Beranda / Romansa / Malam Panas Dengan CEO / Perjanjian Tak Tertulis

Share

Perjanjian Tak Tertulis

Penulis: Disi77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-05 13:30:04

Sean langsung mengangguk. Memang tak perlu ada yang ditutupi dari gadis kecilnya. Zia berhak terlibat dengan kejadian yang dialami ibunya.

Mereka berdua langsung disambut senyuman lebarnya Resa, ketika pintu ruangannya terbuka. Tentu saja Sean membalas senyuman calon ibu mertuanya. Ia langsung duduk di kursi samping ranjang rawatnya Resa.

“Bagaimana keadaan Bu Resa?” tanya Sean berbasa basi.

“Ya seperti inilah, Tampan,” jawabnya seraya memasang wajah sedih.

Zia menatapnya sebal. Ia tahu betul ibunya sengaja memasang ekspresi sedih. Alasan itu juga ia berada di ruangan tersebut, berjaga-jaga kalau ibunya berbuat macam-macam pada Sean.

“Tidak apa-apa, nanti juga pasti akan segera pulih lagi. Dokter bilang kalau bahu Bu Resa mengalami cedera ringan dan harus menjalani beberapa pengobatan serta terapi agar segera pulih,” jelas Sean mencoba menenang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Malam Panas Dengan CEO   Menyentuh Hati Ibunya Zia

    “Bu Resa, bolehkan saya bertanya sebagai seorang anak pada ibunya?” tanya Sean setelah wanita paruh baya di hadapannya melepaskan jabatan tangannya.Resa memutar kedua bola matanya dan menatap Sean sedikit curiga. Kemudian ia menatap ke arah pintu di depan ranjangnya. “Kamu ingin bertanya tentang Zia?” tanyanya.“Bukan tentang Zia, tetapi tentang Anda?” jawab Sean lugas.Wanita paruh baya itu terdiam sebentar. Ia lantas memasang wajah berpikir. Kemudian ia menatap raut wajah Sean yang tampak serius menunggu jawabannya.“Oke, silahkan tanyakan saja! Tapi aku nggak yakin kalau nanti jawabanku akan membuatmu puas,” sahutnya santai, tetapi Sean dapat menangkap jelas garis kecemasan di wajahnya Resa.Sean menarik napas sebentar. Ia melemaskan otot tubuhnya dengan mengatur posisi duduknya senyaman mungkin. Sepertinya pembicaraan mereka nantinya akan sedikit berat.“Jika lima tahun lalu, Zia mengetahui pekerjaanmu, bagaimana perasaan Bu Resa saat itu?” tanya Sean pelan.Resa menoleh. Pertan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Malam Panas Dengan CEO   Alasan Resa

    Resa terdiam. Sean berhasil menyentuh hatinya. Setetes air bening meluncur dari kedua sudut netranya. Namun, wanita paruh baya itu langsung mengusap air matanya cepat. Kemudian ia berdeham keras untuk menghilangkan perasaan syahdunya.“Apa kamu sudah selesai dengan bualanmu?” tanyanya sedikit ketus. “Jika sudah selesai, sebaiknya kamu pulang saja! Jangan lupa, pastikan kamu menemukan ponselku!”“Bu Resa?”“Cukup! Aku akan menganggapnya kamu sedang merayuku agar aku mau menyerahkan semua informasi yang aku punya padamu! Jadi pergilah sekarang sebelum aku berubah pikiran!” sentak Resa.Sean tahu kalau Resa hanya sedang berusaha menutupi hatinya yang sudah tersentuh. Ia memang kecewa karena wanita paruh baya itu benar-benar keras hatinya, tetapi setidaknya ia tahu Resa tersentuh. Lelaki itu pun memilih bangkit dan mengikuti ucapan ibu dari gadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Malam Panas Dengan CEO   Rencana Lain, Sean Dan Zia

