Home / Romansa / Istri Kontrak Tawanan CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Kontrak Tawanan CEO: Chapter 11 - Chapter 20

55 Chapters

Bab 11. Ketagihan

Di dalam kamar hotel, kini sepasang kekasih sedang bergumul panas di atas ranjang, desahan dan desahan kini terdengar dari mulut keduanya.Decitan ranjang, juga mulai menggema diseluruh ruangan kamar hotel tersebut. Sepertinya Sisilia melepas hasratnya yang selama ini tidak pernah tersalurkan dengan Richard. Saling melumat dan saling memberikan kepuasan tersendiri bagi pasangan kekasih itu. Laki-laki itu melumat habis bibir Sisilia, keduanya saling membelit dan mengeksplor, menjelajahi ronggo mulut milik perempuan itu hingga membuat keduanya saling menikmati satu sama lain. Laki-laki itu meremas ke dua bukit kembar milik Sisilia dengan kuat, kini dia sudah merobek paksa baju minim yang dikenakan perempuan itu.Ciuman itu sudah berpindah tempat menyusuri tengkuk leher Sisilia, hingga kemudian turun ke bawah tepat di ke dua gundukan yang terlihat sangat menantang. Bobby mengulum senyumannya saat melihat keindahan di depan matanya, dengan tidak sabaran laki-laki itu mulai melahap habi
Read more

Bab 12. Lumpuh

"Mau kemana kamu?" tanya Elsa tepat saat dia ingin melangkah menuruni anak tangga, namun langkahnya terhenti saat melihat penampilan Sisilia yang terlihat sudah rapih dan bersiap untuk pergi."Mama tanya aku,-""Iya, siapa lagi!" Sela Elsa sembari menatap Sisilia "manusia di sini hanya ada saya, dan kamu! Apa mungkin kamu bukan manusia?" Sindirnya kemudian."Heh! nenek sihir!" geram Sisilia dengan memicingkan matanya ke arah Elsa dari atas hingga ke bawah, seperti tatapan sedang mengejeknya "lo itu cerewet banget, gue gak suka di atur-atur. Lagian gue ini bukan seperti perempuan kampung itu yah. Yang bisa lo injak-injak harga dirinya,-""Sudah cukup Sisilia! Kamu itu kurang ajar sama saya!" hardik Elsa dengan amarahnya menatap Sisilia "saya sudah tahu, siapa kamu yang sebenarnya. Kamu hanya menginginkan harta keluarga saya, saya juga tahu anak siapa Arka itu! Selama ini saya diam, karena saya ingin melihat kamu. Sampai di mana kelakuan bejat kamu itu, jangan di kira saya tidak tahu y
Read more

bab 13. Terkuak

"Lumpuh!" "Benar, Pak! tapi semua bisa kembali normal, jika bu Elsa menjalani beberapa tahapan""Artinya, mama bisa sembuh seperti sebelumnya" Dokter salim tersenyum dan menganggukan kepalanya."Berapa lama?" tanya Richard kembali"Saya tidak bisa memastikan kapan akan sembuh seperti sebelumnya, tapi saya dan team saya akan berusaha semaksimal mungkin, untuk membantu dalam proses penyembuhan bu Elsa" jelas dokter Salim*** Selepas Richard bertemu dan berbicara dengan dokter salim, laki-laki itu terus melamun dan tidak banyak berbicara. Dia masih mengamati Elsa yang sedang terlelap di atas ranjang rumah sakit.Sudah 3 jam dia menunggu, tetapi. Perempuan paruh baya itu masih betah menutup matanya, pasca operasi siang tadi. Pintu ruang perawatan VVIP itu tiba-tiba di buka dari luar. Seseorang datang dengan menampilkan raut kecemasan pada wajahnya yang sudah tidak muda lagi, Yang tak lain adalah Daniel ayah dari Richard. Dia menghampiri sang istri kemudian duduk disebelah tempat di ma
Read more

