Home / Romansa / Malam Panas Dengan CEO / Perhatian Untuk Zia

Share

Perhatian Untuk Zia

Author: Disi77
last update Last Updated: 2023-07-08 20:15:41

Zia terdiam. Ia melirik Sean dan menatapnya bingung, hingga bi Asti menurunkan tangannya dari kedua pipi Zia dan mengikuti arah tatapan gadis itu. Wanita paruh baya itu menunggu Sean menjawab pertanyaannya.

“Tuan Sean tahu ‘kan kalau sampai pak Sadin tahu, Tuan pergi malam-malam tanpa pengawalannya, bisa-bisa lelaki tua itu marah besar,” ucap bi Asti dengan nadanya yang mulai kesal. Mungkin karena tak ada jawaban dari mereka berdua.

Kedua bola mata Sean langsung membulat sempurna. Kemudian ia menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan curiga dan menahan rasa takut. “Bi Asti, belum ngadu sama pak Sadin ‘kan?” tanya Sean dengan tatapan cemas dan penuh harap.

“Kenapa? Tuan Sean takut kena marah pak Sadin?” sindir wanita paruh baya itu menahan kesal.

“Bi Asti, saya serius. Pak Sadin itu—“

“Tenang saja, Tuan Sea

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Panas Dengan CEO   Resa Hendak Kabur

    Resa masih terjaga dalam ranjang rawatnya. Setelah kepergian Sean dan anak gadisnya, ia kesulitan memasuki alam mimpi. Pikirannya tak bisa tenang.“Aku tidak seharusnya melakukan perjanjian dengan CEO tampan itu,” gumannya dengan wajah cemas. “Jangan sampai David tahu kalau aku sudah bertemu dengan CEO tampan itu.” Wajahnya makin panik.Wanita paruh baya itu, lantas memaksakan tubuhnya untuk bangkit. Namun, rasa ngilu dan nyeri pada bahu kanannya tak tertahankan. Ia meringis menahan sakit yang makin menjadi.“Ah, sial! Kenapa juga aku harus terluka. Nggak bisa kabur ‘kan?” gerutunya.Pintu kamar rawatnya terbuka setelah ia selesai menggerutu. Seorang lelaki berpakaian hitam menghampirinya dan langsung menatapnya cemas. Sontak saja wanita paruh baya itu langsung membulatkan kedua bola matanya.“Apa yang terjadi, Bu? Apakah Ibu memerl

    Last Updated : 2023-07-09
  • Malam Panas Dengan CEO   Resa Kabur

    “Maaf, Bu, saya nggak berani,” sahut perawat itu sungkan. “Tugas saya hanya merawat pasien,” imbuhnya. Untunglah perawat itu sudah selesai mengoleskan krim tersebut. Ia lantas kembali memasangkan kancing baju rawatnya Resa. Tiba-tiba tangan wanita itu meraih tangan perawat itu erat. “Sus, tolong saya! Saya harus keluar dari rumah sakit ini.” Resa memohon seraya memegang erat tangan perawat itu. Kemudian ia melirik ke arah pintu yang tertutup rapat dengan tatapan cemas. Perawat itu pun mengikuti arah tatapan Resa. Wanita itu memasang wajah memelas. “Sebenarnya saya dalam kesulitan. Suster pasti tahu ‘kan di depan kamar rawat ini ada dua orang yang mengawal dan menjaga ruangan ini,” akunya dengan wajah makin memelas. “Mereka menawan saya karena saya adalah saksi kejahatan mereka. Saya tidak bisa terus bersembunyi, Sus. Saya harus mengungkapkan kebenaran dan satu-satunya cara adalah kabur dari mereka. Tolong saya, Suster!” Perawat itu langsung mengatupkan mulutnya. Wajahnya benar-ben

    Last Updated : 2023-07-09
  • Malam Panas Dengan CEO   Pagi Yang Indah

    “Bi Asti, Zia masih tidur?” tanya Sean saat ia menuruni anak tangga dan melihat asisten rumah tangganya baru saja keluar dari kamar gadis kecilnya.Hampir saja suara Sean yang pelan mengejutkan dirinya. Wanita berambut putih dan hitam itu menoleh ke arah majikannya. Ia tersenyum kecil sebagai sapaan untuk Sean.“Iya, Tuan. Sepertinya nona Zia sangat kelelahan dan banyak pikiran. Saya tidak berani membangunkannya untuk sarapan,” jawab bi Asti santun. “Tuan, mau sarapan sekarang?” tanyanya.“Tolong bungkus saja ya, Bi! Saya sarapan di jalan saja ... sepertinya saya sedikit kesiangan,” titah Sean seraya menatap jam tangan mewahnya.“Baik, Tuan,” sahut Asti santun.Kemudian ia langsung bergegas menuju dapur. Sementara Sean memilih memasuki kamar gadis kecilnya. Tentu saja gadis itu pasti kurang tidur, sama seperti dirinya. N

