All Chapters of Mantan Datang, Suamiku Tak Pulang: Chapter 31 - Chapter 40

66 Chapters

Kehilangan Lingerie~

Tubuh kekar itu kini hanya berbalut jubah mandi warna putih, dengan rambut basah menyisakan tetes-tetes air yang membuat lelaki menawan itu makin terkesan seksi. Wajahnya juga terlihat segar. Sandi melangkah masuk ke ruang ganti, lalu menggeser pintu lemari yang didominasi kaca seluruhnya dan mengambil satu stel baju tidur warna abu. "Mas? Mas Sandi?" Samar-samar telinganya mendengar suara perempuan yang tidak terdengar kabarnya seharian ini. "Aku di sini, Al," sahut Sandi sambil mengenakan satu persatu piyama tidurnya. Suara langkah kaki terdengar mendekat, tak lama kemudian muncullah sosok cantik bertubuh mungil di hadapan Sandi. "Mas!" Setengah berlari Almira menghampiri sang suami, lalu menghambur ke pelukan lelaki yang begitu dia cintai. "Kangen ...." rengeknya, sambil mengendus-endus aroma sabun yang berpadu dengan wangi shampo di permukaan kain abu itu.Sikap manja sang istri tentu disambut senyuman oleh Sandi. Kekesalan yang sempat hinggap menguap berganti perasaan bahagia
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Mengajak Mantan~

"Kusut banget itu muka? Kenapa, Beib? Apa lagi ada masalah sama suami lu? Gue perhatiin dari tadi lu gak kayak biasanya." Khanza nyeletuk sesuai dengan apa yang dia lihat saat ini, begitu sahabatnya itu masuk ke Butik miliknya satu jam yang lalu. Aura keceriaan pada perempuan manis itu menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak lelaki jadi-jadian tersebut. Baru kali ini dia melihat sosok Almira yang berbeda dari biasanya. Almira nampak menghela panjang napasnya, meraup wajahnya dengan telapak tangan, kemudian menyugar rambut hitamnya ke belakang. "Gue kehilangan lingerie, Za," adunya seraya menyandarkan punggung ke sandaran sofa. Kakinya menyilang sementara kedua tangannya dilipat di dada. Manik Khanza yang memakai softlens warna abu itu sontak terbelalak, beranjak dari kursinya lantas ikut duduk di samping Almira. "Lupa naruh kali, lu? Lagian gimana ceritanya lingerie lu bisa ilang. Kan itu benda keramat, Al. Gila kali ada yang nyuri." "Gue udah tanya ke asisten rumah tangga yang
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Tidak akan melepas~

Hari ini adalah hari keberangkatan Sandi ke Jakarta, dan Almira terlihat sedang sibuk mengemasi barang-barang yang akan dibawa suaminya itu untuk sepekan ke depan. Mulai dari perlengkapan bekerja serta perlengkapan sehari-hari selama berada di sana. Semuanya dipersiapkan secara detail agar Sandi tidak kesulitan ketika hendak menggunakannya."Udah, Al, sisanya biar aku aja yang urus. Kamu siap-siap sana. Katanya siang ini ada pemotretan. Nanti kamu telat, loh." Sandi yang baru saja keluar dari kamar mandi melangkah menghampiri sang isteri. Dia sudah terlihat segar dan wangi. "Ini juga udah selesai, kok, Mas." Almira menutup resleting koper warna biru muda itu, lalu diambil alih oleh Sandi. "Biar gini aja, Al. Nanti Pak Budi yang ngurus." Koper berukuran sedang itu Sandi letakkan di sudut pintu kamarnya. Setelah itu dia berjalan menghampiri Almira. "Kamu selesai syuting kapan, Al?" tanyanya sembari ikut duduk di tepi ranjang. "Hmm ... dua hari lagi selesai, kok, Mas. Kenapa memang?"
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Satu kamar~

