Home / Romansa / Obsesi Cinta Pilot Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Obsesi Cinta Pilot Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

35 Chapters

bab - 21. mama nelpon amerra pun galau

Sudah satu minggu lamanya Ameera menjalani hidup seperti sedia kala. Waktu satu bulan ke belakang ini Ameera habiskan dengan kesibukan yang membuatnya seolah tak mampu lagi mengingat Akbar. Pria itu, pergi begitu saja semenjak perdebatan mereka terakhir kali. Hingga detik ini, Ameera tak lagi mendapatkan kabar atau bertemu dengannya sekalipun. “Aku dengar Akbar sibuk belakangan ini,” kata Vira. Ameera seringkali bertanya-tanya apakah yang membuat sang sahabat yang begitu jeli akan semua informasi tentang Akbar.“Aku pikir selain seorang dokter, kamu juga seorang detektif handal, Vira.” Ucapan Ameera mengundang gelak tawa dari sahabatnya. Vira menutup mulutnya dengan sebelah tangan sambil menahan tawa.“Kamu bisa saja, Ameera. Aku hanya membantumu memberikan sedikit informasi yang mungkin saja bisa memberi sedikit petunjuk. Aku tahu kamu galau tanpanya, hahaha.” Lagi, tawa Vira kembali terdengar.Mendengar itu, gerakan tangan Ameera yang sedang menulis terhenti. Vira seolah bisa menj
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

bab - 22. meminta bantuan vira

Sepanjang perjalanan Ameera menekuk wajahnya masam. Sesampainya di rumah juga ia tidak menggubris sapaan sang asisten rumah tangga yang menyambut kedatangannya. Di kamar, ia juga berjalan mondar-mandir mencoba menenangkan diri tapi segala pikiran buruk mulai berkecamuk di dalam dadanya. “Bagaimana aku bisa membawa Akbar datang ke rumah baru mama, untuk saling berkomunikasi saja aku tidak pernah,” gumamnya gelisah sambil menggigit kuku-kukunya yang panjang. Sebuah kebiasaan buruk Ameera kala ia tidak mampu lagi menahan diri. Di tengah kebingungannya, terlintas sebuah ide di benak Ameera. Ia meraih ponselnya dan mencari kontak sang sahabat. Tanpa berpikir lama, Ameera menekan ikon hijau di layar ponselnya.“Halo, Vira, aku butuh bantuanmu,” ucap Ameera pada sang sahabat. Terdengar panik sekaligus penuh tuntutan. Setengah jam berlalu, Ameera duduk dengan perasaan gelisah yang menjalar di sekujur nadinya. Beberapa kali ia melihat ke arah pintu masuk kafe bernuansa vintage ini. Seseor
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

bab - 23. pasangan palsu

Dibalik dress warna champagne dengan butiran batu safir yang membalut setiap lekukan tubuh Ameera. Sambil memupuk kepercayaan diri yang tak kunjung meninggi, Ameera melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Suasana rumah sepi. Padahal hari ini adalah akhir pekan yang rencananya akan Ameera habiskan dengan beristirahat. Dress bergaya span selutut itu tak biasanya Ameera pilih dalam kondisi apapun. Namun, Vira memaksanya untuk memilih gaun itu khusus acara malam ini. Dengan wajah yang sudah dipoles riasan yang elegan, seharusnya bisa membangkitkan kepercayaan diri Ameera sekarang. Namun, hal itu jangankan bisa dirasakan Ameera, yang ada hanyalah kegelisahan yang terus bergelora di dalam dada.‘Bagaimana jika rencana yang sudah ia dan Vira buat gagal?’‘Bagaimana jika Ameera kehilangan karir impiannya sebagai seorang psikolog handal?’‘Bagaimana jika Akbar justru tak mau membantunya kali ini?’ Sungguh, isi pikiran Ameera tidak pernah jauh dari hal-hal negatif yang bersumber dari ketakut
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

