Semua Bab Pembalasan Elegan: Bab 1 - Bab 6

6 Bab

Bab 1 : Talak

"Menyingkirlah dari kakiku dan cepat pergi dari sini sebelum aku berbuat lebih!" teriak Dharma dengan penuh kilat emosi. Pria itu sangat marah, ia tidak menyangka sang istri akan menyakitinya seperti ini. Padahal apa kurangnya ia selama ini? Selama ini ia berusaha semaksimal mungkin menjadi imam yang baik untuk Rika. Bahkan ia rela menentang keinginan sang nenek yang ingin menjodohkannya dengan cucu temannya, karena ia sangat mencintai Rika. Dan sekarang apa balasannya? Ia malah mendapatkan sebuah pengkhianatan yang sama sekali tak pernah bisa dengan mudah ia maafkan."Mas, aku mohon. Jangan ceraikan aku. Aku tahu, aku sudah berbuat salah sama kamu, Mas. Tapi Mas harus dengerin penjelasan a--" Perkataan Rika terputus karena Dharma langsung menyela. "Apa lagi yang akan kamu jelaskan Rika?! Bagi aku semuanya sudah jelas! Kamu berkhianat dariku, Rika! Jadi jangan katakan apa pun untuk membuat pembenaran!" bentak Dharma.Isak tangis Rika semakin menggema di ruang tamu rumah mewah terseb
Baca selengkapnya

Bab 2 : Diusir Untuk Kedua Kalinya

Bukannya disambut dengan pelukan hangat, Rika justru disambut dengan tamparan sang ayah ke wajahnya hingga membuat rasa panas dan perih di pipi bagian kanannya. Bahkan bukan hanya pipinya saja yang perih, hatinya juga ikut perih. Pasalnya ini pertama kalinya ayahnya bermain fisik kepadanya."Ayah ...," lirih Rika seraya memegangi pipinya yang baru saja ditampar keras oleh sang ayah."Untuk apa kamu ke mari?!" bentak Marwan. Marwan melirik ke arah bi Kiyah yang tengah mematung serta membawa dua buah koper besar yang ia yakini milik putrinya. Lalu Marwan terkekeh. "Oh, kamu ke sini karena diusir sama suami kamu, ya? Itu memang pantas kamu dapatkan setelah apa yang kamu perbuat kepada suamimu itu!" cibir Marwan. Setelah tamparan barusan, Rika kini kembali dibuat tercengang dengan perkataan ayahnya. Tunggu! Apa ayah dan ibunya sudah tahu mengenai masalah rumah tangganya dengan Dharma? Apakah Dharma mengadu kepada orang tuanya tentang pengkhianatan yang telah ia lakukan? "Yah ...""Ke
Baca selengkapnya

Bab 3 : Menerima atau Membenci?

Rika keluar dari rumah orang tuanya dengan langkah gontai. Ia merasa sedih dan putus asa. Setelah ini ia harus pergi ke mana? Ia tak yakin sanak saudaranya ada yang mau menampungnya, apalagi setelah mengetahui aibnya. Begitu pula dengan teman-temannya, ia yakin mereka tidak ingin terseret dengan permasalahan yang sedang terjadi padanya. Jujur Rika sangat menyesal telah bermain api dengan Yuda. Namun sekarang penyesalannya itu tidak ada gunanya. Dharma dan orang tuanya sudah mengusirnya. Mungkin jika dirinya sendiri tidak masalah, tetapi saat ini ia sedang mengandung. Mencari pekerjaan pun sepertinya akan sulit karena pastinya perusahaan tidak akan menerima karyawan yang sedang hamil, terlebih sekarang usia kandungannya sudah memasuki trimester akhir. "Seandainya aku enggak nurutin ego aku, mungkin semuanya akan baik-baik aja. Aku enggak akan berpisah dari mas Dharma," gumam Rika.Rika tampak mengusap perut buncitnya. "Maafin Mama, Nak. Gara-gara Mama, kamu harus kena dampaknya. Pada
Baca selengkapnya

