62Aku melepaskan tangan dengan malu-malu. Sebenarnya masih ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Tuan Sultan. Namun, kami sudah menghabiskan waktu seharian ini berdua. Kini, kami sudah sampai di depan pintu kamarku. Bahkan, sudah lama kami di sini saling berpegangan kedua tangan, rasanya berat untuk berpisah. Rangkaian kencan–itu pun jika acara kami hari ini bisa disebut kencan—ditutup dengan Tuan Sultan memberikan sebuah bungkusan kecil. “Selamat malam, selamat istirahat. Mimpi indah malam ini, ya,” ucapnya sebagai penutup kebersamaan kami hari ini. Kami akhirnya melepas tangan yang sejak tadi saling bertaut, sebelum aku mengangguk malu dan membuka pintu kamar. Masuk, dan menutup lagi benda itu dengan pelan, seolah tidak rela bila kami harus berpisah. Aku menyandarkan punggung di belakang pintu seraya memeluk bungkusan kecil yang barusan diberikan lelaki itu. Hatiku berbunga-bunga. Duniaku berwarna. Aku bahkan yakin semua orang yang melihat wajah ini setuju jika aku teru
Last Updated : 2023-01-26 Read more