Bab 14. Rindu

"Hati-hati dengan Sisilia, saat nya membuka mata hati kamu. Dan segera cari, di mana saat ini keberadaan anak kandungmu."Setelah mengucapkan itu semua, dengan entengnya Daniel meninggalkan Richard. Yang saat itu tengah memendam kebingungannya.Lak-laki itu mengacak-acak rambutnya, kemudian berteriak dengan keras meluapkan kekesalannya."Apa maksud dari perkataan papa!" gumam Richard kesal dengan sang papa, pasalnya dia belum selesai berbicara. Daniel sudah pergi entah kemana "aaahh!!" teriaknya kemudian.Dia keluar dari dalam ruangannya, saat sudah menutup pintu dia berpapasan dengan sekertarisnya yang bernama Melly."Saya keluar, jangan ganggu saya dengan apapun" titah sang bos "Tapi, pak!!" belum sempat mencegah atau bertanya sang bos sudah meninggalkannya.Perempuan itu menghela napasnya kemudian menghembuskannya. Dia mendaratkan bokongnya duduk dikursi ruangannya, Melly melempar berkas yang baru saja akan dia berikan kepada Richard untuk ditanda tangani oleh laki-laki itu."Ini
Read more

Bab 15. Resah

2 tahun berlalu...Sudah selama 2 tahun semenjak kepergiannya dari kota Jakarta, perempuan cantik bermata sayu itu menetap di kota Surabaya, Resti memutuskan untuk menutup akses dia dengan Daniel. Dia juga meminta beberapa persyaratan agar Minah mau menuruti semua keinginannya, jika dia mau terus bersama dan tinggal dengannya. Dan Minah pun memutuskan untuk menyanggupinya. Resti lebih memilih kota di mana semua kenangan manisnya saat masih kecil bersama kedua orang tuanya.Ekowisata Mangrove, terletak di Jalan Raya Wonorejo dari Distrik Rungkut, adalah salah satu tempat wisata pertama dari Surabaya.Tempat wisata ini sangat populer di kalangan wisatawan, karena di tengah-tengah iklim hangat kota Surabaya. Mereka dapat merasakan area alam nan hijau. Salah satu kedai Resti terletak di tengah-tengah tempat Ekowisata Mangrove, hingga disetiap musim liburan para turis asing dan lokal bisa menikmati suasanya alam yang asri sambil menikmati secangkir coffee. Resti membuka Coffee shop bernu
Read more

Bab 16. Kecewa

2 minggu berlalu...Sejak keputusan yang di buat dan di setujuin oleh atasannya, Resti memutuskan untuk berangkat ke jakarta sekitar 2 bulan kedepan. Kini perempuan itu ingin menjelaskan semuanya kepada Adrian, oleh karena itu dia meminta waktu untuk berbicara setelah kepulangan laki-laki itu dari kota Jakarta. "Kamu kenapa? Sakit?" tanya Adrian, sembari menaruh punggung tangannya di kening Resti.Adrian yang saat itu tengah mengendarai mobil miliknya, dan Resti sebagai penumpang duduk di sebelah laki-laki itu. Sesekali Adrian menoleh ke arah Resti, kemudian tersenyum hangat."Enggak kenapa-kenapa," jawab Resti, ke arah Adrian sembari menggelengkan kepala.Laki-laki itu tidak bertanya lagi dan dia hanya menganggukkan kepala, sebagai tanda mengiyakan dengan tetap terus fokus mengendarai mobilnya.Perjalanan antara cafe milik Resti dengan tempat tujuan mereka kali ini lumayan sedikit agak lama, karena di siang hari jalanan cukup terlihat padat merayap. Beberapa jam kemudian, akhirnya
Read more

Bab 17. Sedih

Setelah selesai dengan acara makannya, mereka kembali kekediamannya masing-masing. Resti pulang dengan diantarkan oleh Adrian kerumah miliknya.Begitupun dengan Adrian, kini laki-laki itu pulang dengan perasaan yang entah kenapa menjadi gamang. Saat memasuki pintu utama rumah milik kediaman ke dua orang nya, Adrian dikejutkan oleh panggilan suara orang yang telah melahirkannya."Adrian" panggil Zelfa ke arah anaknya"Ya" laki-laki itu menoleh sekilas, ke arah sang bunda."Baru pulang kamu?" Tanya Zelfa ke arah anaknya "pasti kamu, habis bertemu dengan perempuan itu. Kan?" Tatap Zelfa kemudian, ke arah Adrian dengan penuh selidik."Resti, Bun! Bukan perempuan itu! Calon istri aku itu, punya nama," ujar Adrian lirih.Zelfa memutar ke dua bola matanya dengan jengah, sembari mencebikkan bibirnya "apa? calon istri!" katanya kemudian, dia berdecak sebal ke arah sang anak "Apa sih, yang kamu lihat dari perempuan itu,-" sambungnya"Jangan sekarang, Bun! Aku lagi enggak ingin berdebat," sela A
Read more

