Home / Horor / Ular Di Farji Istriku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ular Di Farji Istriku: Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

Bab 21

Selamat membaca!*****Dua hari berlalu, selama itu pula aku mencari tahu tentang ustaz usulan Yanto, punya koneksi dengan beberapa teman di sana, membuat urusanku lebih mudah tentunya.Menurut penuturan mereka, ustaz yang katanya bernama Yusuf itu memang kesehariannya menjalankan praktik rukiah, beliau sudah berumur lima puluh tahun, mempunyai sebuah pondok pesantren yang terbilang cukup dikenal di sana.Setelah sama-sama memantapkan hati bersama Ratna, akhirnya kita berdua memutuskan untuk menyambangi kediaman Ustaz Yusuf tersebut. Bermodalkan tekad dan nekat, hari ini kami berangkat ke sana.Dua jam menempuh perjalanan, akhirnya tiba di tempat tujuan, sebuah pondok pesantren dengan halaman yang begitu asri, seorang santriwan menyambut kedatangan kami, pemuda itu mengantar kami ke rumah yang ditinggali Ustaz Yusuf.Aku terkesima melihat rumah sederhana yang begitu teduh, tidak ada tembok, hanya dinding berbahan papan yang menjadi tabirnya, jendela dan pintunya pun terkesan kuno, tid
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 22

Selamat membaca!*****"Argh! B*jingan! Belum puas juga kau membakarku kemarin! Aaaaargh, panaaaas!"Teriakan Ratna menggema, sedangkan Ustaz Yusuf tak menghentikan aksinya, beliau terus membacakan ayat-ayat ruqyah tanpa henti, malah lebih melantang."Hentikaaaan! Tua bangka! Hentikaaaaan, argh!"Ratna berteriak murka, kedua tangannya bergetar, kakinya juga menyentak-nyentak ke lantai, ia mengesot, berusaha menggapai Ustaz Yusuf, tetapi aku lebih sigap menangkap tubuhnya.Dia terus meronta minta dilepaskan, aku lihat banyak peluh mengucur membasahi wajah dan bagian depan hijabnya. Ustaz Yusuf mendekat, beliau memberiku isyarat agar mengunci pergerakan Ratna.Dengan samadahnya pria paruh baya itu melapis telapak tangan, lalu dihulurkan hingga menyentuh kening istriku yang sejak tadi terus meronta."Huhuhu ... uughh, huhuhu ... hentikaaaaaan!" teriaknya melengking, aku sempat terenyuh melihat betapa dia kesakitan. Namun lekas kutepis rasa itu saat mengingat kalau itu bukan Ratna istriku
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 23

Prang!Suara gaduh barang jatuh terdengar memekakkan telinga, dapat kupastikan itu bukan dari rumahku, suara itu dari rumah di depan sana.Rumah Raya.Aku berusaha tak menghiraukan, tetapi aku tak tahan dengan rasa penasaran, akhirnya kusibak sedikit tirai jendela kamar yang memang berhadapan langsung dengan rumah perempuan licik itu.Aaaarh! Prang! Prang! Suara pecahan dan bantingan itu terus saja terdengar, aku memicingkan mata, sayang dari tempatku duduk tak terlihat apapun, jendela dan pintu semua dalam keadaan tertutup.Ah, apa peduliku? Biar saja di mati sekalian, manusia sepertinya yang suka mengacaukan hidup orang lain hanya akan jadi perusak saja jika hidup.Biar kutebak. Paling perempuan itu sedang melampiaskan amarahnya karena jin utusannya terbakar karena diruqyah Ustaz Yusuf, semoga jin itu menuntut balas padanya karena memenuhi keinginannya lah dia terluka.Gegas aku tutup kembali tirai jendela, tetapi saat belum tertutup sempurna, netraku melihat Raya keluar dari rumah
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 24

