Home / Romansa / Karma Pengkhianatan Calon Suamiku / Chapter 21 - Chapter 25

All Chapters of Karma Pengkhianatan Calon Suamiku: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

Bab 21 - Liburan 2

"Ngapain kamu di sini? ada kerjaan sama yang lain? sama Yudha juga? gak bilang apa - apa dia?" Risa membrondong Hana dengan banyak pertanyaan. Ia membiarkan rekannya untuk melakukan check in. Dengan sombongnya ia melipat kedua tangannya ke dada. Tidak lupa dengan wajah angkuhnya. Sebelum jadi pegawai sudah angkuh. Sekarang semakin angkuh."Liburan, berdua sama sepupu," jelas Hana singkat, padat dan jelas. Baginya tidak ada alasan untuk menjelaskan hal lebih apalagi bertanya kabar. Toh orang di depannya ini sepertinya sudah sangat membencinya sampai ke ubu-ubun."Enak banget liburan yang lain pada kerja. Kamu apain Mas Marco sampai mau?""Sa, tau namanya cuti tahunan, kan? bukannya kamu dulu kerja di situ juga. Bahkan lebih lama. Harusnya kamu tahu," sahut Hana. Ia sudah tidak ingin berlemah lembut."Sa, ayo!" panggilan itu mengharuskan Risa pergi meninggalkan Hana. Sebelum pergi ia mendekat ke arah Hana, "Ingat ya, aku pantau kamu. Awas deket-deket Yudha. Udah tau 'kan Yudha itu suami
Read more

Bab 22 - Mantan?

"Han sudah siap?" tanya Ifa. Mereka berencana kulineran di luar. Cuaca mendung berubah menjadi cerah. Yah walaupun tidak terlalu cerah. Setidaknya masih aman untuk jalan - jalan. Tujuan mereka kali ini adalah sebuah depot yang sudah berdiri sejak lama. Sudah puluhan tahun. Bahkan sebelum mereka lahir. Katanya makanan di tempat itu enak. Tersedia dari mie hingga lumpia yang banyak digemari orang.Mereka memilih berjalan kaki. Kurang lebih lima belas menit akhirnya mereka sudah sampai di tujuan. Cuaca yang seperti ini sangat mendukung untuk makan - makan yang berkuah. Lihat saja, banyak pengunjung sampai-sampai tidak terlihat ada kursi yang kosong. Aroma khas menyeruak mengenai indra penciuman. Membuat perut mereka yang sedari tadi minta diisi semakin berteriak untuk diisi sesegera mungkin."Mau pesana apa? makan di sini atau dibungkus?" tanya salah satu pekerja yang berumur sekitar dua puluhan awal pada keduanya yang berdiri di dekat etalase menu. Di sana juga juru masak membuat pesana
Read more

Bab 23 - Untuk Yudha

“Mba, kenal sama cowok tadi?” tanya Risa tiba-tiba kepada Sasa yang entah muncul darimana. Sepertinya ia menyaksikan apa yang terjadi.Risa mengerutkan kening. Ia tidak kenal siapa yang bicara dengannya tiba-tiba ini. Seolah-olah mereka sudah saling kenal. Merasa mengerti arti raut wajah Sasa, Risa melanjutkan perkataannya. “Saya dulu satu tempat kerja sama cewek yang dihampirin cowok sama Mba tadi. Emang centil dia Mbak. Suka goda laki orang. Suami saya yang udah nikah aja masih dideketin,” cerita Risa dari sudut pandangnya tentang Hana. Sasa mulai tertarik setelah mendengar apa yang dikatakan Risa. “Terus sekarang?”“Sekarang sih saya taunya dia deket sama cowok tadi. Soalnya suami saya pernah lihat-lihat tu foto mereka lagi bareng.”Sasa menarik nafas kesal. Tanpa ia sadari ia bertemu dengan seseorang yang mungkin saja sudah menggantikan posisinya di hati Ali. Lelaki atau mantannya yang masih sangat ia rindukan. Ia begitu menyesal karena sudah menolak lamaran Ali untuk menikahin
Read more

Bab 24 - Kedatangan Yudha

Dua hari ini Yudha bekerja tidak tenang. Risa, Hana dan Ali satu tempat. Mau nyusul, keuangan lagi gak stabil. Lagipula mereka akan kerja kembali di hari senin. Muncul ide untuk meminjam uang kepada Zaki, yang sedang mengerjakan pekerjaanya. Ia sudah tidak bisa berpikir lagi. Rasanya harus benar-benar menyusul mereka ke sana."Zak, lo ada uang gak, gue mau pinjam?" "Tumbenan lo pinjem uang. Berapa?" Yudha menghitung nominal yang ia perlu dari tiket pesawat bolak-balik, transport, uang makan selama disana, dan penginapan karena harus ambil kamar lagi. Tidak mungkin di kamar Risa karena ada rekan kerjanya dalam satu kamar.Setelah selesai menghitung semuanya. Yudha menunjukkan layar ponselnya ke Zaki yang telah tertera angka yang tidak sedikit. Membuat Zaki terkejut."Ok deh, gue transfer nih?" "Transfer aja, bro. Thanks banget," Yudha menepuk bahu Zaki seraya berdiri. Selanjutnya ia harus minta cuti dadakan ke bosnya.Yudha berjalan terburu-buru. Sesampainya di depan pintu berwarna
Read more

Bab 25 - Satu Kesempatan

Ponsel Hana yang ada di dalam tas berdering ketika ia sampai. Nomor ponsel tanpa nama, namun foto profil jelas menunjukkan wajah Risa.Terdengar helaan nafas berat, rasanya sudah lelah berurusan dengan Risa. Dengan enggan ia menjawab panggilan."Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam. Han gak jadi nitip. Jadi mau aku ambil aja. Kamu dimana?" tanya Risa begitu saja ketika sambungan teleponnya di jawab. Sementara Yudha yang berada di samping Risa mengernyitkan dahi pertanda ia sedang bingung apa yang dilakukannya istinya. Tiba-tiba menyembut 'Han'. Apakah itu Hana? Yudha membatin."Baru sampai hotel. Ini mau masuk ke dalam.""Aku tunggu di lobi."Sambungan telepon terputus. Benar-benar tidak ada sopan santunya sama sekali kepada orang yang dimintai tolong. Hana kembali menghela nafas berat. "Ada apa?" tanya Ali. "Risa mau ngambil titipannya. Katanya gak jadi nitip. Dia nunggu di lobi," jelas Hana. Tidak lama mereka sudah berada di lobi hotel mewah berbintang lima. Hana segera menuju meja
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status