Bab 18. Rindu

Atmosfer di dalam ruang meting tersebut bagi Resti sudah sangat horor. Sejak masuk ruang tersebut, dia merasakan degub jantungnya yang betalu-talu. Tangannya mulai dingin, sesekali keningnya mengeluarkan beberapa bulir keringat. Padahal ruangan itu menggunakan pendingin udara. Sedari tadi fokusnya sudah hilang entah ke mana. Tiba-tiba perempuan itu terlonjak kaget saat seseorang menyenggol lengannya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Albian."Res!" Bisik Albian, menyadarkan Resti dari kegelisahannya "giliran kamu bicara" sambungnya kemudian."Kamu aja," balas Resti dengan berbisik ke arah Albian.Laki-laki itu berdecak sebal, merasa aneh dengan Resti hari ini. "Kan kamu yang pelajari semua berkas-berkas nya" Resti menghela napas, kemudian dia mengatur suaranya dan berdehem. Menetralkan suaranya yang tercekat karena gugup. Perempuan itu berdiri dan berjalan ke arah depan, untuk menjadi moderator sebagai pembicara perwakilan dari firma hukum yang ditunjuk oleh atasannya Kini proyektor
Read more

Bab 19. Istri tawanan

Resti mengerjapkan matanya dengan perlahan, dia melihat sekeliling ruangan bukan berada di kamar hotel yang dia sewa. Perempuan itu mengingat kembali, di mana di saat dia masuk keruangan laki-laki yang pernah singgah di hatinya. Ke mana perginya laki-laki itu saat ini? Dia memegang kepalanya, yang tiba-tiba berdenyut nyeri. Dan dia baru menyadari, jika dari tadi siang dia belum sempat makan, kini perutnya sudah minta di isi. Saat sedang bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar digendang telinganya. Seorang perempuan menyembulkan kepalanya. Tanpa banyak bicara, perempuan itu mendorong troly, mendekat ke arah Resti. Troly tersebut berisikan hidangan makan malam untuknya."Permisi, bu! sudah saya siapkan makan malamnya. Sekitar 1 jam lagi supir akan menjemput bu Resti. Tadi bapak berpesan, agar ibu bisa langsung bersiap setelah makan malam" ucap perempuan itu, yang tak lain adalah Melly sang sekertaris Richard. Resti hanya meresponnya dengan anggukan kepala.
Read more

Bab 20. Tidak akan pernah lepas lagi

"Kamu mau teriak, silahkan. Di sini hanya ada kamu dan aku. Lagi pula kamu itu adalah istriku, sampai kapanpun akan tetap menjadi istriku. Tidak ada yang akan bisa menggantikan aku, untuk jadi suamimu. Bahkan ayah bagi anakku. Camkan itu," ujar Richard, terus mencengkram tangannya Resti di atas kepala perempuan itu. Dia dengan leluasa membuka seluruh pakaian yang dikenakan Resti dengan tangan yang satunya lagi."Lepas, Mas!"" ucap Resti. Dia meronta, dan memberontak, serta melawan, agar dilepaskan. Tapi yang namanya perempuan, pasti tenaganya akan kalah kuat dengan laki-laki "aah!!" ucapannya tertahan kala Richard mulai mencium leher serta cuping telinganya. Laki-laki itu menjamah setiap inci lekuk tubuh Resti dengan sangat lembut. Dia memperlakukannya dengan penuh cinta, baru kali ini dia merasakan kenikmatan yang sesungguhnya, yang memang benar-benar dia inginkan. Senyuman tipis terbit dari bibir Richard, kala Resti mulai menikmati setiap kecupan-kecupan yang dia ciptakan. Cengkar
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status