"Apa? Kamarnya tinggal satu?" Sandi cukup kecewa mendengar ucapan resepsionis di hadapan. "Iya, Pak. Maafkan atas ketidaknyamanannya." Resepsionis berseragam hotel terbaik di Jakarta itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada dengan raut tidak enak.Sandi menggeleng tidak percaya bila hotel sebagus dan semewah ini sampai kehabisan kamar. Bukankah dia sudah lebih dulu me-reservasi kamar? Tetapi, bagaimana bisa ada kejadian semacam ini."Bukankah sekertaris saya sudah memesan kamar sebelumnya?" singgung Sandi, melirik ke arah Sandra yang berdiri di sampingnya tanpa bersuara sedari tadi. "Benar 'kan, San?" ulangnya, yang spontan membuat Sandra gelagapan.Kalimat sindiran tamu di hadapan jelas merubah ekspresi wajah resepsionis perempuan yang rambutnya digelung ke belakang itu. "Maaf, Pak. Sebelumnya kami sudah mengabarkan pada sekretaris Anda, jika hotel kami sedang penuh dan hanya tersisa satu kamar VVIP." Jelas saja kening Sandi mengerut tak mengerti. "Apakah itu benar, San?" tun
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Erland~

Hari ini kesibukan Almira benar-benar sangat padat nyaris membuat istri Sandi itu kelelahan bahkan sampai melewatkan makan malam. Sepulang dari tempat pemotretan, Almira diminta sang manager untuk datang ke tempat agency. Mau tidak mau meski tubuhnya terasa lelah luar biasa, Almira tetap memenuhi permintaan tersebut karena dia harus bersikap profesional biar bagaimanapun caranya. Risiko yang harus dia terima sejak memutuskan masuk ke dunia perindustrian permodelan. Berkat profesinya juga, Almira dapat dikenal banyak orang dari berbagai kalangan. Tawaran selalu datang padanya hampir setiap hari. Menginginkan dirinya menjadi model dari produk mereka serta brand ambassador produk kecantikan cukup ternama. "Beib, akhirnya dateng juga. Sini duduk." Monica yang selama ini mengatur jadwal Almira menepuk sisi sofa yang kosong, begitu melihatnya tiba di ruangan serba merah muda itu."Hai, Al!" Sosok lelaki yang duduk berhadapan dengan Monica mengangkat tangan, menyapa Almira. Senyumnya begitu
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Berubah Status~

Empat hari telah berlalu sejak keberangkatannya ke Jakarta untuk mengurus proyek baru yang sedang berjalan. Sandi sibuk sampai-sampai tak menyadari jika dia dan Almira belum berkomunikasi lagi sejak hari itu. Almira istrinya sempat merasa bersalah sebab tidak bisa datang untuk menyusul karena tawaran mendadak yang tidak bisa ditolak. Sandi pun memaklumi, bahkan menyemangati sang istri dan meyakinkan jika dia tidak merasa keberatan.Walau tak dipungkiri, ada rasa kecewa yang singgah di hati kala keinginannya untuk menghabiskan waktu bersama Almira harus tertunda akibat jadwal kerja yang tak pernah sepi. Job Almira sebagai seorang model memang selalu penuh, dan Sandi harus akui jika karier istrinya itu sangat cemerlang. Tak khayal banyak perusahaan yang menginginkan menjalin kerja sama dengannya. Sementara di sini, Sandi juga tengah berkutat dengan segudang kesibukan. Memantau perkembangan proyek pembangunan kompleks perumahan yang benar-benar harus teliti dalam setiap pengerjaannya. M
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Rumah Baru~

Sudah hampir sepekan Sandi berada di Jakarta, tetapi pekerjaannya tak kunjung selesai. Arsitek rekomendasi dari Pak Bagus baru akan tiba hari ini, dan Sandi sudah meminta pada rekan bisnisnya tersebut supaya mengatur pertemuan di sebuah Restoran yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi proyek. Rencananya siang ini Sandi akan merealisasikan pertemuan tersebut dengan didampingi Sandra selaku sekretaris pribadinya. Sedangkan para staf yang kemarin ikut tengah diberi waktu untuk jalan-jalan menikmati hari terakhir mereka di Jakarta. Karena sore nanti mereka akan kembali ke Surabaya.Di kamarnya tempat menginap, Sandi terlihat sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Dia nampak tengah terlibat obrolan serius dengan seseorang, sampai-sampai tidak menyadari kedatangan Sandra yang sudah berpenampilan cantik. Sandra sudah bersiap menemani Sandi untuk menemui arsitek baru, dan sengaja berdandan senatural mungkin agar terlihat lebih elegan. Pakaian baru yang dibelikan Sandi sangat cocok d
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Batal Pulang~

