Zia menatap dalam pada kedua netra lelaki yang tengah berlutut di hadapannya. Ia mencoba menerawang sedalam-dalamnya mencari celah kebohongan atau tipuannya, tetapi tidak ia temukan. Sean benar-benar tulus padanya, hingga tak terasa air mata harunya menerobos keluar dari kedua sudut dalam netranya. “Apa yang kamu ragukan dari saya?” tanya Sean seraya mengusap air mata gadis kecilnya, seolah tahu arti tatapannya. “Aku tidak ragu, Paman. Aku percaya padamu,” jawabnya seraya mengakhiri tangis harunya. Gadis itu mengukir senyuman tulus, kemudian Zia meraih bahu lelaki di hadapannya dan membawanya duduk di sebelahnya. Gadis itu lalu menggelayut manja dan melabuhkan kepalanya pada kanan Sean, sementara jari tangannya langsung menyelusup pada jari jemari pamannya. Lelaki itu tak protes dan memilih tersenyum. “Paman!” panggil Zia pelan tanpa melepaskan kepalanya dari bahu
Last Updated : 2023-07-04 Read more