Share

Part 76

Author: D'naya
last update Last Updated: 2023-02-14 08:32:28

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH

Part 76

"Halo Tan, iya aku berangkat sekarang!" jawab Mas Rendi, kemudian mematikan teleponnya.

"Ada apa Mas?" tanyaku, setelah Mas Rendi meletakkan ponselnya kembali.

"Tante Widya mengajak kita berangkat sekarang!" jawab Mas Rendi, tatapannya menerawang jauh keluar jendela kamar kami.

"Lalu?" tanyaku penasaran.

"Kamu di rumah saja, biar aku yang berangkat bersama Oma. Aku tak ingin pria tengil itu menikmati wajah istriku." jawab Mas Rendi serius.

"Baiklah, aku mengerti. Hati-hati di jalan ya Mas?" balasku kemudian.

"Tentu Sayang, kamu juga hati-hati di rumah. Mas titip Zahra ya!" ujar Mas Rendi sembari mengecup keningku lembut.

"Iya Mas!" jawabku lagi.

Siang itu, Mas Rendi berangkat ke panti asuhan bersama Oma. Setelah mobil keluar dari halaman, aku bergegas masuk ke dalam rumah, untuk melihat Zahra di kamarnya.

Aku penasaran, karena sejak pulang sekolah tadi, belum melihat wajahnya lagi. Ketika aku masuk ke dalam kamarnya, kulihat Zahra sedang t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 77

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 77Merry menjelaskan panjang lebar, dengan air mata yang terus berderai. Aku merasa iba dengannya, apalagi dia memang berhak untuk menemui anak kandungnya sendiri. Namun, aku tetap harus waspada, karena berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, mengingat sifat asli Merry yang sulit ditebak. "Lalu, apa yang ingin kamu lakukan setelah ini?" tanyaku penasaran. Aku ingin pergi jauh dari kalian, agar tak ada lagi yang mengusik kebahagiaan keluarga ini!" ucap Merry bersungguh-sungguh. Lagi, mendengar penuturan Merry, aku tak lantas percaya begitu saja dengannya. Bisa saja itu hanya akal busuknya, agar bisa merebut Zahra dariku. Apalagi, seakan dia sengaja datang saat Oma dan Mas Rendi tak ada di rumah. Untunglah aku sudah menyiapkan ponsel untuk merekam pembicaraan kami. Segera kukirimkan rekaman itu kepada Mas Rendi, kutambahkan pesan singkat agar dia segera pulang. "Jadi, di mana Zahra? Aku ingin menemuinya sekarang!" pinta Merry, masih dengan suara l

    Last Updated : 2023-02-15
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 78

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 78Darah segar mengalir membasahi bajuku dan juga Merry. Aku tak menyangka, akan seperti ini kejadiannya. Aku berhasil menyelamatkan suamiku, namun pisau itu justru menyayat lenganku saat berusaha menangkis gerakan Merry. Rupanya kedatangannya kemari memang sudah membawa niat jahat untuk keluarga kami."Merry, jahat kamu!" teriak Mas Rendi dengan lantang, kemudian segera menangkap tubuhku yang mulai kehilangan keseimbangan."Ha ... ha ... ha ... rasakan itu. Kalau aku tak bisa memilikimu dan juga Zahra, maka tak seorangpun bisa memiliki kalian!" sergah Merry masih dengan tatapan nyalang. Tak sedikitpun terlihat rona penyesalan di sana.Lenganku terasa sangat nyeri, seiring darah segar yang terus mengalir deras. Pandanganku mulai berkunang-kunang, sebelum akhirnya berubah menjadi gelap. Entah apa yang terjadi setelah itu, aku sendiri tak tahu. Ketika sadar, aku sudah berada di dalam ruangan yang serba putih. Aroma khas dari obat-obatan, menguar sang

    Last Updated : 2023-02-16
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 79

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 79"Horee ... Zahra akan punya adik bayi!" pekik Zahra kegirangan. Rupanya begitu mudah mengembalikan keceriaan gadis itu. Meski dengan begitu, kami harus berjuang lebih keras lagi demi mewujudkan keinginannya.Setelah melalui drama yang cukup panjang, akhirnya Oma bisa masuk ke ruang tunggu dengan wajah lega. "Jaga diri kalian baik-baik ya, ingat semua pesan yang Oma berikan!" kata Oma, sesaat sebelum memasuki ruang tunggu Bandara. Kami hanya bisa mengangguk, tak kuasa untuk menjawab lagi, karena air mata sudah menganak sungai di pelupuk mata. Aku kembali teringat dengan pesan-pesan yang Oma berikan waktu itu. Seakan lewat pesan itu, Oma sedang berpamitan untuk pergi dan tak akan kembali lagi. Namun, segera kutepis pikiran buruk tersebut. Aku tak ingin niat suci Oma untuk berangkat Umrah, justru terbebani dengan pikiran-pikiran negatif yang aku ciptakan. "Hati-hati Oma, jangan lupa sering berkirim kabar ya!" kataku sembari melambaikan tangan ke

