Home / Romansa / DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH: Chapter 71 - Chapter 80

89 Chapters

Part 71

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 71Pintu depan terbuka, seorang pria yang mengenakan baju pengantin, keluar dari mobil itu. Seakan merasa diawasi, spontan pria itu menoleh ke arahku. Aku terkejut bukan main, seorang pria yang sangat kukenal berdiri tak jauh dariku. Rasanya seperti mimpi. Berulang kali kutepuk-tepuk pipiku sendiri, untuk meyakinkan bahwa yang ku alami ini nyata. "Dia?"Keringat dingin mulai bercucuran, rasanya tak bisa percaya begitu saja melihat kenyataan yang ada di depan mataku. Pria yang selama ini mati-matian aku lupakan, justru muncul disaat aku mulai menerima cinta yang baru. Mungkinkah dia sengaja melakukan itu semua? "Sayang, ayo!" kata Mas Rendi ketika melihatku diam terpaku di tempatku berdiri. "Eh i ... iya Mas!" jawabku tergeragap, kemudian mengikuti Mas Rendi memasuki gedung. "Kenapa dari tadi liatin pengantin pria terus? Kamu naksir ya!" bisik Mas Rendi di telingaku, setelah kami memperoleh tempat duduk. "Enggaklah Mas, aku hanya tak percaya a
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Part 72

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 72"Mandi dulu, habis itu baru istirahat!" ujar Mas Rendi setelah kembali dari kamar Zahra. "Iya Mas!" jawabku seraya bangkit, kemudian melepas hijab yang aku kenakan. Akupun bersiap untuk mandi, mengambil handuk kemudian masuk ke kamar mandi. Ketika baru selesai menggosok gigi, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar. "Ada apa Mas?" tanyaku penasaran, tak biasanya suamiku mengganggu acara mandiku. "Mandi bareng ya? Gerah banget nih!" ucap Mas Rendi dari luar pintu. "Nggak ah, aku dah mau selesai kok!" Jawabku berbohong. Padahal mandi aja belum, baru selesai gosok gigi aja, hihi. Tak mau acara mandiku terganggu, kupercepat acara mandiku. Setelah selesai, baru aku keluar berbalut jubah mandi, dengan kepala kugelung handuk karena habis keramas. Ketika membuka pintu, aku terkejut karena melihat Mas Rendi sudah berdiri di depan pintu dengan wajah yang sulit diartikan. "Mas, ngapain berdiri di situ?" tanyaku penasaran. Sebenarnya pengen mandi
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

Part 73

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 73Tak ingin Mas Rendi membaca pesan tersebut, segera kuhapus pesan itu, bahkan kublokir nomornya agar tak bisa menghubungiku lagi. Sepertinya aku harus lebih berhati-hati dalam bertindak, karena Erik bisa saja membuat kekacauan dan menghancurkan kebahagiaan kami. Setelah menghapus pesan tersebut, kuletakkan kembali ponsel yang sejak tadi kupegang ke atas nakas. Ketika baru mau merebahkan tubuh ke tempat tidur, tiba-tiba Mas Rendi masuk, dengan wajah yang tak seriang tadi. Ada apa ini? Apa yang Oma sampaikan kepadanya? "Ada apa Mas, kok kamu terlihat sedih?" tanyaku sembari menggenggam kedua tangannya. "Oh, tidak apa-apa. Oma hanya memberikan wejangan sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci. Aku hanya merasa ada yang ganjil saja dengan pesannya kali ini. Seolah Oma akan pergi dan tidak kembali lagi." jawab Mas Rendi tak bersemangat. Aneh, ternyata bukan hanya aku saja yang merasakan hal itu. Berarti bukan aku yang berlebihan mengartikannya. Mungki
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Part 74

