Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Abang Ojek VS Ibu Polwan: Chapter 21 - Chapter 30

303 Chapters

Bab 21: Laki-laki Terakhir

Bab 21: Laki-laki Terakhir  “Kamu mikirin apa sih, Dinda? Sedari tadi bengong saja,” tanya Verous di balik lingkar kemudinya.Mobil yang ia kendarai bersama Karin sekarang sudah berada di jalan lintas antar kota, dengan rute yang sedikit berkelak-kelok dan barisan pepohonan di sepanjang tepi jalannya. Sementara Karin sendiri masih diam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab.“Aku mikirin anak balita yang di lampu merah tadi, Kanda.”“Balita? Yang di motor bersama orang tuanya tadi?”“Hem-hemm.”“Kenapa?”“Pengiiiiin.”“Pengin apa nih?”“Pengin punya anak yang seperti itu,” kata Karin dengan nada sedikit merengek.Verous tertawa kecil.“Memangnya Dinda saja yang pengin punya anak? Kanda juga pengin, tahu. Pengin banget malah.”“J
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Bab 22: Tiga Wanita

Bab 22: Tiga Wanita  DUA BULAN KEMUDIAN.., Hekal merasa menyesal, juga sedih karena belum bisa pulang kampung seperti yang pernah ia janjikan pada Eca dan Eci, kedua adiknya yang sangat ia sayangi itu.“Setiap hari Ibu nanyain Kakak loh,” kata Eci dengan suaranya yang renyah.“Ibu kangen Kakak,” imbuh Eca yang tunarungu, dengan menggunakan bahasa isyarat.Sementara sang Ibu sendiri, dalam obrolan mereka lewat video call, tetap membesarkan hati Hekal, putranya yang telah menjadi tulang punggung keluarga ini.“Ya sudah kalau kamu belum bisa pulang. Tidak apa-apa, yang penting kamu sehat, kerjaan kamu lancar, dan tidak pernah mendapat masalah apa pun juga.”Hekal tersenyum seraya menahan haru. Sekejap ia teringat masalahnya sendiri dengan Olive yang sampai sekarang pun belum mencapai titik temu.Ia sudah beberapa kali mencari ala
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Bab 23: Ketika Bidadari Sedang Mejeng

Bab 23: Ketika Bidadari Sedang Mejeng  Tiin..! Tiiiin..! Tiiiiiiin..!          Tiin..! Tiiiin..! Tiiiiiiin..!          Salak klakson bersahut-sahutan. Mobil-mobil saling tertumpuk di satu titik, berebut ruang yang sangat sempit. Saling tak ingin kalah, dan tak ada yang mau mengalah. Ratusan sepeda motor ikut pula menyemarakkan kemacetan itu.Bagaimana kronologinya?Ada sebuah jalan kecil yang bermuara di jalan Sudirman, yaitu sebuah jalan protokol, di mana titik persimpangannya tidak terdapat lampu merah. Bersambunganlah arus dari jalan kecil itu sampai ke sebuah belokan U-Turn di jalan Sudirman.Sementara dari sisi sebaliknya, terdapat juga sebuah jalan kecil yang bermuara di jalan protokol yang sama.Semua orang tahu bahwa dua jalan kecil yang berseberangan dengan jalan Sudirman i
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more

Bab 24: Dokter dan Tukang Ledeng

Bab 24: Dokter dan Tukang Ledeng Aje masih tidur pulas ketika matahari menampakkan dirinya perlahan. Cahayanya yang kuning keperakan menerangi sepanjang garis horizon di beranda timur kota Bandar Baru.Burung prenjak hadir di ranting-ranting pohon, berkicau bersahutan, dengan ritme yang terganggu oleh beberapa sepeda motor yang melintas. Sementara ayam-ayam Bangkok kepunyaan Pak Sali—suami Bu Atik—sejak masih gelap tadi sudah berkokok tak henti-henti. Aje terus saja dibuai oleh kenangan masa lalu bersama almarhumah Diana yang kembali hadir di dalam mimpinya. Seperti lembaran album yang terbuka karena terembus angin, fragmen yang pernah mereka lalui bersama hadir berganti-gantian.Di salah satu kepingan memori itu, Aje melihat Diana yang sedang memasak sesuatu. Aje mengejutkannya dari belakang dengan sebuah pelukan dan bisikan mesra.“Selamat pagi, Cinta.”&ldq
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

Bab 25: Drama Di Bawah Meja Kompor

Bab 25: Drama Di Bawah Meja Kompor  “Tiara..??”Tiara tidak ada!Cepat Aje bangkit, mengucek-ucek mata dan menoleh kanan kiri. Rasa kantuknya sontak hilang, digantikan dengan rasa panik yang tiba-tiba mengunjam. Aje berjalan ke seantero kamar. Harap-harap cemasnya membubung seiring dengan kenihilannya mendapatkan Tiara.“Ara!” Panggilnya.Aje berjongkok, lalu melongokkan kepala ke kolong ranjang. Barangkali Tiara ada di situ, bermain sesuatu atau apa-lah.Ternyata, tidak ada!Oh, Aje semakin cemas. Ia ingat betul, tadi malam Aje menina-bobokan putrinya itu sembari memeluknya. Ya, Aje ingat sekali, karena tadi malam, tepatnya pukul dua ia mengganti pampers Tiara.“Ara!”“Di mana kamu, Nak?”Aje keluar kamar, berjalan ke ruang tengah terus ke ruang depan. Aje melihat pintu depan masih terkunci. Maka tidak mungkin Tia
last updateLast Updated : 2023-04-30
Read more

