Home / Rumah Tangga / Pembalasan Dendam Istri CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pembalasan Dendam Istri CEO: Chapter 31 - Chapter 40

114 Chapters

bab. Cemburu

"Bagaimana Bu Siska dan pak Reza Aditya? Apa bapak setuju dengan penawaran yang diberikan oleh perusahaan kami?" Tanya Gery meyakinkan kedua orang tua Dimas akan nasib perusahaannya kedepannya.Sejenak Papanya Dimas berpikir jauh kedepan. Jika ia menyetujui penawaran yang diberikan oleh Gery, itu berarti dia harus merelakan posisi CEO diberikan kepada bosnya Gery, dan Dimas harus berpuas hati hanya sebagai manager pemasaran di perusahaan Bright Group.Namun jika ia menolak, maka kebangkrutan yang sudah didepan mata tidak dapat lagi untuk dihindari. Mengingat sudah tidak ada investor lain yang berniat untuk menanamkan modal sebanyak yang ditawarkan oleh perusahaan Gery."Udah pa. Terima aja. Jangan terlalu banyak berpikir gitu pa? Masih untung perusahaan mereka mau nanamin modal pa? Kalau nggak kita benar-benar bangkrut pa. Mau dikemanain muka mama dari temen-temen sosialita mama?" Ujar Siska meyakinkan suaminya itu untuk menerima kerjasama kedua perusahaan itu."Kamu tolong diam dulu.
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

bab. Masa lalu

"Mama, om ganteng kok belum Dateng juga sih ma? Rindu bisa telat nih berangkat ke sekolahnya" Rindu sudah terlihat gusar dari tadi mondar-mandir terus mengecek ke teras melihat apa mobil William dsduah datang atau belum ke rumah kami.'Seandainya kamu tahu mas Dimas, putri kamu begitu menginginkan sosok ayah disisinya, apa kamu akan menyesali apa yang telah kamu buat di masa lalu.' tiba-tiba ingatanku flasback ke masa lalu, dimana kami berjuang kesana kemari untuk berobat demi mendapatkan keturunan." Mbak Seina. Coba pengobatan herbal ini dulu mbak. Adik aku ada yang berhasil Lo mbak. Nggak sampai satu bulan mengkonsumsi lansung isi" kata Bu Siti tetangga sebelah rumah kami yang sering aku mintai untuk bantu-bantu setrika di rumah kami. Bu Siti menyodorkan obat herbal madu. Dengan penuh semangat dan keyakinan di dada aku pun membeli madu itu yang katanya sangat manjur buat dapat keturunan. Tak lupa aku menyuruh mas Dimas untuk ikut mengkonsumsinya."Mas Dimas. Aku tadi beli obat ini,
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

bab. Pentas Puisi Rindu

"Maafin om ya gadis cantik. Om telat Dateng jemput kamu. Di jalan tadi om terjebak macet sayang. Rindu mau maafin om kan?" William berjongkok dihadapan Rindu. Ia juga menarik kedua kupingnya seperti seorang siswa yang sedang dihukum oleh guru dikelasnya."Nggak apa-apa kok om ganteng. Rindu nggak marah kok. Yang penting om sudah ada disini." Ujar Rindu dengan polosnya. Gaya bicaranya yang lucu membuatku sesekali tertawa tipis kala mendengar ocehannya itu."Kalau gitu kita berangkat sekarang yuk" William lansung menggendong Rindu dan menatap ke arahku sekilas."Ayo. Kenapa bengong. Nanti telat lagi" kali ini William berbicara kepadaku. Beda dengan berbicara dengan Rindu ia tampak begitu ramah dan baik didepan Rindu. Namun tidak denganku, dia begitu dingin seperti es batu.Aku pun lekas berdiri dan menjinjing tas sekolahnya Rindu dan juga tas bekal Rindu.***"Terima kasih om ganteng. Sudah mau jadi papanya Rindu. Rindu begitu ingin punya papa seperti teman-teman Rindu yang lain. Rindu p
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