    Last Updated : 2023-07-09
  • Malam Panas Dengan CEO   Kasus Baru

    Tentu saja, Sean tak akan tega. Wajah menggemaskan Zia terlalu menggoda dirinya dan tak akan sanggup untuk menjauh. Gadis kecilnya tertawa kecil dalam pelukannya, kemudian ia melepaskan pelukan lelaki yang sudah rapi dengan jas kerjanya.Zia memandangi Sean selama beberapa detik, sebelum memberikan senyuman yakinnya. Ia pun merapikan jas kerja Sean dan berhenti pada dasinya. Tentu saja, ia merapikan dasinya juga.“Janji yah, jangan pulang larut!” pesannya diakhiri senyuman tulusnya.“Saya akan usahakan untuk pulang cepat,” sahut Sean lembut.Kemudian ia mendaratkan ciuman pada kening gadis kecilnya setelah Zia selesai merapikan dasinya. Senyuman Zia makin mengembang sempurna. Pagi yang indah untuk keduanya.“Saya berangkat dulu, yah! Lanjutin lagi tidurnya, kamu harus banyak istirahat,” pesan Sean seraya bangkit dari duduknya.

    Last Updated : 2023-07-10
  • Malam Panas Dengan CEO   Persiapan Sean

    “Atur kunjungan saya ke Bogor! Saya akan menemui developernya tanpa pemberitahuan dan kumpulkan semua berkas tentang pembangunan hotel itu!” titah Sean pada pak Sadin sebelum ia memasuki ruang kerjanya.“Baik, Tuan,” sahut pak Sadin cepat.Langkah Sean terhenti saat ia sudah mendorong pintu ruangannya. Ia menoleh pada asistennya yang masih sigap berdiri di sampingnya. “Saya lupa, lakukan kunjungannya setelah jam makan siang. Jika Aldi datang, suruh dia langsung menemui saya. Kita langsung pergi setelah Aldi datang,” pesannya lugas.“Tentu, Tuan,”Sean tersenyum puas pada pak Sadin, kemudian ia langsung melangkah memasuki ruang kerjanya. Lelaki tampan itu memijat pelipis alisnya seraya berjalan menuju meja kerjanya. Ia lalu menghirup napas panjang setelah berada di depan meja kerjanya, dan langsung duduk bersandar sembari menghembuskan napas panjangnya.“Sepertinya saya akan pulang larut lagi,” guman Sean memasang wajah kesal, seraya merogoh saku jas dalamnya untuk mengeluarkan ponseln

    Last Updated : 2023-07-10
  • Malam Panas Dengan CEO   Laporan Untuk Sean

    Setelah mendapatkan anggukan dari Sean, pak Sadin langsung berbalik dan meninggalkan ruangan kerjanya. Sementara lelaki itu langsung fokus pada tumpukan map di hadapannya. Setiap lembar map tersebut tak luput dari perhatiannya.Sean tak boleh melewatkan semuanya. Ia harus memastikan semua rencana berjalan dengan lancar dan mengumpulkan semua bukti agar developer tersebut tak bisa membatalkan perjanian sesuka hatinya. Lelaki tampan itu bisa saja langsung mendatangi tempat hotel barunya yang sedang dalam proses pembangunan itu dan meminta pertanggungjawaban pihak developer itu, tetapi ia lebih baik mempersiapkan segalanya agar bisa menuntutnya secara hukum.Ya, sesiap itu Sean dalam menyiapkan segalanya. Ia bisa saja tinggal memberi perintah pada pak Sadin dan anak buahnya yang lain, tetapi Sean lebih suka memeriksanya sendiri. Dengan cara itu juga, ia bisa melihat perkembangan semua hotel miliknya.Lama ia berkutat dengan