    Last Updated : 2023-02-17
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 80

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 80"Kamu jangan main-main ya Rin, langsung saja ke intinya!" gertak Mas Rendi, mulai tak sabaran. "Ya, memang begitulah kenyataannya. Selamat! Sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua!" kata Dokter Rini, memberi selamat kepada kami. "Apa?" Untuk sesaat kami hanya diam saling pandang, baru setelah itu Mas Rendi memelukku dengan erat. "Terima kasih Sayang, kamu sudah memberikan kebahagiaan buat kami. Zahra dan Oma pasti akan sangat senang menerima kabar ini." kata Mas Rendi, berulang kali mencium pipiku. Aku yang masih belum percaya mendengar kabar baik itu, hanya bisa pasrah menerima perlakuan Mas Rendi. Aku seperti orang linglung, yang tak bisa mengenali diriku sendiri. Semua ini seperti mimpi bagiku. "Ehem!" Mas Rendi melepaskan pelukannya, ketika mendengar deheman Dokter Rini di belakang kami. "Yaudah, aku balik dulu ya. Serasa jadi obat nyamuk di sini!" pamit Dokter Rini, sembari memonyongkan bibirnya, pura-pura cemberut. "Iya-iya, maaf

    Last Updated : 2023-02-18
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 81

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 81Setelah bercengkerama sebentar, malam itu kami terbuai ke dalam mimpi masing-masing. "Oma pergi ya Sayang, jaga diri kalian baik-baik!" seru Oma, seraya melambaikan tangan meninggalkanku. "Oma mau kemana?" teriakku berusaha menghentikan langkah Oma. Namun sayang, Oma terus berjalan menjauh, semakin lama semakin menghilang dari pandangan. "Oma!" Seketika aku terbangun, keringat dingin bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Saat ini aku benar-benar merasa takut. Entah mengapa, mimpi itu terasa sangat nyata bagiku. Mimpi itu datang lagi, setelah sebelumnya juga pernah memimpikan hal yang sama. Kuambil air putih di atas nakas, kemudian meneguknya hingga tandas. Ketika menoleh ke sebelah, aku baru sadar kalau Mas Rendi tak ada di sebelahku. Kemana perginya? Aku turun dari tempat tidur, untuk mencari keberadaan suamiku. Dari kamar mandi hingga kamar Zahra, tak kutemukan Mas Rendi di sana. Lalu kemana dia malam-malam begini? Aku terus berjalan meny

    Last Updated : 2023-02-19
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 82

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 82Bukannya menjawab, Mas Rendi justru memelukku dengan erat. Dapat kurasakan tubuhnya mulai berguncang. Dia menangis lagi, ada apa ini?"Mas, menangislah kalau memang itu bisa mengurangi bebanmu. Setelah itu, berbagilah denganku agar aku tahu yang sedang Mas pikirkan!" bujukku sembari mengusap punggungnya lembut. "Maafkan aku, kalau terlihat lemah di matamu." Jawab Mas Rendi kemudian. "Tidak Mas. Justru tangisanmu itu menunjunjukkan bahwa Mas memiliki jiwa yang lembut dan penyayang. Tak ada larangan seorang pria untuk menangis. Namun, yang terpenting dari itu semua, setelah tangisanmu reda, bangkitlah. Jangan terus terpuruk dengan masalahmu, karena jalan kita masih panjang. Masih ada aku, dan Zahra yang butuh perhatian darimu. Juga, calon buah hati kita yang masih dalam kandunganku." Aku terus berusaha memberi semangat untuk suamiku, padahal aku sendiri belum tahu masalah apa yang sedang menimpanya. "Katakan Mas, aku siap mendengarkannya!" ujar

    Last Updated : 2023-02-20
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 83