bab. Setuju

"Gimana Dimas? Apa kamu setuju perusahaan Angkasa Group yang ingin membeli saham kita sebanyak lima puluh persen itu?"ucap papanya Dimas dalam rapat terbatas bersama anak putra diruangan pribadi milik Reza."Jujur dari dalam hati Dimas yang paling dalam pa, Dimas sama sekali tidak rela saham perusahaan kita jatuh ke tangan orang lain. Apa lagi yang tiga puluh persennya sudah milik Seina. Ya, memang Dimas akui itu akibat kebodohan dan kecerobohan Dimas sendiri. Namun sekarang kita tidak bisa berbuat banyak lagi pa. Hutang-hutang perusahaan kita semakin membesar, proyek-proyek kita banyak yang mangkrak. Belum lagi anak perusahaan di Surabaya yang karyawannya minta jatah pesangon. Mau tidak mau Dimas harus setuju dengan perusahaan Gery itu" Reza tampak memendam kekecewaan yang begitu mendalam. Sebagai ayah ia telah gagal mempertahankan satu-satunya warisan keluarga yang masih tersisa saat ini dan sebentar lagi akan segera jatuh ke tangan orang lain."Baiklah Dimas. Kalau begitu keputusa
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

bab. Membawa Lusi ke rumah sakit

"Lusi, tolong jawab mbak Lusi?" Lagi-lagi Lusi tidak menjawab pertanyaanku. Ia justru menangis sesenggukan. Aku merasa ada yang berat telah menimpa Lusi."Oke. Kalau kamu nggak mau jawab, mbak akan segera ke tempat kamu. Tunggu mbak di rumah ya?" Aku buru-buru menutup televon dari Lusi dan berpamitan kepada Ibu dan juga Rindu."Ibu, tolong jaga Rindu ya Bu. Seina ada keperluan mendadak sebentar" ujarku berpamitan sambil menyalami tangan Ibu. Dengan raut wajah yang keheranan ia menatap ke arahku yang dengan raut wajah cemas."Ada apa sayang? Kenapa kamu buru-buru begitu?" Tanya Ibu penuh ketakutan. Aku tidak mau Ibu tahu kalau aku ingin menemui Lusi yang mungkin saja ada yang telah menyakitinya. Aku juga gugup menjawab setiap kata yang keluar dari mulut Ibu."Hmm.. enggak ada apa-apa kok Bu. Aku hanya mau ke kantor ada klien yang mau bertemu denganku." Ujarku berbohong.'Maaf Bu. Aku telah membohongi Ibu. Nanti jika semuanya telah jelas aku pasti akan segera memberi tahu Ibu semuanya',
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

bab. Lusi hamil

"Jadi bagaimana dokter keadaan adik saya?" Dokter bernama Suseno itu baru saja keluar dari ruang UGD. Aku ngegas menanyai dokter tampan itu perihal keadaan Lusi adikku."Syukur alhamdullilah Bu, Ibu dan janinnya selamat. Untung mbak Lusi punya kakak seperti mbaknya jadi nyawanya bisa tertolong. Seandainya tidak ada mbak tadi mungkin keduanya tidak ada lagi di dunia ini" ujar dokter Suseno dengan perasaan lega. Mendengar kata Ibu dan janinnya dari dokter Suseno membuatku terperanjat kaget. Apa Lusi sedang hamil sekarang? Tapi karena siapa? Sedangkan Lusi belum menikah. Bapak juga terus mewanti-wanui supaya dia bisa menjaga kesucian dirinya."Ibu dan janinnya dok? Apa adik saya sedang mengandung?" Tanyaku lemah kepada dokter Suseno. Rasa marah menggerogoti tubuhku. Bagaimana bisa adikku bisa sebodoh itu menyerahkan kesuciannya kepada laki-laki yang bukan muhrimnya."Benar Bu. Kalau begitu saya permisi dulu Bu, mas" dokter itu pamit undur diri dari hadapan kami, sedangkan aku tertunduk m
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

bab. Menangkap Zein

"Kau puas kan melihat adikku dan calon anaknya sengsara. Dasar laki-laki busuk. Apa ubahnya kau dengan Dimas hah. Bajingan busuk" aku mencerca habis-habisan laki-laki berparas tampan namun berprilaku binal seperti hew*n ini. "Kamu sudah selesai Sein?" Kulihat Zein malah tersenyum kecut menatapku. Aku tak tahu apa maksud senyumannya itu kepadaku. 'Apa kali ini ia akan membalasku dengan tangan kekarnya itu.' Aku tak tahu.Zein mulai mengangkat tangan kanannya untuk memberi hadiah kesakitan di pipiku. Aku menutup mata begitu Zein hendak melayangkan telapak tangannya kepadaku.i'Hup' apa yang telah terjadi? Aku tidak mengerti mengapa Zein mengurungkan niatnya sampai aku membuka mataku kembali.Dua tangan telah mengahalangi tanganya Zein untuk menamparku."Mas Dimas? William?" Rupanya ada mereka berdua yang telah pasang badan untukku.Zein pun terkekeh menyaksikan dua laki-laki gagah ini siap siaga untuk melindungiku dari laki-laki pengecut seperti dirinya."Wow. Hebat kamu Seina. Bahkan
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