Bab 4 : Penyesalan dan Perkataan Yuda

Mendengar seseorang memanggilnya Dharma pun sontak membalikan tubuhnya. Begitu pun dengan Lia yang saat ini sedang bersamanya.Dharma membelakan matanya melihat wanita yang tiga hari lalu ditalaknya itu tengah berjalan ke arahnya dengan kilat amarah yang jelas tampak di kedua iris hitamnya. Dalam hati ia bertanya-tanya, mengapa dia ada di sini?"Jadi selama ini dugaan aku benar kalau kamu ada main belakang sama dia!" ucap Rika seraya menunjuk wajah Lia yang berdiri tepat di belakang tubuh tegap Dharma."Kamu jahat, Mas! Kamu maki-maki aku sampai berani ngusir aku karena aku ada main sama mas Yuda, tapi ternyata ..." Rika tidak melanjutkan perkataannya, lalu ia terkekeh kecil."Ternyata kamu sama aja kayak aku, Mas. Munafik!" lanjut Rika disertai seringaian yang mampu membuat wajah Dharma terlihat merah padam."Sejak kapan, Mas?! Atau jangan-jangan udah lama ya, pas satu tahun yang lalu aku enggak sengaja mergokin kalian berdua di rumah makan?" tanya Rika. Dharma tampak mengepalkan ta
Baca selengkapnya

Bab 5 : Awal Pembalasan

Dua puluh dua tahun kemudian,Semua orang yang berada di dalam ruangan itu tampak tercengang mendengar pengakuan seorang pria yang menjadi putra sulung di keluarga itu. "Lo cuman ngeprank kita 'kan, Kak?!" pekik seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolahnya."Apa Kakak kelihatan bercanda?" Pria yang dipanggil kakak itu malah balik bertanya."Kevin!" "Kenapa sih, Pa?" Kevin tampak acuh meskipun suasana di ruangan itu terasa sangat panas."Kamu masih bilang kenapa atas apa yang telah kamu lakukan?!" teriak Roy frustrasi. Bisa-bisanya putranya terlihat santai setelah membuat huru-hara.Saat semua orang menuntut penjelasan atas pengakuan Kevin beberapa saat yang lalu, seorang wanita yang sejak tadi terdiam memilih meninggalkan ruangan itu dengan derai air mata dan juga kekecewaan. Bisa-bisanya suami yang sangat dicintainya itu tega membuat pengakuan yang sungguh membuat hatinya terluka sebagai seorang istri. "Kak Nada mau ke mana?" tanya Kiara yang melihat pergerakan kakak ipa
Baca selengkapnya

Bab 6 : Bersitegang

Tak terima putrinya direndahkan seperti itu oleh Kevin, Dharma dan Lia pergi melabrak Kevin dan keluarganya setelah Nada tertidur, karena jika Nada tahu maka putrinya itu pasti akan melarangnya. Dharma bersumpah akan memberikan pelajaran yang setimpal kepada Kevin, karena menantu tak tahu dirinya itu telah membuat putri semata wayangnya terluka. "Di mana Kevin?!" Sesampainya di kediaman Roy dan Rani, Dharma tanpa basa-basi menanyakan keberadaan laki-laki yang sudah menyakiti putrinya. Ia sudah tak peduli lagi dengan sopan santun bertamu ke rumah orang lain. "Emm ... Den Kevin ada di dalam, Pak. Bapak sama Ibu silakan masuk, biar saya panggilkan den Kevin-nya dulu," jawab Sari--asisten rumah tangga di kediaman Roy dan Rani.Tanpa banyak bicara, Dharma mengikuti instruksi dari Sari. Ia tak sabar ingin segera menghajar Kevin karena sudah berani menduakan putrinya. "Bapak sama Ibu mau minum ap--" Belum sempat Sari menuntaskan perkataannya, Dharma sudah kembali menyela. Apakah Sari tid
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status