    Last Updated : 2023-07-10
  • Malam Panas Dengan CEO   Pertemuan Memanas

    Setelah kedua anak buahnya meninggalkan ruangannya, Sean langsung memasukkan ponsel dan flashdisk tersebut ke dalam jasnya di saku yang berbeda. Ia akan memeriksanya nanti setelah tumpukan map di hadapannya selesai diperiksa. Tentu saja, agar fokus pikirannya tak terbagi.Tak sampai satu jam, lelaki itu sudah selesai memeriksa tumpukan mapnya. Sean menghela napas lega dan puas. Ia sudah memisahkan beberapa map yang menurutnya penting dan catatannya disatukan dalam map terpisah. Tangan Sean kembali menekan tombol telepon kabel di sudut meja kerjanya.“Pak Sadin, kita berangkat sekarang! Sebaiknya pakai supir saja, ada yang harus kita bahas selama dalam perjalanan ke hotel itu,” perintah Sean lantang.“Baik, Tuan. Saya akan panggil supir,” sahut pak Sadin dari ba

    Last Updated : 2023-07-11
  • Malam Panas Dengan CEO   Pertemuan Sean Dan Musuh

    David bangkit dari duduk nyamannya. Ia lantas menerima uluran tangan Sean dan menjabatnya dengan cepat. “Tentu saja, Sean. Tolong jangan sungkan karena saya juga tidak akan segan padamu,” ujarnya seraya melepaskan uluran tangannya.Keduanya lantas saling bertukar senyuman lebar, tetapi berbeda dengan tatapan keduanya yang dipenuhi intimidasi. Beberapa orang yang ada ruangan depan lobi itu seolah merasakan ketegangan yang diciptakan kedua orang itu. Tuan David menunjuk sofa di samping Sean, memberi isyarat pada lelaki muda nan tampan itu untuk duduk.“Silahkan duduk!” ucapnya santun.Sean menaikan satu ujung alisnya. Ia kemudian menoleh pada lelaki yang berdiri di samping pak Sadin. Bukankah lelaki itu pemilik gedung developer itu, jadi seharusnya dia lah yang mempersilahkan dirinya untuk duduk, bukan tuan David.“Ah, silahkan duduk, Tuan Sean! Sa—saya akan buatkan kopi untuk Tuan,” ucapnya sedikit gagap.“Terima kasih, Pak Deka. Tolong buatkan untuk Pak Sadin juga,” sahut Sean santai.

    Last Updated : 2023-07-11

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan CEO   Tak Ada Yang Sia-sia (End)

    Bukan hal yang mudah untuk memancing tuan David menghampiri Resa. Wanita itu bahkan sengaja memilih kembali ke rumah bordil untuk melancarkan aksinya. Tentu saja ia sudah memikirkan segala konsekuensinya.Resa sengaja menyebar rumor kalau dirinya pernah bercinta dengan tuan David hingga diancam oleh Agnes, putrinya tuan David. Untungnya Resa mempunyai bukti pertemuannya dengan Agnes dan kebersamaannya dengan lelaki tua itu, hingga banyak yang percaya dengan rumornya.“Jadi selama ini Mami menghilang karena diancam sama Agnes, anaknya tuan David?” tanya salah satu wanita berpakaian minim seperti dirinya di antara kumpulan wanita lainnya saat menunggu para pengunjung datang.“Mau gimana lagi, aku harus cari aman ‘kan?” jawab Resa memasang wajah sedih.Tiba-tiba fokus para wanita itu berpindah pada laki-laki berpakaian rapi di belakang Resa. Lelaki itu berdehem keras hingga membuat Resa memutar tubuhnya. Wanita itu lantas tersenyum tipis si lelaki itu. Tentu saja, Resa mengenalnya.Tanpa

  • Malam Panas Dengan CEO   Perlindungan Resa

    Resa menerima panggilan telepon dari Nania, temannya yang dulu sama-sama bekerja di rumah bordil. Nania memberi info kalau ia mempunyai informasi tentang tuan David yang menjadi dalang kecelakaan Sean. Tentu saja ia memilih menemuinya, berharap mendapatkan informasi tentang lelaki itu dan membuat tuan David dipenjara.Sebelum Resa menemui Nania, ia mengintai wanita itu dari jauh. Ia harus memastikan kalau dirinya tidak dijebak. Ya, ini bukan kali pertamanya Resa melarikan diri dari rumah bordil, hingga ia tahu betul bagaimana orang-orang yang berada di balik rumah bordil. Para pemilik rumah bordil pastinya tak akan tinggal diam jika karyawannya yang menjajakan tubuhnya melarikan diri.“Kenapa suasananya tampak sepi, yah?” guman Resa saat mengawasi Nania yang berdiri di depan minimarket seberang jalan tempat dirinya berada. Resa terus mengawasi setiap sudutnya hingga ia menemukan keganjalan. Nania terlihat gelisah dan terus melirik ke arah kiri jalan. Resa pun menelusur ke arah terseb