    Zia tak berniat untuk berpamitan pada Resa saat Sean keluar dari kamar rawat Resa. Gadis itu masih tak bisa menahan rasa kesalnya pada ibunya. Ya, Sean tak bisa memaksanya. Lelaki itu menugaskan anak buahnya yang lain untuk menjaga Resa di rumah sakit. Sementara ia harus kembali ke mansionnya bersama Zia. Tentu saja, atas pengetahuan gadis kecilnya. “Kamu tidak ingin bertanya pada saya?” tanya Sean setelah mereka meninggalkan rumah sakit dengan mobilnya. “Bertanya apa?” tanya Zia dengan nada lemas. Sean menoleh pada gadis kecilnya yang langsung terdiam dan menundukkan wajahnya. “Memangnya kamu tidak penasaran apa yang saya bicarakan dengan ibumu?” ucapnya. “Bisa di skip nggak pembahasannya? Aku nggak tertarik,” jawabnya malas. Lelaki itu tertawa kecil. Tentu saja Zia langsung menoleh. Ia bahkan mengerutkan dahinya, menyadari Sean belum berniat mengakhiri tawa kecilnya. “Memang ada yang lucu?” tanya Zia dengan tatapan kesal. “Ada. Itu adalah jawaban ibumu saat saya bertanya pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Malam Panas Dengan CEO   Kemarahan David

    “Tuan. Saya menerima laporan kalau Resa gagal kami singkirkan,” ucap seorang lelaki berpakaian serba hitam menunduk dengan suara penuh ketakutan.Lelaki paruh baya yang tengah memakai piyama kimono putih dan menghadap ke arah jendela ruang kerjanya langsung membanting gelas wiski yang sedari tadi berada dalam genggamannya. Suara pecahan beling terdengar nyaring, seiring hancurnya gelas tebal tersebut. Cairan wiski langsung menggenang mengelilingi pecahan kaca dan es batu yang menjadi pendingin minuman tersebut.“Bodoh kalian! Hanya menghadapi satu wanita jalang saja tidak becus!” murka lelaki itu seraya memutar tubuhnya.Dia adalah David Handoko, ayahnya Agnes. Lelaki itu langsung berjalan cepat menghampiri anak buahnya yang memberikan laporan tadi. Tangan kekarnya langsung mencengkram rahang bawah lelaki itu dan menyalurkan tenaganya ke sana.“A—ampun, Tuan. Ada laporan lain lagi yang harus saya sampaikan,” gagapnya penuh ketakutan dan menahan rasa sakit dari cekikan David.“Apa lapo

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Malam Panas Dengan CEO   David Dan Agnes

    Lelaki itu langsung menghampiri pintu depan rumahnya yang baru saja terbuka. Wajah Agnes terlihat lesu dan menahan kesal. David mengatur napasnya agar tak terlihat tengah cemas. Tentu saja, ia harus mengetahui dahulu tujuan anak gadisnya menemui Resa dan berharap wanita itu tak membongkar keburukannya pada Agnes.“Sayang, kamu baru pulang jam segini?” tanya David berbasa basi.“Eum, Papi belum tidur?” Agnes membalas bertanya tanpa menjawab pertanyaan ayahnya dulu.David menghampiri Agnes yang makin memasang wajah lesu. Ia lalu merangkul anak gadisnya yang langsung menggelayut manja.“Mau Papi gendong ke kamar?” tawar David menggoda.“Ih, Papi emangnya aku anak kecil.” Agnes memasang wajah merajuk kemudian melepaskan sandaran tubuhnya dari ayahnya.“Kalau begitu cerita dong sama Papi! Kenapa anak kesayangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Malam Panas Dengan CEO   Temani Saya Tidur!

    “Paman!” panggil Zia saat Sean baru saja menghentikan mobilnya di garasi mobil mansionnya.“Ada apa, Gadis Kecil?” tanya Sean seraya menarik tuas rem tangannya, kemudian menoleh pada Zia.Tiba-tiba Zia tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya. “Nggak jadi deh,” ucapnya membuat Sean penasaran.Sean berdesis heran. Ia mengerutkan dahinya menunjukkan rasa heran dan penasarannya. Zia sepertinya sengaja membuatnya penasaran.“Jangan buat saya penasaran! Kamu tahu ‘kan kalau saya—““Tahu! Paham akan langsung menghukumku,” sahut Zia memotong ucapan Sean. “Ada banyak yang aku pikirkan setelah bertemu ibuku, tetapi aku memilih percaya padamu, Paman.” Zai langsung mengulum senyum.“Masuk yuk!” ajaknya seraya mengalihkan perhatian Sean yang terus menatapnya.Kedua

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Malam Panas Dengan CEO   Gagal Tidur Bareng