Bab 26: Nikahi Aku

Bab 26: Nikahi Aku  “Bagaimana mungkin, driver ojek itu memilih satu buah jeruk di atas meja, daripada buah dadaku yang sudah aku tawarkan padanya? Juga keseluruhan tubuhku?”Pertanyaan dalam hatinya itu Lisa bawa menuju ke arah jendela. Masih memakai kimono tidur, gadis cantik berparas sedikit indo ini membuka tirai dan lantas mematung, memandangi lalu lalang kendaraan di jalan raya dari lantai sepuluh hotel tempat ia menginap sejak semalam.Kedua tangannya memegang cangkir keramik berisi teh dengan aroma melati yang harum. Hidungnya mengendus, menangkap aroma teh dan beberapa saat terus menikmati teh lewat indera penciumannya. Ia terpaku pada pemandangan di bawah dengan pikiran yang kosong. Hingga beberapa saat kemudian dering telepon mengejutkannya. Sedikit enggan ia mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Sekilas membaca nama sang penelepon, ia pun menerima panggilan.&
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Bab 27: Srikandi Dari Subdit IV

Bab 27: Srikandi Dari Subdit IV  “Duh, lucunya!” Karin memekik kecil. Ia yang sudah bersiap dengan seragam polisinya membungkukkan sedikit tubuh untuk memosisikan wajahnya di depan anak balita yang sedang berada di gendongan sang ibu.“Mau berangkat kerja, Mbak?” Menyapa ibu sang balita, yang merupakan tetangga Karin sendiri.“Iya, Kak.” Pendek saja Karin menyahut. Sebab ia lebih tertarik untuk bermain dengan sang balita.“Ciluk, baa..!”Si balita tertawa tergelak-gelak, membuat Karin semakin bersemangat untuk menggodanya. Dengan suara yang digemas-gemaskan ia menanyai si balita.“Kamu dari mana, sayang?”“Dari warung, Tante.” Ibu sang balita yang menjawab mewakili anaknya.“Dari warung? Mengawal Mama belanja ya?”“Iya, Tante.” Seakan terkejut, si tetangga t
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Bab 28: SUV Warna Putih

Bab 28: SUV Warna Putih  “Mbak!”Mendengar itu Karin pun hentikan langkah dan serentak balikkan badan. Ia sampai mengernyitkan keningnya karena tak menyangka orang yang memanggil dia barusan akan berada di areal kantornya.“Hei, apa kabar?” Sapanya ramah.Si pemanggil tadi mengangkat tangan hormat pada Karin, yang segera dibalas dengan..,“Sudah ah. Tak usah terlalu formal. Tumben kamu ke sini, Olive. Ada urusan apa?”“Ini, aku mengantar surat dari Ditlantas.”Karin memperhatikan setelan seragam yang dikenakan Olive sekarang ini.“Lho, pakai setelan lengkap begini, kamu mau pergi razia?”“Tidak ah. Aku baru pulang sehabis patroli, bareng rekan dari Polresta.”“Oh, begitu. Surat apa yang kamu antar itu?”“Surat undangan meeting terkait rencana razia gabungan minggu de
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Bab 29: Lelaki Berbaju Monyet

Bab 29: Lelaki Berbaju Monyet  Seorang lelaki berperawakan atletis berjalan memasuki sebuah gedung yang tidak terlalu besar. Ia menyusuri sebuah selasar yang memanjang menuju ke belakang, melewati beberapa ruangan dengan dinding dan pintu yang terbuat dari kaca hitam.Ia memakai wearpack atau baju monyet—semacam baju terusan khas teknisi—berwarna  biru langit dengan beberapa bordiran di kedua lengan, dada, dan punggung yang berwarna hijau toska mencolok.Di punggungnya itu, tertera sebuah merek barang elektronik ternama, berikut ‘tagline’ atau slogan yang juga terpampang di depan gedung tersebut. Yaitu;“NAIKIN, A Brighter Life Starts From Here.”Lelaki itu terus berjalan menuju ke belakang, melewati sebuah ruangan workshop besar yang dipenuhi dengan barang-barang elektronik. Sampai di suatu ruangan, ia membuka pintu loker dan menyimpan barang-barang priba
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Bab 30: Always Love You

Bab 30: Always Love You  Sejak pertama kali mengetahui Tiara yang sudah bisa berdiri dan berjalan, semakin ke sini Aje semakin menyadari sesuatu. Perkembangan motorik putrinya itu begitu pesat. Hingga dua minggu kemudian, ia sudah bisa berjalan dengan lancar.Sesekali ia memang terjatuh karena tersandung, namun Aje menganggap itu sesuatu yang wajar. Setiap Aje pulang kerja, Tiara selalu menyambutnya di ambang pintu rumah Kak Eda. Berjalanlah ia dengan roman mukanya yang gembira, senyumnya yang ceria dan suaranya yang meluluhkan jiwa.“Yaah..,” pekiknya manja menghampiri Aje yang berjongkok untuk menerima peluknya.Selain Bunda, ia juga sudah bisa menyebut kata ‘Yah’, maksudnya Ayah. Lebih dari itu, ia belum bisa berbicara.“Kalau dia nanti lambat bicaranya, itu wajar, Yim. Kamu tak usah khawatir,” kata Kak Eda beberapa waktu lalu.“Kenapa, Kak?&rdq
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more
PREV
123456
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status