Semua Bab KEMBANG DESA SANG MILIARDER : Bab 121 - Bab 130
173 Bab
Perasaan Tak Enak
Prasasti akhirnya mau kembali ke rumah keluarga Naratama atas permintaan Kamandanu, dan Radisha. Terlebih lagi Natalie pun sudah mengijinkannya, dan bersusah payah membatalkan perjanjian yang sempat disepakati oleh Prasasti."Pasti Papa akan senang akhirnya kau, dan Ibu akan kembali tinggal bersama kami," ucap Danu di sela mengemudikan mobilnya."Mudah-mudahan ya Papa kamu itu senang dengan kedatangan aku, dengan Ibu. Aku tidak ingin lagi memiliki masalah Suamiku, sudah cukup masalah kita kali ini," Radisha berbicara dengan santai di samping suaminya."Semoga saja ya Ra, tapi aku yakin sih kalau Papa akan sangat senang dengan kedatangan kita," Danu masih memegang kendali mobilnya, dan terus melanjutkan perjalanannya.Namun, Natalie masih ragu dengan kembalinya Prasasti yang akan tinggal bersamanya. Ketakutan terbesar Natalie membawa Prasasti pulang ke rumahnya adalah perasaan suaminya yang masih sama pada Prasasti.'Aku harus memulai sias
Baca selengkapnya
Dipengaruhi Tifany
"Aku juga cukup sadar diri Natalie! Lagi pula mana mungkin Mas Naratama masih menyukai aku, kamu lihat saja dirimu! Penampilanmu denganku jauh berbeda, kau elegan dan berkelas, sementara aku hanya Wanita dari Desa, kenapa kau harus merasa tersaingi?" Natalie merasa tertampar oleh jawaban Prasasti, dia hampir kehilangan kepercayaan dirinya. 'Sial! Apa yang di katakannya benar juga, ngapain aku harus takut kalah bersaing dengannya. Aku kan Cantik, dan Modis sementara dia penampilanku saja kampungan!' batin Natalie melirik dari atas kepala hingga ujung kaki Prasasti."HUH!" Natalie menghela nafasnya, "Baiklah, kau ada benarnya. Tapi awas saja kalau kamu berani dekat-dekat dengan Mas Naratama!" ancamnya lagi."Tidak akan Natalie, aku ini cukup tahu diri!" tandas Prasasti meyakinkan besannya.Natalie merasa lega setelah mendengar ucapan Prasasti, pandangannya terbuka lebar ketika dia mulai membandingkan penampilannya. Ia pun segera beranjak meninggalk
Baca selengkapnya
Hati Bertanya-tanya
"Aku akan selalu di sini, dan terus meminta maaf padamu, karena kau akan selalu mengikutimu," rayu Danu terhadap Radisha."Benarkah kau akan selau di sini, jika aku memaafkanmu berati kamu akan tetap di sini?""Iya ... aku akan selalu di sini Istriku!" jawab Danu meyakinkan.Radisha menggeleng kepalanya mencari cara agar Danu tidak terus-menerus mengikutinya. "Ya sudah aku memaafkanmu, walaupun sebenarnya aku masih malas sama kamu! Sesuai permintaanmu aku akan memaafkan kamu, tapi kau juga harus tetap di sini kan?" Setelah memaafkan suaminya Radisha buru-buru pergi dari hadapan Danu. Sudah berjalan menjauh dari Danu, Radisha kembali menoleh. "Sesuai ucapanmu kau akan tetap berdiri di sana kan?!" Radisha terkekeh, dia berhasil mengerjai suaminya."Tapi Radisha?" Danu termakan omongannya sendiri, dia kecolongan. "Aishhh dasar aku ini!" rutuknya setelah sadar kalau di berhasil dikerjai oleh istrinya.Danu kembali menyusul
Baca selengkapnya
Malam Yang Hangat