    Gadis kecil itu langsung mengalungkan kedua lengannya pada leher Sean. Lelaki itu tak tinggal diam, ia menangkap pinggang gadis kecilnya dan mengangkat tubuh Zia yang terasa ringan hingga membawa kaki melingkari pinggangnya. Kedua saling bertukar senyuman menggoda.Tak ingin menunggu lama, keduanya langsung menautkan bibirnya. Saling membalas lumatan hangat dan saling merasakan sensasi panas dalam tubuhnya. Tanpa melepaskan tautan bibirnya dari Zia dan menurunkan tubuh gadis kecilnya, Sean berjalan perlahan menuju pintu keluar garasi mobilnya.Seolah tak ingat waktu dan tempat, ia selalu merasa belum puas tanpa melumat bibir gadis kecilnya. Bibir gadis kecilnya terasa bagaikan candu untuknya yang tak akan bisa ia jauhi. Namun, hanya pada Zia lah ia berani melakukannya dan pada Zia juga lah ia melabuhkan cintanya.Tak akan ada gadis kecil yang lagi dalam hatinya selain Zia. Begitu juga yang Zia rasakan, walaupun sebelumnya ia merasa ragu dan takut menyerahkan tubuhnya pada Sean. Dahulu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Malam Panas Dengan CEO   Perhatian Untuk Zia

    Zia terdiam. Ia melirik Sean dan menatapnya bingung, hingga bi Asti menurunkan tangannya dari kedua pipi Zia dan mengikuti arah tatapan gadis itu. Wanita paruh baya itu menunggu Sean menjawab pertanyaannya.“Tuan Sean tahu ‘kan kalau sampai pak Sadin tahu, Tuan pergi malam-malam tanpa pengawalannya, bisa-bisa lelaki tua itu marah besar,” ucap bi Asti dengan nadanya yang mulai kesal. Mungkin karena tak ada jawaban dari mereka berdua.Kedua bola mata Sean langsung membulat sempurna. Kemudian ia menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan curiga dan menahan rasa takut. “Bi Asti, belum ngadu sama pak Sadin ‘kan?” tanya Sean dengan tatapan cemas dan penuh harap.“Kenapa? Tuan Sean takut kena marah pak Sadin?” sindir wanita paruh baya itu menahan kesal.“Bi Asti, saya serius. Pak Sadin itu—““Tenang saja, Tuan Sea

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan CEO   Tak Ada Yang Sia-sia (End)

    Bukan hal yang mudah untuk memancing tuan David menghampiri Resa. Wanita itu bahkan sengaja memilih kembali ke rumah bordil untuk melancarkan aksinya. Tentu saja ia sudah memikirkan segala konsekuensinya.Resa sengaja menyebar rumor kalau dirinya pernah bercinta dengan tuan David hingga diancam oleh Agnes, putrinya tuan David. Untungnya Resa mempunyai bukti pertemuannya dengan Agnes dan kebersamaannya dengan lelaki tua itu, hingga banyak yang percaya dengan rumornya.“Jadi selama ini Mami menghilang karena diancam sama Agnes, anaknya tuan David?” tanya salah satu wanita berpakaian minim seperti dirinya di antara kumpulan wanita lainnya saat menunggu para pengunjung datang.“Mau gimana lagi, aku harus cari aman ‘kan?” jawab Resa memasang wajah sedih.Tiba-tiba fokus para wanita itu berpindah pada laki-laki berpakaian rapi di belakang Resa. Lelaki itu berdehem keras hingga membuat Resa memutar tubuhnya. Wanita itu lantas tersenyum tipis si lelaki itu. Tentu saja, Resa mengenalnya.Tanpa

  • Malam Panas Dengan CEO   Perlindungan Resa

    Resa menerima panggilan telepon dari Nania, temannya yang dulu sama-sama bekerja di rumah bordil. Nania memberi info kalau ia mempunyai informasi tentang tuan David yang menjadi dalang kecelakaan Sean. Tentu saja ia memilih menemuinya, berharap mendapatkan informasi tentang lelaki itu dan membuat tuan David dipenjara.Sebelum Resa menemui Nania, ia mengintai wanita itu dari jauh. Ia harus memastikan kalau dirinya tidak dijebak. Ya, ini bukan kali pertamanya Resa melarikan diri dari rumah bordil, hingga ia tahu betul bagaimana orang-orang yang berada di balik rumah bordil. Para pemilik rumah bordil pastinya tak akan tinggal diam jika karyawannya yang menjajakan tubuhnya melarikan diri.“Kenapa suasananya tampak sepi, yah?” guman Resa saat mengawasi Nania yang berdiri di depan minimarket seberang jalan tempat dirinya berada. Resa terus mengawasi setiap sudutnya hingga ia menemukan keganjalan. Nania terlihat gelisah dan terus melirik ke arah kiri jalan. Resa pun menelusur ke arah terseb

