Ucapan Nisa terus terngiang-ngiang di telingaku. Mas Fahri kritis? Bukankan kemarin sore kami masih melakukan video call. Mas Fahri terlihat biasa-biasa saja, sama seperti sebelumnya. Hanya saja, wajahnya memang sedikit pucat. Saat kutanya, mungkin karena kurang tidur katanya. Dia merindukanku dan juga Syafea, putrinya."Saya akan segera ke sana, Mbak," ucapku pada Nisa.Akupun segera mematikan sambungan telepon."Kenapa, Nay?" tanya ibu cemas."Mas Fahri, Bu. Mas Fahri kritis.""Astagfirullah. Ya, sudah. Kamu cepetan ke rumah sakit. Biar ibu di sini jagain Syafea," titah Ibu."Biar Abang antar, Nay," tutur Bang Raka yang masih menggendong Syafea.Aku mengangguk, "Naya ganti baju dulu."*****Aku dan Bang Raka baru saja berangkat menuju rumah sakit. Jaraknya memang lumayan jauh dari rumah Bang Irsyad, sekitar 20 km. Rasanya aku ingin segera sampai ke rumah sakit. Tak sabar ingin bertemu dengan suamiku itu. Meski kondisiku belum terlalu pulih, aku janji akan kembali menemaninya dan me
Last Updated : 2023-03-15 Read more