"Aku Ben." Mendengar nama itu, Samantha langsung menatap Ben. Ia tahu pria itu, pria yang selalu berada di sisi puteranya. Menjadi tameng bahaya demi Sang Putera. Pria yang setia bahkan mempertaruhkan nyawa. "Ben, kau kah itu?" Terlalu lama berada di rumah sakit, Samantha nyaris melupakan wajah Ben. "Ya, Nyonya." Jawaban itu cukup membuat Samantha maupun Melanie menghela napas lega. Setidaknya ada orang yang berada di pihak mereka. Meski Melanie sendiri tidak tahu, dia pria yang berbahaya atau tidak. "Di mana puteraku, apa dia datang bersamamu?" "Ya, Nyonya. Beliau sudah menunggu Anda." Ben segera membantu Samantha untuk berdiri kemudian disusul oleh Melanie. Ben berjongkok memunggungi Samantha. "Ayo, Nyonya. Kita harus segera keluar dari sini. Tempat ini akan dihancurkan. Naiklah ke punggung saya." "Aku bisa jalan sendiri, kau gendong saja gadis ini, kakinya terluka karena disiksa." Ben menoleh ke belakang, akibat perlawanan yang dilakukan Melanie, menyebabkan luka di kaki gadis
Terakhir Diperbarui : 2023-03-16 Baca selengkapnya