  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Dalam Bahaya

    Sean langsung dilarikan ke ruang operasi. Ia terlalu syok hingga jantungnya lemah dan terlalu memaksakan bergerak, membuat tulang rusuknya yang sudah retak bertambah banyak. Dokter memutuskan untuk memasang gips sementara pada tulang rusuknya sampai tulang rusuknya kembali pulih.Akan tetapi pasca operasi, lelaki itu belum menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya, padahal sudah enam jam berlalu. Tuan Alan hanya bisa termenung memandangi tubuh anak lelakinya yang kini terpasang berbagai alat untuk memantau perkembangannya. Ada rasa bersalah pada dirinya karena sudah membuat Sean bertambah parah, tetapi lelaki tua itu masih tetap pada prinsipnya menjaga anak lelakinya dari Zia.“Tuan Alan, apa tidak sebaiknya membawa nona Zia kemari. Saya yakin sebenarnya tuan Sean sudah sadar, hanya saja ia menanti nona Zia,” saran pak Sadin yang masih mengenakan baju pasien pada tuan Alan.“Jangan sebut nama gadis itu! Sean hanya harus terbiasa hidup tanpa gadis itu! Lagi pula pertemuan mereka si

  • Malam Panas Dengan CEO   Amarah Sean Meluap

    “Zia, dengarkan Ibu! Lelaki itu sangat mencintai kamu, Ibu yakin dia bisa meyakinkan ayahnya untuk menerima kamu. Apa kamu tega meninggalkan lelaki itu, padahal kamu juga sangat mencintainya, ‘kan?” suara Resa terdengar lembut mencoba meyakinkan Zia.Namun, anak gadisnya menatapnya penuh curiga, padahal ia menunjukkan wajah sungguh-sungguh. Entah mengapa, Zia tak percaya dengan ekspresi ibunya. Gadis itu lalu tersenyum tipis dan kecut.“Apa ini rencana Ibu juga?” tanya Zia datar membuat Resa sedikit bingung.“Rencana apa?” Resa berbalik tanya.“Ibu berharap aku terus di sisi Sean agar dia terus menjamin kehidupan Ibu? Begitu ‘kan? Ibu sengaja membantu Sean dengan dalih berbagi informasi, padahal dia sangat melindungi dan menjaga keselamatan Ibu, karena dia tahu kamu adalah ibu dari gadis yang dicintainya.” Zia menduga pikiran wanita di hadapannya yang sudah melahirkan dirinya.Resa terkejut. Bibirnya sedikit gemetar dan wajahnya mulai pucat. Zia tersenyum ketir.“Ternyata benar. Ibu b

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Selamat, Zia Sakit

    “Zia, maafkan Ibu, Nak.” Resa menghampiri putrinya yang duduk bersimpuh di depan teras rumah sakit. Air mata Zia mendadak terhenti saat melihat Resa meraih pundaknya dan ikut duduk bersimpuh di hadapannya. Marah, kesal dam emosi menyelimuti dirinya, tetapi gadis itu tengah tak berdaya untuk meluapkan semua rasanya. Tubuhnya bahkan terasa lemas hingga Resa dapat menarik punggungnya ke depan dan memeluknya erat. “Kenapa harus Ibu yang menjadi alasan aku dan paman Sean terpisah,” lirih Zia diikuti air matanya yang makin banjir. “Aku benci kamu, Bu,” ucapnya tanpa sadar. Namun, Zia tak kuasa melawan Resa yang justru makin memeluknya erat. Wanita itu terus terisak dan berulang kali mengucapkan kata maaf. Sementara Zia makin terlihat limpung dan tak bisa berpikir jernih, hingga Resa melepaskan pelukannya dan menatapnya pilu. “Ibu puas ‘kan? Hidupku hancur dan benar-benar hancur, Bu. Baru kali ini aku merasa hidup karena paman Sean, tapi Ibu membuatnya celaka dan aku yang disalahkan, Bu,”

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Harus Selamat!

