Beranda / Pernikahan / Ranjang Ternoda / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Ranjang Ternoda: Bab 11 - Bab 20

30 Bab

Asa Gadis Biasa

Reina menuliskan sesuatu di dalam laptopnya, sebuah pesan berupa isi hati yang ingin disampaikan kepada Karan. sayang sekali, panjang lebar dia menuliskan pesan tersebut, tetapi dia tidak mengirimkan pesan itu kepada Karan. Dia mengurungkan diri menyampaikan hal tersebut.Namun, Reina menulis ulang kalimat yang lebih singkat, dia memberanikan diri mengirim pesan tersebut kepada Karan. Seperti biasanya, jiwa penulisnya memang tidak hilang. Reina mengirim pesan seperti menulis novel, panjang dan berjilid. Namun itu menjadi ciri khas-nya yang sewaktu-waktu akan dirindukan oleh seseorang.“Entah Karan akan membacanya atau tidak, setidaknya aku sudah menyampaikan maksudku padanya,” ucap Reina seraya menyimpan kembali ponselnya usai mengirimkan pesan.Seperti sebelumnya, pesan itu tidak lagi mendapatkan balasan dari Karan. Reina mengambil sebuah keputusan, bahwa itu akan menjadi pesan terakhir kalinya untuk Karan dan dia tidak akan mengganggu Karan lagi. Hatinya memang terluka, tapi Reina t
Baca selengkapnya

Wanita di Masa Lalu

Ada kebahagian dibalik air mata Reina. Meskipun hatinya terluka karena Karan, tapi dia berusaha menguatkan diri dan tetap melanjutkan hidupnya. Reina menumpahkan kesedihannya lewat sebuah tulisan, dalam bukunya berjudul Ranjang Kehancuran di salah satu platform. Dia berpikir bahwa inilah cara satu-satu untuk menumpahkan semua patah hati dan isi hati yang tidak dapat disuarakannya.Saat tetangga di luar terus mengguncingkannya, mereka menyampaikan bahwa semua kesalahan dalam pernikahan ini disebabkan oleh Reina. Dia tidak pernah mengurusi anak-anak Karan, hanya sibuk menulis dan lebih senang berkumpul dengan teman sesame penulisnya. Tidak hanya itu, mereka juga mengguncingkan bahwa Reina tidak mau mengurusi pekerjaan rumah seperti ibu rumah tangga pada umumnya.Reina hanya diam, dia tidak mau menanggapi apa pun yang dilontarkan keluarga Karan. Dia meminta pihak keluarga agar tidak menjelaskan masalah utama dalam pernikahannya dengan Karan. Reina tetap berusaha menjaga kehormatan Karan,
Baca selengkapnya

Menurunkan Ego

Setelah kedatangan seorang wanita bernama Chika itu, Reina terus berpikir mengenai pernikahannya dengan Karan. Dia tidak tahu, mana yang harus dipertahankan. Jika Reina mengalah dan menurunkan ego, dia juga tidak tahu Karan akan berubah atau tetap pada egonnya saja.Namun, Reina juga tidak ingin dikalahkan oleh egonya. Rasa rindu yang kerap kali menyiksa dirinya dan perasaan ingin tetap bersama dengan Karan. Harapan dirinya agar rumah tangga yang di bangun akan utuh hingga maut memisahkan. Doa Reina agar dia menikah sekali seumur hidupnya.“Aku ingin jatuh cinta sekali seumur hidup. Jika pun aku harus jatuh cinta lagi, aku hanya akan jatuh cinta berkali-kali kepada orang yang sama,” batin Reina.Reina terus bersiteru dengan isi kepalanya. Karan tidak pernah tahu, saat dirinya menghabiskan malam hanya untuk menangisi Karan dengan anak-anak berharap bahwa pernikahannya dapat diselamatkan. Reina seperti orang gila yang terus meminta kepada Tuhan agar suami dan anak-anaknya dikembalikan.
Baca selengkapnya

