh ke arah sang suami, Reyhan sudah memejamkan matanya, sepertinya ia sudah sangat kelelahan, hingga tertidur tanpa sadar. Zahra tersenyum memandang wajah tampan di hadapannya. Reyhan benar-benar pria yang baik. Sikapnya sangat dewasa kala menghadapi masalah, meski terkesan cuek dan dingin tapi nyatanya dia sangat peduli.*** Pagi harinya, 5 orang pekerja di rumah Reyhan dikumpulkan jadi satu di halaman belakang. Mereka saling pandang karena tak tahu menahu apa yang akan dilakukan sang majikan pada mereka. Bik Sawi, Bik Marni, Pak Herman, Pak Doni dan Pak Agus berdiri dengan raut wajah bingung.Reyhan dan Pak Kamal menghampiri mereka. "Bapak dan bibi sekalian, apa kalian tahu kenapa kalian dikumpulkan di sini?" tanya Reyhan dengan tatapan tajam. Ia memabdang para pekerja di rumahnya satu per satu."Tidak, Pak," sahut mereka serempak. Kali ini mereka saling tertunduk."Saya ingin bertanya pada kalian, apa gaji yang selama ini saya berikan itu kurang?""Ti-tidak, Pak.""Apa b
Baca selengkapnya
Part 78
Part 78"Kau sudah pulang rupanya, lalu siapa wanita di sampingmu?" Bu Martha berjalan menghampirinya begitu pula dengan Karina. Ia tersenyum penuh kepalsuan."Mas, aku senang sekali kamu akhirnya pulang juga. Aku kangen sekali sama kamu. Aku ikut khawatir saat tante bilang kalau kamu hilang kontak dan gak ada kabar berhari-hari. Aku cemas sekali, Mas," ucap Karina. Ia hendak memeluk Reyhan tapi langsung ditepis lelaki itu.Karina tersenyum dan melirik ke arah wanita di samping Reyhan dengan tatapan sinis. Dadanya sudah berdesir rasa cemburu ketika melihat tangan Reyhan menggenggam erat wanita di sampingnya."Dia istriku," sahut Reyhan kemudian. Tampak keterkejutan yang begitu kentara di wajah keduanya."Istri? Sejak kapan kamu menikah? Memangnya kamu kenal dengan dia?" tanya Bu Martha penasaran. "Makanya kedatanganku kesini karena ingin mengenalkan istriku pada kalian. Namanya Zahra, aku menikah dengannya dua hari yang lalu.""Mas Reyhan, kamu serius menikah dengannya?" Karina tamp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status