Home / Romansa / Baby Sitter Rasa Istri / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Baby Sitter Rasa Istri: Chapter 11 - Chapter 20

45 Chapters

Bagian 11

Mengenal seseorang dalam waktu yang singkat tak bisa melemparkan kepercayaan begitu saja. Sera mengakui dirinya salah ketika merasa nyaman dengan perlakuan Arkan yang baik padanya, juga sikap melindungi yang ternyata palsu.Sambil menyeka air matanya, ia memasukkan satu persatu pakaian. Sera merasa ia bukan lagi dirinya, yang ia tahu, dirinya adalah sosok yang tangguh dan pemberani. Ia merasa kalah, jatuh dan tak berdaya.Sementara Arkan yang baru saja tiba segera menuju ke kamar sambil membawa Kalina dalam pangkuan, di usia yang hampir masuk empat bulan, ia masih sering tidur."Mana Tante Sarah?"Si kembar mengangkat kedua bahunya. "Di kamarnya mungkin!"Kemudian Arkan menyimpan Kalina pada box tempat tidurnya dan hendak menghampiri Sera untuk membicarakan sesuatu. Namun, Arkan terkejut ketika melihat wanita itu baru saja selesai mengemas pakaian dan seolah bersiap untuk pergi."Kamu mau kemana?""Saya ingin berhenti bekerja sekarang juga! Saya tidak ingin lagi berada di rumah ini da
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bagian 12

"Ada apa Sera?" tanya Bi Marni. Ia adalah adik dari Almarhumah ibunya. Ketika langkah tak tahu harus kemana, ia membawa kakinya untuk pergi ke pinggiran kota Bandung, menjauh dari hiruk pikuk kota, dan ternyata ini cukup ampuh membantunya untuk sekadar membuat jiwanya lebih segar. "Aku harus kembali ke Jakarta, Bi." "Kenapa? Kok mendadak!" "Anak majikanku sakit, Bi." "Kamu mau kembali kerja, Neng?" tanya sang paman yang baru saja keluar dari kamar dengan pakaian rapi hendak pergi ke masjid. "Iya, Mang. Aku butuh pekerjaan ini." "Ya sudah! Nanti biar diantarkan sama si Ari ke terminal, kamu hati-hati di jalan." Sera mengangguk, kemudian ia bersiap dan berkemas, selepas itu di antar ke terminal oleh adik sepupunya. "Makasih, Ri. Hati-hati pulangnya, nih uang jajan buat kamu!" "Makasih banyak, Teh." Anak bujang kelas tiga SMA itu terlihat senang. Tanpa banyak basa basi lagi, Sera pun menaiki sebuah bus yang akan mengantarkannya lagi pada rumah itu. Rumah yang terkadang
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bagian 13

“Maksudnya, Pak?”“Hmm ... ya maksudnya saya akan memastikan tidak ada fitnah bila kamu bekerja dengan saya nanti di luar kota.”“Kenapa harus ada fitnah? Kan saya hanya bekerja.”“Kamu tidak memiliki lisensi sebagai pengasuh anak, takutnya orang menganggap kamu bukan yang sedang bekerja denganku. Selain itu ...” Arkan menghentikan ucapannya, ia terlihat ragu-ragu ketika hendak mengatakan lanjutan dari ucapannya.“Selain itu apa?” Sera masih ingin mendengar lanjutan dari perbincangan ini.Arkan masih terlihat ragu, ia menunjuk wajah Sera tanpa mengatakan apa pun, membuat wanita itu kebingungan dengan maksud bosnya itu. Sera mengernyitkan dahi, menelisik penuh selidik, membuat Arkan seolah terpojok.“Selain itu ... kamu cantik.” Arkan buru-buru mengalihkan dan kembali sibuk pada laptopnya.Sera semakin tidak paham dan menatap aneh pada Arkan. “Jadi menurut bapak kalau pengasuh jangan cantik?”“tidak ... tidak bukan begitu, jangan salah paham!”“Lalu?”Majikannya itu kembali salah tingk
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Bagian 14