Kita yang Sudah Asing

Kedatangan Reina memang sangat mengejutkan Karan, tapi dia tetap mempersilakan wanita itu masuk rumahnya. Reina menatap sekilas isi rumah yang pernah ditinggalinya bersama Karan di awal pernikahan. Rumah yang selalu dia rapikan setiap hari, terlihat berantakan dan tidak terurus. Benar, Karan memang bisa melakukan pekerjaan rumah, tapi belum tentu serapi perempuan yang membereskannya.Keduanya terpaku dalam diam, tidak ada yang memulai percakapan. Reina mendadak bingung harus memulai dari mana bicara dengan Karan. Padahal dia sudah mempersiapkan kalimat yang akan diucapkannya kepada Karan. Saat bertemu, seolah semua tampak nanar dan kaku.Reina senang melihat Karan kembali, melepas rasa rindunya. Akan tetapi, seketika hatinya bergemuruh dan canggung. Lelaki yang dia temui ini memanglah pernah menjadi bagian dari hidupnya, tapi saat ini semuanya telah berubah. Hubungan itu sudah hancur seketika hanya karena ego masing-masing, entah masih ada harapan untuk kembali atau Karan benar-benar
Baca selengkapnya

Lembaran Usang

Lembaran hidup Reina kembali dibukanya. Bulan-bulan yang telah dia lewati tanpa Karan benar-benar membuatnya sakit dan terpuruk. Reina berusaha bertahan dan melanjutkan hidupnya. Dia juga terus melanjutkan menulis di tengah rasa sakit dan kekecewaan atas hancurnya pernikahan Karan.Setelah hari ini, saat dirinya terakhir kali menemui Karan di kota dan berakhir dengan rasa sakit. Reina memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Karan dan mengusik kehidupannya. Reina tidak ingin hatinya semakin hancur setelah kepergian Karan, dia terus berusaha bangkit mengemasi hatinya serta memunguti kepingan hatinya yang berserakan.Reina berhasil mendapatkan ratusan dollar dari hasil menulisnya, hal itu yang memicu semangat Reina di tengah patah hatinya. Meski dia tidak dapat memaksa hatinya untuk melupakan Karan begitu saja. Dia terus mencoba menata kembali hatinya, mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan seluruh hidupnya.“Apa jadinya aku jika berada di posisimu, Re? aku rasanya, kamu gadis yan
Baca selengkapnya

Menutup Hati

[Re, kamu di rumah? Tante mau mampir ke rumah, boleh?]Reina mendapatkan pesan dari Tante Citra, dia masih saudara dekat dengannya. Tante Citra juga yang sempat mengenalkan Reina dengan beberapa orang, sayangnya Reina masih belum tertarik kepada lelaki yang dikenalkan. Setelah mendengar kabar perpisahan Reina dengan Karan, tante Citra berusaha untuk mendekatkannya lagi dengan lelaki pilihannya.Mendapatkan pesan tersebut membuat Reina berpikir ulang, dia tahu bahwa kedatangan tante Citra selalu dihindarinya. Namun, untuk menghormatinya sebagai seorang saudara membuat Reina sungkan untuk menolaknya. Mau tidak mau Reina memberikan izin tante Citra untuk datang ke rumahnya.Jika ditanya, masihkah Reina mencintai Karan? Tentu saja jawaban Reina, iya. Jika ditanya apakah Reina masih berharap Karan kembali? Tentu saja jawabannya Reina, iya. Jika ditanya apakah Reina belum move on dari Karan? Tentu saja jawaban Reina juga iya. Namun, dia tidak akan stuck di satu tempat untuk menunggu Karan k
Baca selengkapnya

Sakit Tak Berdarah

Tiga bulan setelah perpisahan Reina dengan Karan, belum ada banyak perubahan dalam diri Reina. Dia masih takut untuk melihat pernikahan orang lain, saat dia melihat postingan pernikahan hatinya sakit dan menangis. Mengingat bahwa dirinya gagal dalam pernikahan, sehingga dia menghindari untuk datang ke pernikahan orang lain.Sebegitu hancurnya hidup Reina setelah Karan pergi darinya. Dia bukan hanya harus menghindari perdebatan, tapi Reina juga harus melarikan diri dari banyak orang. Dia mulai private, tidak ada postingan di media sosialnya seperti dulu. Bahkan notifikasi media sosialnya dimatikan, menghindari percakapan dengan banyak orang.Mungkin sebagian orang akan menganggap Reina cengeng, tapi sebuah perpisahan dalam pernikahan itu benar-benar akan menghancurkan hati seseorang. Tidak ada yang tahu bahwa perpisahan setelah menikah itu lebih menyakitkan dari sekadar putus cinta tanpa ada ikatan. Menyandang status baru, direndahkan oleh orang lain bukan hal mudah bagi Reina.“Bu, Re
Baca selengkapnya