"Erland.""Sandi."Kedua lelaki yang kini sama-sama tampil menawan itu pun duduk setelah bersalaman. Di sebuah Restoran yang letaknya tidak jauh dari lokasi proyek menjadi tempat Sandi bertemu dengan Erland—arsitek rekomendasi dari Pak Bagus."Oh, iya. Perkenalkan. Dia … Sandra. Sekretaris saya." Tak lupa pula Sandi memperkenalkan perempuan yang tampil sangat cantik dengan blouse warna merah yang selalu berada di sisinya.Sandra mengulurkan tangannya pada Erland, dan segera dibalas oleh lelaki jangkung itu. Mereka menyebut nama masing-masing seraya tersenyum ramah. Lalu, kembali fokus pada inti pertemuan tersebut.Sebelum diminta, Erland terlebih dulu menunjukkan hasil dari pekerjaannya selama menjadi arsitek di negeri orang kepada Sandi. Beberapa diantaranya cukup membuat suami Almira itu terpukau dan terkesan dengan contoh yang ditunjukkan oleh Erland. Menurut Sandi, ide yang dimiliki Erland sangat cocok dengan ide yang dimiliki."Saya suka dengan desain-desain ini. Sepertinya ki
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bubur ayam~

Gelisah bercampur dengan rasa kecewa kini menggelayuti perasaan Almira. Kabar batalnya kepulangan Sandi jelas-jelas terkesan mendadak, dan belum sepenuhnya diterima oleh perempuan berkulit sawo matang itu. Almira telah menyusun banyak sekali rencana untuk menyambut kedatangan Sandi. Yang terutama ialah soal rindunya yang sudah menggebu-gebu. Padahal Almira sudah membayangkan akan menghabiskan malam ini bersama suaminya itu."Heuh ... Mungkin urusannya jauh lebih penting daripada aku," gumam Almira yang sedari tadi berupaya untuk berpikir positif. Nyatanya, saat pikiran kita tidak merasa tenang, maka semuanya terpengaruh. Sudah hampir dua jam Almira mencoba memejamkan mata, tetapi tidak berhasil juga. Rasa kantuknya seakan-akan menguap berganti dengan rasa penasaran. Sandi belum ada menghubunginya lagi setelah beberapa saat yang lalu menelepon. Tak berkirim pesan apa pun. "Apa aku coba tanya Mbak Sandra aja, ya? Pasti dia tau." Tiba-tiba pemikiran itu muncul di kepala Almira. Berge
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Cincin?

"Loh, kok, dadakan?" Almira memasang raut bingung serta terkejut secara bersamaan. Kabar yang diberikan Sandra mengenai rumah kontrakan yang baru saja didapatkan cukup mengejutkan istri dari Sandi itu. Menatap ke arah Sandi sekilas yang tersenyum samar padanya, Sandra lantas menatap Almira kembali, lalu memberi alasan yang sekiranya masuk akal. "Gak dadakan juga, sih, Al. Kebetulan dari hari pertama aku mau ke sini, aku udah nyari-nyari info soal kontrakan. Eh, dan kebetulan gak lama nunggu kabarnya. Tiga hari yang lalu langsung ditelepon sama yang punya." Di tempatnya duduk, Sandi tidak banyak memberikan komentar. Berpura-pura sibuk dengan Macbook-nya. Tetapi, panggilan dari Almira membuat Sandi terpaksa mengalihkan tatapannya."Mas." "Ya?" Sandi meletakkan benda persegi itu ke meja kaca di depannya, lalu mulai memfokuskan perhatian pada istrinya yang nampak ingin melontarkan pertanyaan. Kedua tangannya terlipat di dada, sambil bersandar di sandaran sofa."Kamu ... gimana?" tanya
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status