“Kamu tidak perlu tegang, aku hanya bercanda!” ucap Arkan.Sera tidak menjawab dan memilih untuk tidak menanggapi. Kemudian ia pergi mengambil makanan sekadar mengisi perut yang keroncongan, ia baru saja ingat belum makan sejak tadi pagi.“Sekarang sudah lengket sama pengasuhnya ya Neng Kezia,” ucap Bi Tuti.“Biasa saja!”“Bibi dengar Ayah mau nikah ya sama Tante Sera!”Kezia yang sedang makan seketika menghentikan makanannya dan melihat sinis ke arah Bi Tuti.“Ayahku tidak akan menikah dengan siapapun, tidak ada yang bisa menggantikan Bunda!”“Bibi setuju, makanya Neng Kezia jangan sampai lengah!”Sementara Kalina sejak tadi terus menangis, ia tak mau menyusu meski sudah digendong ke sana kemari oleh Rindu. “Kamu bisa diam tidak! Menyusahkan sekali!” ucap Rindu memarahi bayi itu ketika ia mulai menjauh dari kerumunan, nampaknya ia begitu stres menghadapi Kalina.“Hey! Kok dibentak! Bayi mana ngerti dimarahi seperti itu!” ucap Sera mendekat. Wajah rindu seketika memucat. Sera kemudi
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Bagian 15

Bagian 15Arkan mendekat pada Renata, kemudian dengan gugup disapa wanita itu, ia angkat tangan untuk menjabat, dalam seketika jabatan tangan itu dibalas sangat manis oleh Renata.“Arkan ...”“Renata ....”“Ini kedua anak saya Kenzo dan Kezia!”“Wah ... kembar ya? Cantik dan ganteng! Hallo!”Si kembar mendekat, kemudian memberikan salam, keduanya masih terlihat diam dan bergetar, Renata yang tidak mengerti hanya berusaha memecah keheningan ini.“Tante mirip sekali sama bundaku!” ucap Kezia lirih.“Wah ... Iya kah?” Renata terkejut.Kezia mengangguk, kemudian Sera melihat ke arah sebuah foto yang belum sempat dipasang, jelas di sana nampak Shanum dan Renata terlihat bagai pinang di belah dua, dengan Karin adik almarhum pun nampak mirip, tapi tidak semirip dengan Renata. Seketika jantung Sera berdebar kencang. Kemudian di lihatnya Kezia dan Kenzo berhambur memeluk Renata, mereka menangis seperti meluapkan kerinduan. Sementara Sera hanya mematung di sini tanpa bisa berkata-kata.Renata n
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Bagian 16

Bagain 16Harusnya Minggu pagi ini cerah, tapi mendung di mata Sera sama sekali tidak bisa ditutupi, ia turun dengan mata berat, sempat tertidur sejenak selepas salat subur, tapi terbangun oleh tangisan si kecil.Sementara Arkan masih diliputi dengan rasa bersalah. Kemarin saat masih di kantor, Renata meminta izin padanya untuk mengajak anak-anak, sementara Kezia dan Kenzo menelpon dan memaksa untuk datang. Semua terjadi tanpa direncanakan, ponselnya mati dan hujan begitu besar, di sana mereka sempat berteduh di villa milik Renata sampai akhirnya Arkan ketiduran.Perasaan bersalahnya semakin tidak karuan ketika pagi ini ia dapati mata Sera membengkak dan tak banyak bicara.“Kemarin seru, ya!” ucap Kezia. “Seneng banget sama Tante Renata aku, kamu seneng gak?” lanjutnya pada Kenzo.Anak laki-laki itu tidak langsung menjawab, ia melihat ke arah Sera sejenak dengan tatapan lain. “Jawab Kenzo!” Kezia memaksa.“Biasa saja! Sama kaya main sama Ayah, nenek, juga Tante Sera ....” jawab Kenzo
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Bagian 17

Sera pun berlalu tanpa mendengar Arkan mengizinkannya atau tidak. Ia tidak ada rencana untuk bertemu seorang pria sebetulnya, melainkan hanya bertemu teman semasa sekolah dulu yang hampir empat tahun tidak bertemu karena ia kuliah di luar kota, Dinda namanya.Meski ia adalah orang Bandung, tapi Sera tidak begitu mengenali pusat kotanya, karena ia berasal dari pinggiran kota.Sera menaiki ojek online kemudian turun di sebuah jalan yang memiliki panjang sekitar satu kilo meter, namanya jalan Braga, terdapat banyak kafe dan juga tempat makan yang arsitekturnya tempo dulu, bahkan sekadar bangku di jalannya pun memberikan atmosfer yang mengesankan, tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata.Sera membawa langkah ke sebuah kafe, kemudian dari kejauhan seseorang melambaikan tangan, Dinda masih saja cantik seperti dulu. Ia ternyata tidak sendirian, ada dua pria di sana yang tidak ia kenal."Kamu cantik banget, Sera! MasyaAllah pakai jilbab sekarang.""Sedang belajar saja, Din. Akhlak mah mas
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Bagian 18