Radisha tersentak dari lamunannya ketika Danu bertanya padanya. "Aku tidak melamun," ucapnya menengadahkan kepalanya menatap pada Danu."Kalau kau tidak melamun tentu saja kau sudah menjawabku," Danu berharap Radisha mengabulkan permintaannya. Dengan tatapan memelas Danu terus melancarkan bujukannya."Memangnya kau bertanya apa padaku?" Radisha menarik nafasnya perlahan mulai serius menanggapi Danu, "Katakan apa memangnya?" ulang Radisha."Aku mau kita melakukan hubungan layaknya Suami-Istri pada umumnya, apa kau bersedia,""Jangan akui aku Istrimu, kalau aku menolak segala kebutuhanmu. Kau mau menyalurkan kebutuhan biologismu kan?" Radisha mendesak Danu agar secepatnya menyalurkan hasratnya itu."Apa kau bersedia milikmu bersatu dengan milikku?" Danu ragu untuk memulai, lantaran ia takut kalau Radisha masih marah padanya."Kapan aku menolakmu? Tunaikanlah sekarang, aku tidak akan menolaknya," Radisha segera merangkak naik ke ata
Baca selengkapnya
Pergi Bersama Ibu Mertua
"Jangan marah Drey, aku hanya bercanda," Radisha bergegas menuju dapur untuk membuat makanan. Ia sangat puas melihat wajah kesal adik ipar yang selalu saja memandangnya sebelah mata.Dengan senang hati ia melakukan pekerjaannya itu setiap hari, demi cintanya pada Danu Radisha rela melakukan apapun untuknya. Terlebih lagi sekarang dia mulai mengumpulkan kembali kepercayaannya yang sempat hilang karena pengaruh Tifany."Aku bingung harus membuat apa untuk Suamiku? Sepertinya dia akan suka jika aku membuat roti bakar untuknya," ucap Radisha pada dirinya sendiri, sambil membolak-balikkan roti di atas teplon itu.Tidak berselang lama Radisha pun kembali ke meja makan, tapi sepertinya Danu belum juga turun dari kamarnya.Aroma nikmat tercium oleh Natalie, ia memuji menantunya. "Wangi apaan nih? Sepertinya nikmat sekali," puji Natalie melirik arah Radisha, "Apa Mama boleh mencobanya?" Natali, lantas meminta makanan bikinan Radisha."Ini khusus d
Baca selengkapnya
Pergi Ke Pesta
Radisha berusaha melerai selisih paham di antara ibu mertua, dan ibunya ia berpikir keras mencari solusi agar salah satu dari mereka tidak ada yang merasa di sebelah pihakkan olehnya saat berusaha menguraikan permasalahan mereka.Sebelum mendamaikan kedua orang tuanya, sejenak Radisha menarik nafasnya dalam-dalam, "Ma, mungkin maksud Ibu dia khawatir sama Radisha karena kan Mama tahu Radisha ini dari kampung, bukan maksud Ibu untuk melarang Radisha pergi sama Mama," ucap Radisha berusaha menengahi keduanya.Kemudian, Radisha beralih pada ibunya. "Ibu juga tidak usah mengkhawatirkan Radisha, lagi pula Radisha perginya kan sama Mama Natalie, jadi sebisa mungkin Mama Natalie akan mengajari Radisha bagaimana cara bersikap layaknya Perempuan kota," dengan sangat hati-hati Radisha berusaha memberi masukan pada ibunya, lalu Radisha balik menatap pada Mamanya, "Mama akan mengajari Radisha kan, mana mungkin Mama juga melepas Radisha begitu saja, iyakan Ma?""Yang k
Baca selengkapnya
Bertemu Tifany di Pesta
"Aku hanya ingin memberitahu kamu kalau dalam lima menit kita ada meeting penting, kali ini aku harap kamu bisa hadir kak," Audrey berdiri di ambang pintu memberitahu Danu kalau sebentar lagi akan ada meeting yang harus di realisasikan."Baiklah kau pergi duluan," Danu mengibaskan jemari tangannya mengaba-aba pada adiknya agar pergi dari ruangannya."Oke aku pergi!" sinis Audrey.Danu hanya menggeleng kepalanya dia semakin dibuat heran dengan tingkah adiknya semakin hari semakin buruk sikapnya.'Mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini Audrey? Padahal dahulu kau Perempuan lemah lembut, tidak pernah sedikitpun bersikap sini sama kakakmu ini,' Danu membatin dia sedih dengan perubahan sikap adiknya itu.Danu menghela nafasnya sebelum ia bangkit dari tempat duduknya. Setelah berdiri Danu melihat arloji di tangannya, waktu terus berjalan seiring dengan waktu meeting yang sebentar lagi akan di laksanakan.Danu telah sampai di ruangan
