All Chapters of Bukan Inginku Menjadi Istri Kedua: Chapter 41 - Chapter 50

60 Chapters

Bab 41.

Dorongan dalam diri Rama semakin kuat. Baginya, melihat Indira ketakutan seperti itu seolah menantang sisi kelelakiannya agar dia lebih mendekat. Rama seakan sudah gila berkat Indira. Tak pernah ia menginginkan wanita seperti saat ini.“Mas. Kamu mau apa? Jangan mendekat!” gumamnya lirih dengan bibir bergetar menahan ketakutan. Wanita itu menggeserkan tubuhnya menjauh ketika Rama mulai mendekat dengan mata yang seolah penuh dengan kilat nafsu. Iris pria itu tak pernah berpaling dari wajah Indira.Melihat bibir calon istrinya bergetar, membuat Rama semakin bersemangat untuk menerkam gadis itu. Gila memang, karena habis menenggak beberapa gelas alkohol di balkon tadi, otak Rama mulai bergeser. Pria itu seolah melihat buah apel yang merah dan manis ketika tatapannya tertuju pada bibir ranum Indira. Otaknya mulai dipenuhi hal-hal yang mesum. Semakin lama memandang wanita di hadapannya, semakin tubuh Rama bergejolak kepanasan. Bukannya iba melihat wajah ketakutan Indira, pria itu malah m
last updateLast Updated : 2023-04-04
Read more

Bab 43. Mimpi Buruk

“Mas. Kumohon ... sadarlah. Jangan seperti ini ....”“Kumohon, Mas Rama. Ini kesalahan.”“Mas. Aku mohon. Lepaskan aku dan aku berjanji akan menjauh dari sini. Aku berjanji takkan punya hubungan apa pun lagi dengan Mas Aryo. Aku ikhlas. Kalau perlu aku akan pergi ke luar kota.”Bayangan pria yang dia panggil Rama tersebut terus saja melintas. Adegan demi adegan buruk itu berputar seolah adegan film yang terus berkelindan, membuat tidur Indira terganggu. Tak lama, wanita itu tersentak dan terbangun dengan keringat sebesar biji jagung telah membanjiri sekujur tubuhnya. Nafasnya tersengal, sesak dan ketakutan mendominasi suasana hatinya malam ini. Entah kenapa, mimpi itu ... kembali lagi. Mimpi yang dulu tak begitu jelas, sekarang bahkan dirinya merasa itu sungguh nyata.“Rama? Mas Aryo? Siapa Rama? Ada hubungan apa mereka berdua? Kenapa aku merasa keduanya berhubungan satu sama lain?”Indira kembali mengingat-ingat mimpi yang terasa nyata tadi. Namun, semakin dipikirkan, kepalanya kian
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

Bab 44. Dia cintaku

“Ayah takut Indira ada di dalam dan terjadi sesuatu. Makanya Nak Aryo Ayah panggil soalnya pintunya tertutup dan terkunci dari dalam. Kami tak memiliki kunci cadangan untuk kamar mandi, Nak,” terang Ayah panjang lebar.Aryo mengangguk dan mencoba untuk mendobrak pintu kamar mandi yang terkunci tersebut. Dengan beberapa kali tendangan dan dorongan paksa, akhirnya pintu terbuka. Alangkah terkejutnya semua orang ketika melihat Indira sudah terkapar lemas dengan luka sayatan di pergelangan tangannya.“Ira ...,” pekik Aryo. Alangkah panik luar biasa dirinya menyaksikan keadaan sang istri yang begitu memprihatinkan.**Dengan sekejap, Aryo langsung memangku tubuh sang istri yang telah bersimbah darah. Terlihat beberapa pecahan kaca, bisa semua orang tebak itu benda yang dipakai Indira untuk melukai dirinya sendiri. Air mata bunda merebak dengan tubuh tuanya yang mulai bergetar, pun Ayah yang hampir saja limbung saking syoknya.“Yah. Bantu saya menyiapkan mobil. Kita bawa Ira ke rumah sakit
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

Bab 45. Ada apa dengan istriku?