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 83Tepat pukul lima sore, rombongan mobil yang menjemput Bi Imah telah sampai di halaman. Keharuan dan kesedihan, seketika begitu terasa saat Bi Imah turun dari mobil itu. Aku berharap bahwa kabar tentang kematian Oma hanyalah mimpi belaka, namun semua itu kian terasa nyata saat Bi Imah turun dari mobil itu seorang diri, tanpa Oma di sisinya. Aku tak kuasa membendung air mata, ketika Bi Imah menyerahkan oleh-oleh yang sengaja dibelikan Oma untuk kami. Zahra yang belum mengerti apa-apa, langsung menanyakan tentang Oma kepada Bi Imah. "Oma uyut di mana Nek, kenapa tak pulang bareng Nenek? tanya Zahra kepada Bi Imah. Sesaat kami terdiam, bingung harus memberikan jawaban seperti apa kepada Zahra. Dia masih terlalu kecil untuk memahami apa itu arti kematian. "Oma sudah pergi ke Surga, Sayang. Oleh karena itu, Nenek pulang sendiri." jawabku kemudian, berusaha menenangkannya. "Surga itu apa Bunda?" tanya Zahra lagi. "Surga, adalah rumah bagi orang-

    Last Updated : 2023-02-21
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 84

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 84Tak ingin terus menduga-duga, aku segera mencari nomor Ulfa, sahabatku yang juga tetanggaku di sana. Tak perlu waktu lama, panggilanku terhubung, memperdengarkan suara indah sahabatku yang sudah lama tak bertemu. Saat ini Ulfa sudah menikah, bahkan sudah dikaruniai seorang gadis cantik. Aku sangat senang mendengar kabar tersebut, karena dulu kami sama-sama ditinggal pergi oleh calon suami. Aku sangat tahu apa yang dia rasakan waktu itu, karena akupun mengalaminya. Untuk sesaat, aku lupa dengan tujuanku meneleponnya, malah justru asyik saling bertukar kabar. Hingga Ulfa menanyakan tujuanku meneleponnya. ["Oh ya Sha, tumben kamu nelpon siang-siang gini. Ada apa?"] Tanya Ulfa, dari seberang sana. Sha, adalah nama panggilan untukku ketika sedang bersamanya. Katanya dia malas menyebut nama Alisha, kepanjangan. ["Iya nih. Barusan aku lihat berita kalau rumahku yang di sana kebakaran. Apakah itu benar?"] Tanyaku penasaran. Ulfa terdengar menghela n

    Last Updated : 2023-02-22

Latest chapter

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 89

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHTujuh belas tahun kemudian"Selamat Sayang, sebentar lagi kamu akan resmi menjadi seorang istri. Jadilah istri yang baik, baktikan seluruh hidupmu untuk suami dan anak-anakmu nanti." Kukecup pipi Zahra dengan lembut, kemudian memasangkan kalung warisan Merry di leher Zahra. Namun, calon pengantin itu justru menangis terisak-isak.Seminggu yang lalu, kami telah sepakat memberitahukan tentang Merry, ibu kandungnya yang telah tiada. Gadis itu sangat syok mengetahui bahwa aku bukanlah ibu kandungnya. Awalnya memang dia tak terima, ada ibu selain aku. Namun berkat pengertian yang kami berikan, akhirnya dia bisa menerimanya. Apalagi umurnya juga sudah dewasa, jadi lebih mudah untuk menerima nasihat yang kami berikan. Tak lupa, kami juga mengajaknya berdoa dan berziarah ke makam ibunya.Mas Rendi memang memutuskan untuk memberitahukan tentang Merry setelah dia dewasa."Terimakasih Bunda, telah sabar merawat dan mendidikku selama ini. Bagiku, Bunda yang terbaik

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 88

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 88"Mas, ini ada titipan untukmu!" ujarku pada Mas Rendi malam itu, setelah kami selesai menidurkan Zahra dan Dio."Apa itu, dari siapa?" Mas Rendi mengernyitkan keningnya, sambil memandangi amplop tersebut."Terimalah, ini titipan dari Merry. Tadi ibunya datang kemari, dan memberikan ini untukmu.""Untuk apa lagi dia mengirim amplop ini? Apa belum cukup dia membuat kekacauan di keluarga kita?""Jangan begitu Mas, bagaimanapun juga, dia ibunya Zahra. Apalagi dia sudah meninggal, jadi sebaiknya kita bisa memaafkannya." Mendengar jawabanku, seketika Mas Rendi membenahi tempat duduknya dan menoleh ke arahku."Apa? Meninggal?" tanya Mas Rendi seolah tak percaya atas apa yang baru saja di dengarnya."Iya Mas, ibunya sendiri yang mengatakan itu padaku. Daripada penasaran, lebih baik Mas buka saja isinya. Aku permisi dulu, mau melihat anak-anak sebentar." Aku baru saja ingin beranjak dari tempat duduk, ketika Mas Rendi menarik tanganku."Tetaplah di sini be