Ujian yang Bertubi

Reina tidak pernah lupa, ketika dia akhirnya mengambil keputusan untuk menikah dengan Karan. Dia harus mengurusi berkas pernikahannya seorang diri. Dia dengan Karan mengurus semua persiapan pernikahan dari mulai chatring hingga dekorasi, mahar, seserahan dan lainnya. Reina harus menutupi rasa kecewanya dengan tetap berusaha tersenyum, selama dia mampu sendiri tidak mau merepotkan orang lain.Rasanya, tidak ada seorang pun yang mau memahami dirinya. Sebagai seorang anak, dia tidak perlu mengemis untuk meminta bantuan kepada keluarga dan orang tua. Tapi, tak ada satupun yang bergerak untuk membantunya bahkan ayahnya sendiri. Namun, dia adalah Reina yang tidak mau mengeluh ataupun meratapi nasibnya.Dia berusaha melakukan semuanya sendiri, tidak peduli selama satu bulan sebelum acara pernikahan dia juga harus ikut turun tangan bekerja. Semua rasa sakit dan segala bentuk kesabaran sudah Reina lakukan, dia mengurusi semuanya seorang diri bahkan untuk membuat undangan pernikahan pun dia lak
Baca selengkapnya

Arti Sebuah Kegagalan

Reina mengambil keputusan untuk pergi ke kota dan memilih indekost sementara waktu. Sambil menunggu panggilan kerja, dia tetap melanjutkan tulisannya. Reina melakukan semua itu demi menghindari banyak orang yang mempertanyakan statusnya. Dia sudah lelah harus kembali bercerita mengenai apa yang terjadi dalam pernikahannya.Semakin Reina ingat, semua itu terasa semakin sakit dan sesak. Reina yang bertarung sepanjang malam agar tidak mengingat Karan, tapi semua itu terasa sia-sia saja. Karan terus mengusiknya dan masuk ke dalam mimpinya, seolah memberikan harapan pada Reina bahwa dia akan kembali.Realita yang tidak sesuai isi dalam mimpinya. Kenyataan yang ada, Karan justru telah pergi dari hidupnya dan tidak ingin lagi mengulang pernikahan dengan dirinya. Entah mimpi itu adalah harapan Reina yang menginginkan Karan kembali. Atau justru sisi lain dari hati Karan yang tersembunyi sebenarnya bahwa memang Karan juga ingin memperbaiki pernikahannya.“Sejak tiba, Kak Re kulihat melamun saja
Baca selengkapnya

Rapal dengan Nama yang sama

Reina tetap menjalani rutinitasnya. Seperti orang yang tidak punya semangat hidup, bahkan untuk melanjutkan tulisannya saja Reina tidak segigih dulu. Dia yang bisa menghasilkan beberapa buku dalam sebulan. Hanya enam puluh ribu kata saja sepele baginya, bukan hal sulit. Namun, Reina tidak percaya bahwa perpisahan ini telah merubah segala hal dalam hidupnya.Karan adalah alasanya tersenyum, semangat hidupnya. Lantas, setelah perpisahan ini Reina tidak memiliki alasan untuk bertahan hidup lagi. Dia merasa tak ada yang penting baginya, berapapun uang didapatkannya tidak membuat Reina benar-benar semangat hidup lagi. Semua terasa percuma saja tanpa adanya suami dan anak-anak.Sayang sekali, semua itu hanyalah perasaan Reina semata. Sementara Karan sudah asyik dengan dunianya dan melepaskan Reina begitu saja tanpa menoleh lagi ke belakang. Segala upaya Reina untuk mempertahankan pernikahan tidak lagi berarti apa pun untuk Karan. Dia sudah aman dan tenang dengan anak-anaknya seperti sebelum
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status