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 74Meski masih terus menangis, tapi sepertinya wanita itu mulai tenang. Beberapa orang kembali mendekat untuk menghiburnya. Mungkin juga ada yang hanya sekedar ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Aku tak bisa melihat dengan jelas wajah wanita itu, karena tertutup masker dan kaca mata hitamnya. Namun, ketika wanita itu membuka maskernya, aku sangat terkejut karena wanita itu sangat aku kenal. Benarkah yang aku lihat saat ini?Bersamaan dengan itu, Merry menoleh ke arahku dengan tatapan nyalang. Secepat kilat dia bangkit dan berlari menghampiriku yang berdiri di balik pagar sekolah Zahra. Tak dihiraukannya decitan rem kendaraan yang berusaha menghindarinya, karena menyeberang sembarangan. Dalam sekejap, Merry sudah berada di hadapanku, dengan tatapan membunuh. "Ini semua gara-gara kamu! Kalau saja kau tidak merebut Zahra dariku, pasti suamiku tak akan menceraikanku! Dasar pelakor!" Merry berteriak memakiku habis-habisan. Meski yang dia ucapkan ta
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

Part 75

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 75"Memangnya kenapa? Sepertinya kamu begitu terkejut?" tanya Mas Rendi penasaran. Hatiku bimbang, antara harus menceritakan masalah ini atau tidak. Kalau bercerita, takut Mas Rendi cemburu, tapi kalau tidak bercerita, takutnya malah menjadi bumerang buat diriku sendiri. Apa yang harus kulakukan Ya Allah? "Mas, aku ingin kita bicara serius!" Kataku pelan, sembari menarik lengan Mas Rendi agar mengikutiku masuk ke dalam kamar. Aku tak ingin ada orang lain yang mendengarnya kemudian menjadi salah paham, yang justru akan memperkeruh suasana. "Ada apa sih? Kamu pengen ngajakin aku 'lembur', disiang hari?" Goda Mas Rendi genit, sembari mengedipkan sebelah matanya. "Enggak Sayang, bukan itu! Aku sedang tidak ingin bercanda." ucapku serius, sembari menatap lekat manik mata suamiku itu. "Oke! Oke! Baiklah, kamu mau bicara apa Sayang, sepertinya serius sekali?" tanya Mas Rendi penasaran. "Ini tentang masa lalu. Aku harap, Mas mau berjanji tidak akan ma
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

Part 76

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 76"Halo Tan, iya aku berangkat sekarang!" jawab Mas Rendi, kemudian mematikan teleponnya. "Ada apa Mas?" tanyaku, setelah Mas Rendi meletakkan ponselnya kembali. "Tante Widya mengajak kita berangkat sekarang!" jawab Mas Rendi, tatapannya menerawang jauh keluar jendela kamar kami. "Lalu?" tanyaku penasaran. "Kamu di rumah saja, biar aku yang berangkat bersama Oma. Aku tak ingin pria tengil itu menikmati wajah istriku." jawab Mas Rendi serius. "Baiklah, aku mengerti. Hati-hati di jalan ya Mas?" balasku kemudian. "Tentu Sayang, kamu juga hati-hati di rumah. Mas titip Zahra ya!" ujar Mas Rendi sembari mengecup keningku lembut. "Iya Mas!" jawabku lagi. Siang itu, Mas Rendi berangkat ke panti asuhan bersama Oma. Setelah mobil keluar dari halaman, aku bergegas masuk ke dalam rumah, untuk melihat Zahra di kamarnya. Aku penasaran, karena sejak pulang sekolah tadi, belum melihat wajahnya lagi. Ketika aku masuk ke dalam kamarnya, kulihat Zahra sedang t
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Part 77

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 77Merry menjelaskan panjang lebar, dengan air mata yang terus berderai. Aku merasa iba dengannya, apalagi dia memang berhak untuk menemui anak kandungnya sendiri. Namun, aku tetap harus waspada, karena berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, mengingat sifat asli Merry yang sulit ditebak. "Lalu, apa yang ingin kamu lakukan setelah ini?" tanyaku penasaran. Aku ingin pergi jauh dari kalian, agar tak ada lagi yang mengusik kebahagiaan keluarga ini!" ucap Merry bersungguh-sungguh. Lagi, mendengar penuturan Merry, aku tak lantas percaya begitu saja dengannya. Bisa saja itu hanya akal busuknya, agar bisa merebut Zahra dariku. Apalagi, seakan dia sengaja datang saat Oma dan Mas Rendi tak ada di rumah. Untunglah aku sudah menyiapkan ponsel untuk merekam pembicaraan kami. Segera kukirimkan rekaman itu kepada Mas Rendi, kutambahkan pesan singkat agar dia segera pulang. "Jadi, di mana Zahra? Aku ingin menemuinya sekarang!" pinta Merry, masih dengan suara l
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

