Wajah ayah berubah menjadi pucat setelah membuka mejikom. Dilepaskannya centong hingga jatuh ke lantai. Kemudian menutup mejikom kembali. Aku penasaran kenapa ayah sampai shock? Aku berdiri dan hendak membukanya, tetapi dilarang ayah. “Jangan dibuka, kamu bisa pingsan!”Tanganku urung membukanya meskipun penasaran. “Memangnya kenapa, Yah?”“Astaghfirullah, Faiha!” Ayah meletakkan piringnya kembali dan duduk memegangi dadanya.“Kenapa, Yah?” Faiha datang membawa setoples kerupuk.“Nasinya masih mentah, Fai. Kamu lupa colokin, ya?”Aku memegang mejikom di depanku, anget. Berarti sudah dicolokkan. Tapi kenapa nasinya masih mentah? Apa sudah rusak, ya?“Udah, Yah. Tadi panas, kok,” jawab Faiha.“Coba kamu lihat!” perintah ayah.“Sepertinya aku lupa tekan cook, Yah. Apa aku belikan nasi saja di warung?” tanya Faiha.“Ayah belum laper. Ya sudah, kamu taruh di belakang lagi. Ayah mau ngopi dulu.”Aku mengambilkan secangkir kopi untuk ayah. Byur! Ibra terkena semburan kopi dari mulut ayah.
Last Updated : 2023-02-20 Read more