"Anak bibiku menikah, masa aku tidak datang, Mas?"Arkan diam sejenak, kemudian menatap sambil menelisik, seolah sedang memastikan sesuatu."Kamu pergi dengan siapa?""Sendiri, kenapa memang? Mau nganterin?""Anak-anak siapa yang jaga?" Arkan terlihat ragu, meski terlihat dari sorot matanya ada keinginan itu."Jadi saya diizinkan tidak?""Lihat saja nanti!" jawab Arkan kemudian berlalu pergi meninggalkan Sera begitu saja.Sementara di sebrang sana, di sebuah rumah bercat putih, Renata nampak sibuk dengan adonan kue, setelah berpisah dengan mantan suaminya, ia kembali meneruskan hobi yang tertunda dan justru saat ini menjadi ladang mencari pundi-pundi rupiah."Eh, kok melamun?" ucap Ibu Renata ketika melihat putrinya hanya diam saja di depan oven."Eh, Ibu. Gak kok, Renata gak melamun!""Ah masa ... lagi mikirin siapa sih? Mas duda ganteng depan rumah kita ya!" Sang ibu menggodanya.Renata bersemu merah. "Ah, ibu. Apaan sih.""Jangan bohong! Ibu bisa baca perasaan kamu."Renata terseny
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Bagian 19

"Maaf ya agak lama, tadi sempet nyasar dulu," ucap Gading di tengah perjalanan mereka."Tidak apa-apa, maaf juga aku ngerepotin karena dadakan banget ngajaknya.""Gak kok, kebetulan hari ini aku lagi gak ada dinas di rumah sakit, jadi bisa ngantar.""Sekali lagi makasih banyak, ya!"Gading mengangguk. "Jadi kamu kerja di situ?"Sera mengangguk. "Gak malu kan Mas bawa baby sitter."Malu kenapa, santai saja. Kenapa memilih jadi Baby sitter? Setahuku kamu sarjana, ya?""Iya, awalnya kepepet sih, tapi lama-lama menikmati pekerjaan itu, sayang juga sama anak-anaknya, happy aja.""Bukan baby sitter sembarangan sih kamu, cantik dan pintar.""Bisa saja buat hati orang senang!" Sera tertawa kecil."Aku serius," jawab Gading juga dengan tawanya.Sepanjang jalan mereka terus mengobrol dan benar-benar seperti teman akrab, hingga tidak terasa mereka tiba di sebuah gedung, pernikahan adik sepupunya itu diadakan cukup mewah, begitu memasuki gedung, Sera mendapati ayah dan ibu tirinya berada di sini
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bagian 20

"Siapapun dalam doamu, aku juga turut mendoakan yang terbaik," jawab Sera kemudian pergi ke dapur.Arkan menghela napas panjang, ia salah mengira, awalnya ia pikir bila Sera akan bertanya siapa yang ada dalam doanya. Sikap Sera itu seperti meyakinkan sebuah kesimpulan yang selama ini membuatnya ragu-ragu.Berapa kali ia melihat sikap Sera, ia selalu nampak tenang dan biasa saja bahkan ketika dirinya bersama Renata, berbeda dengan Renata yang terkadang tidak bisa menyembunyikan perasaan cemburunya. Sekali lagi ... Arkan menghela napas panjang, seketika sesak menyeruak di seluruh bagian dada. Mungkin tanpa disadari, sebetulnya ada sebuah perasaan yang tidak sengaja tumbuh dengan diam-diam, ia datang sembunyi-sembunyi, seolah pemilik hatinya sendiri tidak boleh tahu. Tapi kemudian setelah pemilik hati sadar, semua kembali dihentakkan, karena perasaan yang sudah tumbuh itu tidak menemukan tuannya, tidak mendapatkan balasan. Lalu akhirnya bertepuk hanya satu tangan.Arkan pun beranjak, ia
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status