bab. Karena Zein

"Lusi, syukur Alhamdulillah Lusi. Akhirnya kamu sadar juga sayang" aku mengelus rambut di kening adik cantikku ini. Wajahnya yang putih sudah berubah pucat. Sorot matanya seakan layu seiring dengan harapannya untuk hidup yang sudah menipis. Entah hal apa yang telah menimpa adikku satu-satunya ini. Tak lupa aku sematkan satu kecupan dahinya agar ia semakin tenang dan nyaman berada dalam dekapanku."Mbak Sein dan mas?" Sepertinya Lusi lupa akan sosok William yang kini berada di sampingku."William. Apa kamu sudah lupa kepadaku anak manja?" Ujar William kembali mengingatkan dirinya kepada Lusi. Sejenak Lusi tampak berpikir dan selalu baru mengingat sosok William adalah pacarku ketika masih di SMA."Oh, mas William. Maaf mas Lusi tadi sempat lupa tentang mas" ujar Lusi lemah. Bibirnya yang pucat pasi membuatku semakin mencemaskan adikku ini."Lusi. Jawab jujur sama mbak. Siapa laki-laki yang telah menghamili kamu dan membuat kamu sampai nekad untuk mengakhiri hidup kamu" aku bertanya seol
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

bab. Harus tanggung jawab

"Pak tolongin suami saya pak. Saya mohon pak. Selamatkan nyawa suami saya" begitu ambulans datang ke rumah Seina, dengan sigap para perawat itu membopong pak Edi naik ke tempat tidur beroda dan lansung memasukkannya ke dalam mobil ambulans."Iya Buk. Sabar ya Buk. Kami akan membawa pak Edi ke rumah sakit sekarang juga. Ibu tolong ikut kami" perawat laki-laki itu meminta supaya Bu Ningsih juga ikut bersama mereka menuju ke rumah sakit."Rindu. Ayo ikut nenek sayang. Kita akan antar kakek ke rumah sakit sekarang juga" tak lupa Bu Ningsih mengajak serta cucuny untuk ikut bersama. Rindu yang masih kecil seolah mengerti keadaan kakeknya yang sedang darurat. Ia pun ikut menangis di samping sang kakek."Iya nek. Kakek tolong buka matanya kek. Kakek jangan pergi tinggalin Rindu kek. Rindu sayang sama kakek" Rindu juga ikut meracau menangisi sang kakek yang sudah terpejam.Mobil ambulans itu pun segera melaju dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit yang sama dengan tempat Lusi dirawat.***"B
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

bab. Harus masuk penjara

"Bagaimana keadaan Bapak sekarang Bu?Bapak baik-baik aja kan Bu?" Begitu mendapat televon dari Ibu tentang kondisi Bapak, aku pun segera berlari menuju ruang UGD. Bapak rupanya juga berada di rumah sakit yang sama dengan Lusi di rawat sekarang."Seina. Bapak kamu terkena struk, anggota tubuhnya yang sebelah kiri tidak bisa digerakkan Sein. Kasihan sekali Bapak kamu Sein" Ibu lansung terisak membayangkan penderitaan yang kini sedang dialami oleh Bapakku. Aku berusaha untuk menenangkan Ibuk. Walaupun hatiku juga seperti teriris. "Lusi. Bagaimana keadaan Lusi sekarang Sein? Apa dia baik-baik saja" sejenak Ibu menghentikan tangisan di pelupuk matanya. Akupun juga menghapus buliran bening yang membasahi pipiku."Lusi. Lusi sudah baik-baik saja sekarang Bu. Dokter berhasil menghentikan pendarahan di pergelangannya Bu. Kasihan sekali Lusi Ibu, dia telah di jebak oleh Zein" tutur ku kepada Ibu. Ibu terlihat memegangi dadanya yang mungkin terasa sangat berat."Zein? Sahabat mantan suami kamu
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status