Part 78

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 78Darah segar mengalir membasahi bajuku dan juga Merry. Aku tak menyangka, akan seperti ini kejadiannya. Aku berhasil menyelamatkan suamiku, namun pisau itu justru menyayat lenganku saat berusaha menangkis gerakan Merry. Rupanya kedatangannya kemari memang sudah membawa niat jahat untuk keluarga kami."Merry, jahat kamu!" teriak Mas Rendi dengan lantang, kemudian segera menangkap tubuhku yang mulai kehilangan keseimbangan."Ha ... ha ... ha ... rasakan itu. Kalau aku tak bisa memilikimu dan juga Zahra, maka tak seorangpun bisa memiliki kalian!" sergah Merry masih dengan tatapan nyalang. Tak sedikitpun terlihat rona penyesalan di sana.Lenganku terasa sangat nyeri, seiring darah segar yang terus mengalir deras. Pandanganku mulai berkunang-kunang, sebelum akhirnya berubah menjadi gelap. Entah apa yang terjadi setelah itu, aku sendiri tak tahu. Ketika sadar, aku sudah berada di dalam ruangan yang serba putih. Aroma khas dari obat-obatan, menguar sang
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Part 79

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 79"Horee ... Zahra akan punya adik bayi!" pekik Zahra kegirangan. Rupanya begitu mudah mengembalikan keceriaan gadis itu. Meski dengan begitu, kami harus berjuang lebih keras lagi demi mewujudkan keinginannya.Setelah melalui drama yang cukup panjang, akhirnya Oma bisa masuk ke ruang tunggu dengan wajah lega. "Jaga diri kalian baik-baik ya, ingat semua pesan yang Oma berikan!" kata Oma, sesaat sebelum memasuki ruang tunggu Bandara. Kami hanya bisa mengangguk, tak kuasa untuk menjawab lagi, karena air mata sudah menganak sungai di pelupuk mata. Aku kembali teringat dengan pesan-pesan yang Oma berikan waktu itu. Seakan lewat pesan itu, Oma sedang berpamitan untuk pergi dan tak akan kembali lagi. Namun, segera kutepis pikiran buruk tersebut. Aku tak ingin niat suci Oma untuk berangkat Umrah, justru terbebani dengan pikiran-pikiran negatif yang aku ciptakan. "Hati-hati Oma, jangan lupa sering berkirim kabar ya!" kataku sembari melambaikan tangan ke
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Part 80

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 80"Kamu jangan main-main ya Rin, langsung saja ke intinya!" gertak Mas Rendi, mulai tak sabaran. "Ya, memang begitulah kenyataannya. Selamat! Sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua!" kata Dokter Rini, memberi selamat kepada kami. "Apa?" Untuk sesaat kami hanya diam saling pandang, baru setelah itu Mas Rendi memelukku dengan erat. "Terima kasih Sayang, kamu sudah memberikan kebahagiaan buat kami. Zahra dan Oma pasti akan sangat senang menerima kabar ini." kata Mas Rendi, berulang kali mencium pipiku. Aku yang masih belum percaya mendengar kabar baik itu, hanya bisa pasrah menerima perlakuan Mas Rendi. Aku seperti orang linglung, yang tak bisa mengenali diriku sendiri. Semua ini seperti mimpi bagiku. "Ehem!" Mas Rendi melepaskan pelukannya, ketika mendengar deheman Dokter Rini di belakang kami. "Yaudah, aku balik dulu ya. Serasa jadi obat nyamuk di sini!" pamit Dokter Rini, sembari memonyongkan bibirnya, pura-pura cemberut. "Iya-iya, maaf
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status