Suara dering ponsel di saku celana Aryo terdengar, memotong obrolan antara mertua dan menantu tersebut. Ternyata, Wulan lah yang menghubungi Aryo. Pria itu pamit untuk mengangkat telepon kepada kedua mertuanya. Setelah mendapat izin, ia berjalan menjauh dari ruang IGD tempat Indira ditangani. Suara salam terdengar ketika baru saja mengangkat panggilan tersebut, dan Aryo pun membalasnya.“Mas di mana? Bagaimana dengan Ira? Apa udah ketemu?” cecar Wulan terdengar khawatir di seberang sana.“Sayang ... mas hari ini mungkin belum bisa pulang ke rumah. Juga, enggak akan dulu pergi ke kantor. Mas mau ambil cuti beberapa hari ke depan,” jawab Aryo membuat kening Wulan berkerut di seberang sana.“Lho, memangnya Ira belum juga ditemukan?” Wulan kembali bertanya, membuat Aryo menghela napas berat, berusaha mengurangi beban di dada yang terasa menyesakkan. Pun pikirannya yang masih belum tenang sambil menanti kabar dari dokter mengenai kondisi Indira di ruang IGD.“Mas sedang di rumah sakit.”“S
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 46. Tak layak

“Nak. Bukannya Ayah mau menghalangi Nak Aryo menemui Ira. Tapi, sepertinya untuk sekarang, dia sama sekali tak bisa Nak Aryo temui,” terang Ayah membuat sang menantu menoleh dengan kening berkerut.“Maksud Ayah bagaimana?”“Indira tak ingin bertemu dengan Nak Aryo. Jadi ... lebih baik, Nak Aryo pulang dulu saja.”Ucapan sang mertua membuat bahu pria itu merosotkan bahunya. Apa yang terjadi lagi sebenarnya? Kenapa Ira tak ingin bertemu dengannya? **“Tapi bagaimana bisa, Yah? Ira itu istriku? Mana mungkin aku tak menemuinya sedikit pun.”“Ayah tahu, Nak. Ayah juga tak bisa berbuat apa-apa. Ini kemauan Ira sendiri. Nak Aryo untuk sementara berikan dia waktu dulu. Ayah rasa ... ingatan lamanya sudah kembali. Ayah minta, Nak Aryo bisa mengerti kondisinya sekarang. Sebaiknya Nak Aryo pulang saja dulu. Biar Ayah dan Bunda yang menjaganya di sini,” ujar ayah.Bahu Aryo merosot mendengar permintaan mertua laki-lakinya. Ia sesungguhnya ingin menemani Indira di rumah sakit ini. Akan tetapi, pr
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 47.

Manik mata Indira mengandung banyak tanya ketika mendengarkan ucapan wanita yang telah melahirkannya. Mata Indira kembali sendu penuh dengan luka setelah mendengar nama Aryo. Pria yang sudah mengisi semua sudut hati Ira, tetapi dirinya kini merasa menjadi istri yang tak layak di samping suaminya.“Apa Ira layak menjadi istri pria baik seperti Mas Aryo, Bun? Ira malu. Ira takut buat Mas Aryo kecewa. Apalagi, aku tak bisa menjaga kehormatan sebagai seorang perempuan. Selamanya, Ira akan menjadi wanita kotor.”Tumpah sudah tangis Indira yang semakin lama semakin terdengar pilu. Hati orang tua mana yang tak terluka melihat sang putri menderita. Begitu pun Ayah dan Bunda Indira, mereka tak kuasa memendam kesedihan. Bunda tetap tak bisa menyembunyikan tangisnya, sedangkan Ayah, ia berusaha tak menunjukkan luka apa pun di hadapan sang putri. Pria paruh baya tersebut memang pintar menyembunyikan rasa di sakit di hati. Yang kini dia lakukan, hanya mengusap kepala sang putri yang terbungkus ke
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

Bab 48.

“Mas kok udah pulang? Gimana kondisi Ira? Kok bisa sih dia ada di rumah sakit?” berondong Wulan ketika Aryo baru saja masuk ke rumah mereka.“Nanti kita bicarakan di kamar saja,” balas Aryo dengan senyuman. Ia mencoba terlihat baik-baik saja di hadapan istri pertamanya. Tak mungkin menunjukkan rasa sedih yang berlebihan takut Wulan terluka. Ia yakin, bila itu terjadi, sang istri pastinya akan merasa kalau cinta Aryo untuk Indira begitu besar dibandingkan kepadanya.Bukankah memang dilarang menunjukkan terang-terangan condong ke salah satu istri bila sedang bersama istri yang lain? Sebisa mungkin, pria itu menyembunyikan isi hatinya. Meski, memang benar, sekeras apa pun Aryo melupakan Indira dahulu, wanita itu tetap yang paling tinggi bertahta di hatinya. Apalagi, kini dirinya telah menjadi suami sah dari cinta pertamanya tersebut.“Anak-anak di mana, Sayang?” tanya Aryo mencoba mengalihkan pembicaraan.“Oh. Lagi diajak Yuri nyari camilan ke minimarket.”Aryo mengangguk tanda mengerti
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

Bab 49.

