--Tidak ada yang terjadi secara kebetulan, semua sudah diatur Sang Semesta. Termasuk pertemuan aku, kamu dan dia--***Hari-hariku dipenuhi Langit, Langit, dan Langit.Hampir setiap hari sepulang dari pabrik, dia ke rumah. Padahal jarak rumah kami lumayan jauh, walaupun masih satu kota. Alasannya, karena ibunya--dulu, aku sebut Den Ajeng--masih di Jogja. Alasan aneh, apa hubungannya ibu sama pacar? Kata terakhir ini yang membuat hatiku berdesir. Pacar.Ah, istilah yang terlalu kekanakan. Aku lebih suka menyebutnya teman dekat yang spesial.Memang, bersamanya aku merasa bahagia, tetapi untuk melangkah lebih jauh, rasanya belum berani. Aku tidak yakin dengan hubungan ini. Hanya sekadar dijalani dan menunggu bermuara kemana. Aku tidak berani berjanji lebih."Bukankan kamu mencintaiku?" tanya Langit, mempertanyakan hubungan kami.Sore itu, kami duduk santai di sunbed pinggir kolam. Dua sunbed dijadikan satu. Menikmati bulan purnama yang bulat sempurna terpantul di air kolam. Sinarnya
Last Updated : 2022-12-16 Read more