Belum sempat Yuki memproses semuanya, Dante tiba-tiba kembali bertanya, “Apa kamu sudah makan? Kalau belum, ayo kita segera ke restoran.”Yuki dibuat begitu bingung oleh lelaki yang baru dikenalnya ini. Dan, sesuai perkataan Dante, kini mereka pun sudah berada di sebuah restoran. Mereka tampak diam selama beberapa saat untuk makan sore bersama.“Ehem.” Dante yang tak sabar mulai berdehem untuk memulai perbincangan, "Bagaimana, Yuki? Apa kamu setuju jadi istriku?""Dante, apa kamu tidak waras? Apa kamu sadar dengan yang kamu rencanakan saat ini?" Namun, bukannya Yuki yang menjawab, justru Firman-lah yang berbicara. Lelaki itu masih menatap protes ke arah Dante."Tidak bisakah kamu diam sebentar, Firman?" keluh Dante terlihat tidak senang. Embusan napas kasar terdengar dari bibir Firman. Dia mengambil teleponnya kasar dari meja, lalu berpura-pura sibuk dengan benda persegi panjang tersebut.Melihat temannya itu mulai “tenang”, Dante kembali menatap Yuki. "Di rumahku, saat ini, ada
Read more