Baca selengkapnya
Dikira Cupu Ternyata Suhu
"Apa ada yang salah dengan pikiranmu? Lihatlah itu musuhmu yang datang, ada apa dengan Anak Mama ini, kau masih mau membalaskan dendammu padanya kan?" Stevani terheran-heran pada Tifany yang bersikap biasa melihat kedatangan Radisha ke pesta ini."Oh astaga Ohhhhhh Mama mulai gerah, rasanya ingin sekali Mama mencekik Perempuan tidak tahu malu itu," Stevani heboh sendiri ketika melihat kedatangan Radisha ke acara arisan itu.Seketika Stevani terdiam kala Tifany memintanya. "Tunggu aba-aba dariku Ma, aku sedang menjadi Sahabatnya jadi tidak mungkin aku mempermalukannya secara terang-terangan di sini," Tifany tersenyum memiliki maksud terselubung pada Radisha.Ketika Tifany akan menghampiri Radisha, Stevani malah menahannya. "Kau mau menyapanya? Jangan gila Tifany turun derajat kita sebagai Perempuan dari kalangan atas," hadang Stevani memegangi tangan putrinya."Lepaskan tanganku Ma, aku minta Mama hanya diam dan ikuti saja permainanku," ujarnya mul
Baca selengkapnya
Perubahan
"Gadis kurang ajar, kau seperti kacang lupa kulitnya dasar tidak tahu malu!" umpat Stevani dengan tangan melayang akan menampar Radisha."Berhentilah Stevani, sudah cukup permainanmu," Bersyukur Natalie berhasil meraih tangan Stevani yang sudah mengudara hampir mendarat di pipi Radisha, "Meminta maaflah pada menantuku," perintahnya kemudian."Lepaskan aku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah meminta maaf sama Radisha. Lepaskan Natalie," Stevani mengerang kesakitan saat Natalie memelintir tangannya."ARGHHH!" Stevani memekik kesakitan, "Lepaskan aku Natalie," pintanya lagi, kali ini dengan nada memohon."Minta maaf dulu pada menantuku, baru aku akan melepaskanmu," Natalie bersikukuh memerintah Stevani untuk meminta maaf pada menantunya.Ibu-ibu sosialita itu pun satu persatu bangkit dari tempat duduknya, berusaha melerai pertengkaran antara Natalie yang membela menantunya, dengan Stevani yang berusaha mempermalukannya.
Baca selengkapnya
Tuan Candler Tak Ingin Terlibat
"Kalian sedang membicarakan apa? Kenapa menyebut nama Papa?" Tuan Alexandre Candler baru saja sampai rumahnya, perlahan ia menghampiri istri dan juga anaknya yang terlibat interaksi di ruang tamu."Ayo katakan, apa yang kalian bicarakan?" ucang tuan Alexandre setelah duduk di samping mereka berdua.Tifany tampak ragu saat ingin mengatakan kalau dia membutuhkan bantuan papanya, demi membalas atas perbuatan Natalie padanya.Alexandre mengalihkan tatapannya pada sang istri, dan mulai bertanya lagi. " Sebenarnya apa yang sedang kalian rencanakan?"Stevani menelan salivanya ia ragu untuk meminta bantuan pada suaminya. "Baiklah, kalau di antara kalian tidak ingin memberitahu Papa. Kalau begitu Papa mau ke kamar," Alexandre bangkit, dan pamit pada mereka berdua."Tunggu Pah ... kami ingin kau membantu kami," Stevani menahan lengan suaminya.Alexandre pun kembali menatap pada Stevani. "Masalah apa yang sedang membelit kalian?" tegas Alexandre menatap t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status