  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Dalam Bahaya

    Sean langsung dilarikan ke ruang operasi. Ia terlalu syok hingga jantungnya lemah dan terlalu memaksakan bergerak, membuat tulang rusuknya yang sudah retak bertambah banyak. Dokter memutuskan untuk memasang gips sementara pada tulang rusuknya sampai tulang rusuknya kembali pulih.Akan tetapi pasca operasi, lelaki itu belum menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya, padahal sudah enam jam berlalu. Tuan Alan hanya bisa termenung memandangi tubuh anak lelakinya yang kini terpasang berbagai alat untuk memantau perkembangannya. Ada rasa bersalah pada dirinya karena sudah membuat Sean bertambah parah, tetapi lelaki tua itu masih tetap pada prinsipnya menjaga anak lelakinya dari Zia.“Tuan Alan, apa tidak sebaiknya membawa nona Zia kemari. Saya yakin sebenarnya tuan Sean sudah sadar, hanya saja ia menanti nona Zia,” saran pak Sadin yang masih mengenakan baju pasien pada tuan Alan.“Jangan sebut nama gadis itu! Sean hanya harus terbiasa hidup tanpa gadis itu! Lagi pula pertemuan mereka si

  • Malam Panas Dengan CEO   Amarah Sean Meluap

    “Zia, dengarkan Ibu! Lelaki itu sangat mencintai kamu, Ibu yakin dia bisa meyakinkan ayahnya untuk menerima kamu. Apa kamu tega meninggalkan lelaki itu, padahal kamu juga sangat mencintainya, ‘kan?” suara Resa terdengar lembut mencoba meyakinkan Zia.Namun, anak gadisnya menatapnya penuh curiga, padahal ia menunjukkan wajah sungguh-sungguh. Entah mengapa, Zia tak percaya dengan ekspresi ibunya. Gadis itu lalu tersenyum tipis dan kecut.“Apa ini rencana Ibu juga?” tanya Zia datar membuat Resa sedikit bingung.“Rencana apa?” Resa berbalik tanya.“Ibu berharap aku terus di sisi Sean agar dia terus menjamin kehidupan Ibu? Begitu ‘kan? Ibu sengaja membantu Sean dengan dalih berbagi informasi, padahal dia sangat melindungi dan menjaga keselamatan Ibu, karena dia tahu kamu adalah ibu dari gadis yang dicintainya.” Zia menduga pikiran wanita di hadapannya yang sudah melahirkan dirinya.Resa terkejut. Bibirnya sedikit gemetar dan wajahnya mulai pucat. Zia tersenyum ketir.“Ternyata benar. Ibu b

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Selamat, Zia Sakit

    “Zia, maafkan Ibu, Nak.” Resa menghampiri putrinya yang duduk bersimpuh di depan teras rumah sakit. Air mata Zia mendadak terhenti saat melihat Resa meraih pundaknya dan ikut duduk bersimpuh di hadapannya. Marah, kesal dam emosi menyelimuti dirinya, tetapi gadis itu tengah tak berdaya untuk meluapkan semua rasanya. Tubuhnya bahkan terasa lemas hingga Resa dapat menarik punggungnya ke depan dan memeluknya erat. “Kenapa harus Ibu yang menjadi alasan aku dan paman Sean terpisah,” lirih Zia diikuti air matanya yang makin banjir. “Aku benci kamu, Bu,” ucapnya tanpa sadar. Namun, Zia tak kuasa melawan Resa yang justru makin memeluknya erat. Wanita itu terus terisak dan berulang kali mengucapkan kata maaf. Sementara Zia makin terlihat limpung dan tak bisa berpikir jernih, hingga Resa melepaskan pelukannya dan menatapnya pilu. “Ibu puas ‘kan? Hidupku hancur dan benar-benar hancur, Bu. Baru kali ini aku merasa hidup karena paman Sean, tapi Ibu membuatnya celaka dan aku yang disalahkan, Bu,”

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Harus Selamat!