bab -24

Baik Ameera, mamanya, juga Akbar kompak menoleh kala suara panggilan yang tertuju pada mama Ameera itu digaungkan. Ameera tak mengenal sosok wanita yang kini berjalan ke arah mereka. Kerutan di dahi Ameera sudah cukup menunjukkan dirinya tak bisa menebak bahkan mengingat wanita ini.Di usia wanita yang Ameera perkirakan sama dengan usia mamanya, Ameera hanya bisa berasumsi wanita dengan dress merah marun itu adalah kerabat mamanya. Wajah sumringah tante-tante itu begitu manis. Pesonanya semada muda seolah tak pernah luntur karena selalu dirawat dengan baik. “Ya ampun, stefanie?!” pekik Mila—mama Ameera. Wanita itu bergegas meninggalkan Ameera dan Akbar yang masih mematung di tempatnya. “Stefanie, akhirnya kita bertemu lagi. Aku rindu sekali sama kamu. Bagaimana kehidupanmu di Jerman?” ucap Mila seraya memeluk erat sahabat lamanya. Ameera memandang interaksi yang mirip dengan dirinya dan Vira dulu. Sekian lama berpisah dan tepat saat mereka kembali bertemu lagi membuat Ameera tengge
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

bab - 25

“Iya, dia kekasihku, ma.” Jawaban Akbar membuat Ameera sontak menoleh. Dengan santainya pria itu melenggang duduk di samping Ameera dan meraih punggung tangan wanita itu. “Kami memiliki hubungan yang baru berjalan beberapa bulan.” Akbar menyambung lagi kalimatnya. Pria yang memiliki hidung lancip bak piramida itu mengulas senyum halus di wajahnya. Untuk kedua kalinya Ameera melihat senyuman hangat itu dari Akbar. Pertama, saat mereka pertama kali bertemu. Dan yang kedua adalah saat ini. “Benar begitu, Ameera?” tanya Stefanie. Dalam hati Ameera gelagapan. Bingung harus berkata jujur atau membongkar semua rencananya. Namun, ketika ia melihat mamanya yang tersenyum penuh harap, niat berkata jujur itupun lenyap. Ameera gelagapan menjadi satu-satunya objek perhatian saat ini. Semua mata tertuju padanya menunggu jawaban. Tetapi sialnya otak Ameera seolah kosong melompong. Semua rencana yang sudah disusun rapi di pikirannya. Hendak meminta pertolongan, pertolongan siapa? “Benar itu, Am
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

bab - 26

Malam ini bagaikan malam terburuk bagi Ameera. Setelah pulang dari taman komplek rumah mamanya.Ia menghempaskan tas sling bag yang ia pakai ke atas kasur. Dengan perasaan yang berkecamuk di dalam dadanya Ameera berlalu menuju kamar mandi. Dress yang ia pakai dilepas begitu saja. Sedangkan Ameera masuk ke dalam bath tub untuk menenangkan diri.Berendam di air hangat di tengah malam seperti ini cukup mampu membuat pikiran Ameera tenang.“Ya Tuhan, kenapa semuanya semakin rumit sekarang?” keluh Ameera sambil bersandar pada dinding bath tub. Kepala Ameera berdenyut nyeri ketika membayangkan kejadian tadi. Dengan beraninya Akbar menyentuh Ameera dan mengikis jarak seolah mereka berdua benar-benar saling mengenal.Pikiran Ameera tak bisa lagi dikendalikan. Jangankan untuk menyentuh, berada di dekat pria itu saja sudah membuat Anya hampir saja menghentikan degup jantungnya.Akbar terlalu mempesona. Di balik persona diri Akbar yang terlihat ganas, Ameera bisa merasakan sisi lain dari pria
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

bab - 27

Bukan aku yang mau mencari masalah denganmu. Tapi kamu yang memulai masalah,” jawab Ameera ketus. Tak ada lagi rasa takut dan khawatir yang hinggap di dalam dirinya. Satu hal yang paling penting baginya saat ini adalah, mengamankan Valentine dari segala macam ancaman bahaya yang mungkin saja Akbar rencanakan.Persetan dengan apapun yang ada dipikiran Akbar. Ia hanya ingin semuanya selamat. Tidak peduli juga pria itu akan membenci Ameera setelah ini.“Ameera, tolong bawa pergi pacarmu ini. Aku tidak sudi kembali dengannya,” pungkas Valentine setengah memohon.Sorot matanya menunjukkan betapa wanita itu ingin lepas dari jeratan Akbar. Ameera sebagai sesama wanita pun menaruh iba padanya.“Sudahlah, Akbar. Lebih baik kita pergi dari sini sebelum aksimu menjadi bulan-bulanan warga komplek.” “Tidak. Aku tidak akan pulang tanpa Valentine. Kamu memang kekasihku tapi bukan berarti kamu bisa mengaturku, Ameera,” tandas Akbar kejam. Tak hanya Ameera, Valentine pun terkejut dengan reaksi yang d
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more

bab -28.