    “Tuan Sean dalam bahaya,” seru Alex, anak buahnya Sean setelah mendapatkan telepon dari Sean. “Zaid dan Faris kamu jaga di sini! Sisanya ikut saya!” perintahnya pada anak buahnya yang sudah ia kumpulkan di ruang tengah.Seluruh anak buahnya yang tengah berjaga di rumah tempat Resa berada langsung bergegas sigap. Termasuk Resa yang mendengar suara Alex dari dalam kamarnya langsung bergegas ke luar. Bukan tanpa sebab, ia tahu kalau lelaki itu akan dalam bahaya sebab Resa tahu pasti tuan David tak akan tinggal diam.“Tunggu!” teriak Resa setelah berlari cepat keluar kamar.Alex dan anak buahnya langsung terhenti. Mereka langsung berbalik ke arah Resa. Wanita itu memasang wajah cemas, gelisah dan rasa bersalah.“Aku ikut dengan kalian,” pinta Resa dengan tatapan memohon.“Maaf, Nyonya. Kami tidak ada waktu untuk mengurusi Nyonya,” sahut Alex kesal. Ia merasa Resa membuang waktunya.“Aku tahu pelakunya adalah tuan David. Jadi, aku harus ikut dan membuktikannya sendiri,” seru Resa lantang.

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Diserang

    “Tuan David, polisi menunggu di luar,” lapor anak buahnya tuan David saat menemuinya di ruang kerja.Baru saja lelaki tua itu menoleh. Istri dan anaknya langsung memasuki ruang kerjanya yang berada di rumah. Wajah mereka tampak cemas dan panik serta ketakutan.“Papi, ada apa ini? Kenapa polisi bilang Papi terlibat dalam kasus pembunuhan dan mafia tanah?” cecar Agnes dengan tatapan tak percaya.Tuan David tak langsung menjawab. Ia lalu menghampiri anak perempuannya dan tersenyum wibawa. Lelaki tua nan gagah itu pun menghapus air matanya lembut.“Sepertinya Papi salah memilih lawan, Sayang. Papi titip Mami, ya! Yang nurut sama Mami dan jadilah anak yang baik! Mulai saat ini Papi sudah tidak lagi bisa melindungimu, Sayang. Maafkan, Papi,” ucapnya lembut diakhiri tetes air mata pilunya.Agnes langsung menghambur pada pelukan ayahnya. Begitu juga dengan istri tuan David, ia menghambur pilu. Puas memeluk anak dan istri tercintanya, tuan David langsung melepaskan pelukan keduanya. “Papi har

  • Malam Panas Dengan CEO   Hanya Sean Yang Berhak Atas Zia

    “Nona Zia melewatkan sarapannya dan juga wajahnya sembam setelah tuan Alan menemuinya. Maafkan saya Tuan Sean, saya hanya cemas pada nona Zia.” Bi Asti menjelaskan dengan nada berat dan sedih dari balik panggilan telepon.“Tuan Alan? Ayahku datang ke mansion? Kapan ayahku datang?” tanya Sean mencoba tenang.Lelaki tampan itu memastikan ia tak salah menangkap penjelasan bi Asti sembari mengatur napasnya agar tidak panik. Sean menatap jam tangannya. Sebentar lagi memasuki jam istirahat makan siang.“Sekitar 15 menit setelah tuan Sean berangkat kerja. Nona Zia bahkan mengunci pintu kamarnya,” lapor bi Asti makin membuat Sean cemas.

  • Malam Panas Dengan CEO   Kesedihan Zia

    "Aku memintamu baik-baik demi kebaikan Sean, karena aku tahu anak itu tidak akan mau melepaskan kamu, Nona Zia."Air mata Zia mendadak berhenti mendengar ucapan lelaki tua di hadapannya. Ia terlalu syok hingga bukan hanya air mata saja yang terhenti, tetapi napas dan jantungnya terasa berhenti. Zia menatap tak percaya pada tuan Alan.“Aku minta maaf jika harus berkata seperti ini, Nona Zia. Aku tahu kalau aku sangat egois, tetapi hanya Sean lah yang aku miliki. Kamu pasti tahu ‘kan kalau aku sendiri menjebloskan Felicia dan Niko ke penjara. Itu semua karena rasa sayangku pada Sean, jadi aku mohon padamu, Nona Zia!” Tuan Alan menautkan kedua tangannya di depan dada.Lelaki tua itu memohon diikuti air matanya yang menetes. Air mata Zia langsung membanjiri lagi. Ia tak akan tega melihat seorang ayah yang memohon padanya. Zia dilema.“Tuan Alan,” suara Zia parau dan lirih.Sakit hati dan tak tega. Tuan Alan terus menatapnya dengan air matanya yang banjir seperti dirinya. Sesak rasanya, te

DMCA.com Protection Status