    “Tuan Sean dalam bahaya,” seru Alex, anak buahnya Sean setelah mendapatkan telepon dari Sean. “Zaid dan Faris kamu jaga di sini! Sisanya ikut saya!” perintahnya pada anak buahnya yang sudah ia kumpulkan di ruang tengah.Seluruh anak buahnya yang tengah berjaga di rumah tempat Resa berada langsung bergegas sigap. Termasuk Resa yang mendengar suara Alex dari dalam kamarnya langsung bergegas ke luar. Bukan tanpa sebab, ia tahu kalau lelaki itu akan dalam bahaya sebab Resa tahu pasti tuan David tak akan tinggal diam.“Tunggu!” teriak Resa setelah berlari cepat keluar kamar.Alex dan anak buahnya langsung terhenti. Mereka langsung berbalik ke arah Resa. Wanita itu memasang wajah cemas, gelisah dan rasa bersalah.“Aku ikut dengan kalian,” pinta Resa dengan tatapan memohon.“Maaf, Nyonya. Kami tidak ada waktu untuk mengurusi Nyonya,” sahut Alex kesal. Ia merasa Resa membuang waktunya.“Aku tahu pelakunya adalah tuan David. Jadi, aku harus ikut dan membuktikannya sendiri,” seru Resa lantang.

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Diserang

    “Tuan David, polisi menunggu di luar,” lapor anak buahnya tuan David saat menemuinya di ruang kerja.Baru saja lelaki tua itu menoleh. Istri dan anaknya langsung memasuki ruang kerjanya yang berada di rumah. Wajah mereka tampak cemas dan panik serta ketakutan.“Papi, ada apa ini? Kenapa polisi bilang Papi terlibat dalam kasus pembunuhan dan mafia tanah?” cecar Agnes dengan tatapan tak percaya.Tuan David tak langsung menjawab. Ia lalu menghampiri anak perempuannya dan tersenyum wibawa. Lelaki tua nan gagah itu pun menghapus air matanya lembut.“Sepertinya Papi salah memilih lawan, Sayang. Papi titip Mami, ya! Yang nurut sama Mami dan jadilah anak yang baik! Mulai saat ini Papi sudah tidak lagi bisa melindungimu, Sayang. Maafkan, Papi,” ucapnya lembut diakhiri tetes air mata pilunya.Agnes langsung menghambur pada pelukan ayahnya. Begitu juga dengan istri tuan David, ia menghambur pilu. Puas memeluk anak dan istri tercintanya, tuan David langsung melepaskan pelukan keduanya. “Papi har

  • Malam Panas Dengan CEO   Hanya Sean Yang Berhak Atas Zia

    “Nona Zia melewatkan sarapannya dan juga wajahnya sembam setelah tuan Alan menemuinya. Maafkan saya Tuan Sean, saya hanya cemas pada nona Zia.” Bi Asti menjelaskan dengan nada berat dan sedih dari balik panggilan telepon.“Tuan Alan? Ayahku datang ke mansion? Kapan ayahku datang?” tanya Sean mencoba tenang.Lelaki tampan itu memastikan ia tak salah menangkap penjelasan bi Asti sembari mengatur napasnya agar tidak panik. Sean menatap jam tangannya. Sebentar lagi memasuki jam istirahat makan siang.“Sekitar 15 menit setelah tuan Sean berangkat kerja. Nona Zia bahkan mengunci pintu kamarnya,” lapor bi Asti makin membuat Sean cemas.

  • Malam Panas Dengan CEO   Kesedihan Zia

    "Aku memintamu baik-baik demi kebaikan Sean, karena aku tahu anak itu tidak akan mau melepaskan kamu, Nona Zia."Air mata Zia mendadak berhenti mendengar ucapan lelaki tua di hadapannya. Ia terlalu syok hingga bukan hanya air mata saja yang terhenti, tetapi napas dan jantungnya terasa berhenti. Zia menatap tak percaya pada tuan Alan.“Aku minta maaf jika harus berkata seperti ini, Nona Zia. Aku tahu kalau aku sangat egois, tetapi hanya Sean lah yang aku miliki. Kamu pasti tahu ‘kan kalau aku sendiri menjebloskan Felicia dan Niko ke penjara. Itu semua karena rasa sayangku pada Sean, jadi aku mohon padamu, Nona Zia!” Tuan Alan menautkan kedua tangannya di depan dada.Lelaki tua itu memohon diikuti air matanya yang menetes. Air mata Zia langsung membanjiri lagi. Ia tak akan tega melihat seorang ayah yang memohon padanya. Zia dilema.“Tuan Alan,” suara Zia parau dan lirih.Sakit hati dan tak tega. Tuan Alan terus menatapnya dengan air matanya yang banjir seperti dirinya. Sesak rasanya, te

DMCA.com Protection Status