Selamat membaca!*****Di rumah Ustaz Yusuf aku mengeluarkan botol yang kutemukan semalam, memperlihatkan pada beliau setelah selesai meruqyah Ratna. Jujur aku ingin tahu apa isi botol itu, dari semalam aku terus menerka-nerka, apa ini racun yang akan dimasukkan orang misterius itu ke sumur kami? Supaya kami mati?Tapi dengan siapa aku bermusuhan? Seingatku hanya dengan Raya lah aku punya masalah dan bersitegang, selain itu tidak ada, harusnya. Ustaz Yusuf melihat botol itu dengan saksama, beliau juga membuka dan sedikit membauinya.Tiba-tiba beliau memanggil salah satu muridnya, beliau minta dibawakan kopi, aku menunggu dengan sabar demi mendengar penjelasannya.Sambil menunggu, aku juga mencoba interaksi kecil dengan istriku, semata agar ia tak terlalu tegang, bagaimana pun dia sudah melalui hal berat tadi. Ya, Ratna masih saja kesurupan saat Ustaz Yusuf meruqyahnya.Seperti yang beliau bilang ini butuh proses dan waktu, dan aku memaklumi itu, jika ditela'ah aku lah yang paling b
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 25

Selamat membaca!*****Setelah pemandangan petang itu, perasaanku tambah tak karuan saja, kelebat bayangan perempuan bergaun merah mengitari depan rumahku, kakinya yang pincang, orang misterius yang kulempar pisau yang juga terluka kakinya.Semua itu membuatku bertambah was-was, semua rentetan kejadian itu saling berkaitan, membentuk semua asumsi baru di kepalaku, mungkinkah hanya satu orang yang menjahati kami atau banyak tersangka lain yang sedang terlibat, dan hanya Raya saja yang tampak.Namun, di balik kejadian dan teror yang kami alami akhir-akhir ini, aku tak hilang akal, Ratna masih kubawa berobat pada Ustaz Yusuf, ikhtiar kami masih berlangsung dan kau pantang menyerah apa pun tantangannya.Ya, aku yakin teror itu hanya pengecoh, agar aku bosan dan berhenti usaha mungkin? Entah! Terpenting aku harus bisa mengatasi ini tanpa mengorbankan pengobatan Ratna.Sore ini, usai shalat Ashar, aku berpamitan pada Ratna hendak ke rumah Pak Lurah, ada yang harus kusampaikan pada beliau, d
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 26

Selamat membaca!*****"Tadi Raya datang, Bang ... ak—ku takut." Ratna menarik diri, ekspresinya jelas ketakutan, "apa! Mau apa perempuan itu? Apa dia menyakitimu?" tanyaku cemas sekali, Ratna menggeleng dengan tubuh gemetaran."Dia datang untuk bicara padaku, Bang." Aku tak menegang."Bicara apa dia?" tanyaku penasaran sekaligus cemas, apa lagi yang direncanakan perempuan licik itu sekarang? Mendadak aku menyesal tidak membawa serta Ratna tadi."Dia mengancamku, Bang. Dia bilang akan terus menggangguku selama dendamnya tak terbalaskan, dia bilang ... tau semua rencana kamu, Bang," ucapnya dengan netra bergerak gelisah, dia sangat ketakutan."Apa rencana Abang?" Ratna bertanya lagi meski masih ketakutan, gegas aku menarik tangannya dalam genggaman, berusaha mengenyahkan segala rasa khawatirnya."Tenangkan dirimu, dia datang hanya mengacaukan hati kita, jangan peduli usikan perempuan jahat itu." Aku berusaha meyakinkan, dia tetap memasang tatapan menyelidik padaku."Tapi apa maksudny
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 27

Selamat membaca!*****Keesokan harinya sesuai kesepakatan awal, aku dan beberapa perangkat desa lainnya berkumpul di rumah pak lurah, kali ini aku juga membawa serta Ratna istriku.Siap siaga dengan kaos hitam dan celana training, aku dipercayakan memberi pidato nanti untuk mendongkrak semangat warga.Tak sia-sia usaha kami, beberapa saat kemudian warga mulai berdatangan, walaupun belum semuanya, tetapi ini sudah sebagian besar, syukurlah mereka punya jiwa kekompakan walau sempat mati karena tak diasah."Baiklah Bapak dan ibu sekalian, tanpa berlama-lama lagi, mari kita mulai saja. Seperti yang sudah diumumkan semalam, hari ini kita akan mengadakan gotong royong, semoga dengan adanya kegiatan positif seperti sekarang, bisa bermanfaat untuk kebersihan desa kita sekaligus sebagai ajang terjalinnya solidaritas antar sesama." cetusku dengan suara lantang.Setelahnya bersama kami menyusuri pinggir jalan dan lorong, membabat belukar yang tumbuh subur, membersihkan got dari sampah-sampah pl
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 28

