Seika mengerjapkan kedua matanya perlahan. Kening gadis itu berkerut dalam ketika menyadari mobil yang ditumpanginya berhenti tepat di depan rumahnya."Kamu sudah bangun?"Seika menoleh, menatap lelaki berwajah tampan yang duduk di sebelahnya lalu mengangguk pelan. "Maaf ya, Pak, saya ketiduran. Seharusnya saya menemani Bapak biar nggak nyetir sendirian.""Hei, jangan minta maaf." Devan mengusap pipi Seika dengan lembut. "Tapi saya—" Seika sontak berhenti bicara karena Devan menaruh jari telunjuk tepat di atas bibirnya."Sstt! Jangan minta maaf, lagi pula saya sudah biasa nyetir sendirian.""Em, baiklah.""Apa saya boleh minta sesuatu, Seika?""Minta apa?""Jangan panggil saya bapak lagi."Seika menatap Devan dengan kening berkerut dalam. "Kalau tidak mau dipanggil bapak, aku harus panggil apa?""Panggil saya mas, kakak, atau sayang juga boleh.""Baiklah, Mas Devan," ucap Seika malu-malu. Devan gemas sekali melihatnya, membuatnya tidak tahan untuk mengusap puncak kepala Seika dengan
Terakhir Diperbarui : 2023-03-18 Baca selengkapnya