“Saya mohon. Biarkan saya bertemu dengan Ira. Ada sesuatu yang harus saya katakan kepadanya. Lagi pula, sampai kapan Ira akan terus menghidari saya? Saya berjanji, jika memang kondisi Ira tak memungkinkan untuk diajak bicara, saya pasti akan mengalah dan kembali menghindar darinya,” ujar Aryo menatap penuh permohonan kepada sang mertua.“Hah ... baiklah, Nak. Ayah tak bisa melarangmu lagi. Mungkin benar. Nak Aryo memang harus mengajak bicara Ira dari hati ke hati. Ayah berharap, dengan kehadiran Nak Aryo, Ira bisa merasakan ketulusan yang Nak Aryo berikan,” harap Ayah mertua pria tersebut.**Aryo membuka pintu kamar rawat sang istri. Setelah sebelumnya ia diberikan waktu berdua oleh kedua mertuanya. Kali ini, pria itu melihat Indira tengah terlelap pulas. Menurut Bunda, putrinya tersebut tertidur setelah beberapa saat lalu minum obat.Baru hari ini Aryo dapat bertemu kembali dengan sang istri. Setelah beberapa hari hanya memantau dari kejauhan tanpa bisa mendekat. Rasanya, hati Aryo
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Bab 50

Selama pengobatan Indira, sering sekali Wulan mengajak kedua putra putrinya untuk mengunjungi madunya. Berharap, istri lain suaminya tersebut tak kesepian, pun lebih dekat dengan ibu tirinya tersebut.Entah apa yang ada di dalam pikiran Wulan. Saat ini, tujuannya hanya satu. Ia hanya ingin melihat kedua anaknya membangun ikatan batin bersama Indira. “Ra. Jika nanti aku pergi. Tolong jaga anak-anak dengan baik, ya. Sayangi mereka seperti aku menyayangi keduanya. Aku tahu, tak mudah menjadi ibu sambung. Tapi, Mbak tahu, kamu bisa melakukannya. Kata Mas Aryo, kamu sangat suka anak kecil. Jadi, kamu pun bisa dekat dengan mereka dengan cepat,” ujar Wulan ketika mereka tengah duduk berdua sambil mengobrol ringan. Pun, memantau anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di halaman depan rumah Indira.“Lho. Mbak Wulan memangnya mau pergi ke mana?” Wulan menggeleng. Ia menerawang langit dan matanya terpaku pada Mega yang mulai mendung.“Enggak. Mbak enggak kemana-mana kok. Hanya saja, Mbak
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Bab 51.

“Tutup mata kamu sekarang, aku punya sesuatu buat kamu,” ucap Aryo dengan senyum merekah.Aryo tengah duduk bersila di depan istrinya. Ia menatap wanita itu cukup lama. Pria itu menyerahkan sebuah kotak hadiah kepada Indira. Dengan canggung ia menerimanya.“Ini apa, Mas? Ulang tahunku kan masih lama?” tanya Indira heran.“Bukalah, pasti kamu suka.”Perlahan dia membukanya. Mata Indira terbelalak melihat isi kado tersebut. Sebuah gaun pesta Muslimah yang sangat anggun. Keningnya mengerut memikirkan alasan suaminya sehingga memberikan pakaian seperti itu.Aryo menceritakan tentang Wulan yang tengah pergi ke rumah ibunya karena sesuatu keperluan. Padahal hari ini ada acara penting di kantor dan harus mengajak pasangan. “Mas yakin mau mengajakku?” tanya Indira masih tak percaya.“Tentu, Sayang. Terus Mas harus ajak siapa? Masa Bunda?”“Tapi aku takut Mas Aryo malu.”Kening Aryo berkerut, masih tak mengerti dengan apa maksud sang istri.“Aku kan belum pernah diajak Mas ke sana. Yang merek
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status