Bukan aku yang mau mencari masalah denganmu. Tapi kamu yang memulai masalah,” jawab Ameera ketus. Tak ada lagi rasa takut dan khawatir yang hinggap di dalam dirinya. Satu hal yang paling penting baginya saat ini adalah, mengamankan Valentine dari segala macam ancaman bahaya yang mungkin saja Akbar rencanakan.Persetan dengan apapun yang ada dipikiran Akbar. Ia hanya ingin semuanya selamat. Tidak peduli juga pria itu akan membenci Ameera setelah ini.“Ameera, tolong bawa pergi pacarmu ini. Aku tidak sudi kembali dengannya,” pungkas Valentine setengah memohon.Sorot matanya menunjukkan betapa wanita itu ingin lepas dari jeratan Akbar. Ameera sebagai sesama wanita pun menaruh iba padanya.“Sudahlah, Akbar. Lebih baik kita pergi dari sini sebelum aksimu menjadi bulan-bulanan warga komplek.” “Tidak. Aku tidak akan pulang tanpa Valentine. Kamu memang kekasihku tapi bukan berarti kaku bisa mengaturku, Ameera,” tandas Akbar kejam. Tak hanya Ameera, Valentine pun terkejut dengan reaksi yang
last updateLast Updated : 2023-04-02
Read more

bab - 29

Suasana hati Ameera mendadak kacau karena rencana yang tadi malam dicanangkan oleh mamanya. Beban pikiran semakin bertambah dikala Ameera tak memiliki pilihan lain. Lalu, bagaimana ia bisa mengatasi semuanya? Sepertinya kapasitas otaknya tak mampu lagi menahan beban pikiran yang semakin menumpuk. Wajahnya terlihat semakin frustasi. Tak tahu lagi bagaimana ia harus bersikap saat ini. Deretan data pasien sudah menjadi makanannya sehari-hari. Namun masalah di luar pekerjaan justru yang paling dirasa berat bagi Ameera.“Wajah kamu kusut banget. Ada apa?” Vira tiba-tiba datang dari ruang konsultasi di sebelah ruangan Ameera yang hanya dibatasi oleh tirai. “Astaga, sejak kapan kamu di sana, Vira?” ucap Ameera terkejut. Sebelah tangannya mengelus dada. Vira nyengir kuda. Memampang raut wajah tak bersalah di depan Ameera. “Ku lihat sejak tadi pagi sahabatku begitu frustasi. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu wahai sobat?” Goda Vira sambil mengedipkan sebelah matanya. Jangan heran deng
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

bab - 30

Kamu hati-hati di jalan ya.” Vira menempelkan kedua pipinya secara bergantian di wajah Ameera. Jam praktik mereka sudah habis dan waktunya untuk pulang.“Iya, kamu juga hati-hati. Aku duluan ya.” Ameera pamit sembari melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Mobil putih miliknya terparkir di area paling ujung. Membuat Ameera mau tak mah harus berjalan lebih jauh dari biasanya. Setelah bercengkrama dengan Vira, rasanya sebagian besar bebannya terangkat meski Ameera tidak menceritakan dengan gamblang masalahnya.“Ameera.” Langkah Ameera terhenti saat seseorang memanggil namanya. Ameera tidak langsung membalikkan tubuhnya untuk mencari tahu siapa orang itu. Ia memilih diam. Tak sedikitpun berkutik. Derap langkah kaki orang itu terdengar semakin jelas dan dekat. Rasanya, Ameera harus menunjukkan sikap lebih waspada sebelum berbagai hal tak diinginkan terjadi.“Ameera, apakah kamu sudah mau pulang?” tanya orang itu sambil menepuk pundak Ameera. Tubuh Ameera seketika menegang.“Ameera ini
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status