Selamat membaca!*****Pagi sekali, seluruh warga dikejutkan dengan kematian Pak Kusno, semua diminta melayat lebih awal karena tak ada yang mengurus mayit, mengingat beliau sebatang kara bersama istrinya.Aku dan Ratna bergegas ke rumah duka, istriku kubiarkan di rumah pak lurah, tak mau ambil risiko, bagaimana pun Ratna sudah pernah terkena guna-guna, bukan mustahil pagar tubuh yang pernah rusak dimasuki lagi oleh makhluk baru.Begitu tiba di sana, aku, pak lurah serta Ustaz Amir langsung beranjak menaiki tangga rumah panggung yang masih terlihat sepi, hanya beberapa warga yang sudah tiba, mereka duduk melingkari tubuh Pak Kusno.Dan lihatlah, Astagfirullah Ya Allah ... tubuhnya masih kejang dengan mata melotot ke langit-langit rumah."Tolong suami saya, Pak Ustaz! Huhuhu ...." Nik Ratmi tiba-tiba melesak, jatuh tergugu di bawah kaki Ustaz Amir, ia meraung memohon bantuan beliau."Bangunlah, Nik!" seru pria sepuh itu, tetapi tak diindahkan wanita tua itu, ia terus memohon, "Suami sa
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 29

Selamat membaca!*****"Nik, saya sudah memaafkan almarhum, tapi ... bisakah Nik Ratmi ceritakan pada saya apa yang almarhum sembunyikan menyangkut tentang kami?" Aku menatap wanita renta itu lekat-lekat."Malam itu ... Raya mendatangi kami, dia mengajak almarhum bekerja sama dengannya, perempuan itu menawarkan imbalan besar jika kami mau," ucapnya menyeka sudut mata, aku terperangahendengar penuturan mengejutkan tersebut."Lalu apa kalian menerima tawarannya?" tanyaku. Nik Ratmi kembali tersedu-sedu, aku mengusap pelan lengan wanita paruh baya itu agar beliau tetap tenang."Kami tak berdaya, Nak Angga, sama seperti tak berdayanya saya melarang almarhum agar berhenti memuja jin, ia tak lagi bisa lepas dari kemusyrikan hingga penghujung ajalnya." Nanar tatapan Nik Ratmi lurus ke lelehan mentari senja."Boleh saya tahu apa yang ditugaskan Raya untuk Pak Kusno?" tanyaku mengorek info lebih dalam, banyak sekali misteri yang belum terungkap, dan hari inilah kesempatanku untuk mengetahuinya
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 30

Selamat membaca!*****Saat pulang ke desa, kami dikejutkan dengan kabar yang sedang begitu panas diperbincangkan warga. Anak gadis Pak Wan mendadak kesurupan siang tadi, menurut keterangan warga, gadis yang tengah menempuh jenjang akhir sekolah menengah atas itu telihat aneh sejak pulang sekolah.Alu dan Ratna bergegas ke rumah Pak Wan, berniat menjenguk dara bernama Sinta itu, bagaimana pun akulah pencetus pertama agar terbangun rasa peduli antar masyarakat, tak mungkin kuabaikan saja musibah yang sedang menimpa Pak Wan saat ini.Begitu tiba, kami langsung memasuki rumah beliau,asih ada satu dua orang warga yang datang, begitu kami masuk, mereka pun beranjak pulang. "Assalamu'alaikum," sapaku pada sepasang suami istri yang tengah dilanda kesedihan, mereka tetap memaksakan seulas senyum tipis lantas mempersilakan kami duduk."Saya mendengar desas-desus dari warga, Pak. Apa benar putri Bapak ...." Sengaja aku menggantung ucapan agar mereka tak bertambah sedih diingatkan secara langsu
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status