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 87

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 87Tiga Tahun Kemudian"Bunda, ada tamu di depan! Katanya pengen ketemu sama Bunda." kata Zahra, siang itu. "Siapa tamunya?" tanyaku penasaran. "Zahra nggak tahu Bund, tapi sepertinya orang asing." jawab Zahra lagi. "Baiklah, Bunda temuin tamunya dulu ya. Tolong ajak dedek Dio main dulu ya!" kataku sembari berlalu meninggalkan kedua anakku di dalam kamar. "Siap Bunda," sahut Zahra semangat, kemudian mengacungkan kedua jempolnya ke arahku.Zahra kini sudah berumur delapan tahun, sehingga sudah bisa menemani adiknya bermain.Aku berjalan perlahan menuju ruang tamu, merasa penasaran, siapa tamu yang dimaksud oleh Zahra. Sesampainya di ruang tamu, aku melihat seorang nenek, sedang duduk dengan wajah menunduk. Siapa dia, sepertinya aku belum pernah melihat wanita itu sebelumnya?"Assalamu'alaikum?" sapaku kepada nenek itu, yang langsung berusaha bangkit ketika melihat kedatanganku. "Wa'alaikumussalam, dengan Nak Alisha?" tanya nenek itu yang membuatk

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 86

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 86Pagi menjelang, mentari mulai keluar dari peraduannya. Harum semerbak bunga mawar dari samping kamar, menebarkan semangat tersendiri bagiku. Cicit burung-burung kecil, menambah semarak pagi itu. "Mas, kita berangkat sekarang saja ya!" kataku pada Mas Rendi, yang sudah selesai memasukkan barang-barang bawaan kami ke dalam mobil. Ya, pagi ini kami akan berangkat ke rumah sakit. Aku sudah siap dengan segala resikonya, yang penting anakku bisa lahir dengan sehat dan selamat. Setelah berpamitan kepada Bi Imah dan Zahra, kamipun berangkat ke rumah sakit. Hatiku tak tenang, harap-harap cemas memikirkan persalinanku nanti.Tak perpikirkan olehku, akan melahirkan secara caesar. Sanggupkah aku menjalaninya?Tak ingin terus dilanda kecemasan, aku memilih berzikir dan berdoa selama dalam perjalanan. Entah apa yang ada di pikiranku, namun bagiku meja operasi itu menakutkan. Namun demi lahirnya sang buah hati, aku akan berusaha kuat untuk melawan ketakutanku

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 85

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 85Lamunanku terhenti ketika mendengar suara ketukan di pintu kamar."Masuk!" Jawabku kemudian. Ketika pintu terbuka, aku terkejut melihat siapa yang datang. Tampak Zahra sudah berdiri dengan senyum manisnya. Gadis kecil itu terlihat menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. Sementara Mas Rendi, berdiri di belakang Zahra dengan membawa buqet bunga mawar kesukaanku. "Selamat ulang tahun Bunda! Ini kado dari Zahra! " seru Zahra seraya berlari memelukku, kemudian menyerahkan sebungkus coklat yang dia bawa. "Selamat ulang tahun Sayang!" seru Mas Rendi seraya menyusul Zahra, yang sudah lebih dulu memelukku. Kami saling berpelukan, mencurahkan kasih sayang satu sama lain. Mungkin karena akhir-akhir ini terlalu sibuk mengurus segala sesuatu, sampai aku lupa akan hari ulang tahunku sendiri. "Terimakasih banyak kesayangan-kesayanganku, kalian semua luar biasa!" kataku seraya mencium pipi Zahra dan Mas Rendi bergantian. Aku tak menyangka mereka akan m

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 84

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 84Tak ingin terus menduga-duga, aku segera mencari nomor Ulfa, sahabatku yang juga tetanggaku di sana. Tak perlu waktu lama, panggilanku terhubung, memperdengarkan suara indah sahabatku yang sudah lama tak bertemu. Saat ini Ulfa sudah menikah, bahkan sudah dikaruniai seorang gadis cantik. Aku sangat senang mendengar kabar tersebut, karena dulu kami sama-sama ditinggal pergi oleh calon suami. Aku sangat tahu apa yang dia rasakan waktu itu, karena akupun mengalaminya. Untuk sesaat, aku lupa dengan tujuanku meneleponnya, malah justru asyik saling bertukar kabar. Hingga Ulfa menanyakan tujuanku meneleponnya. ["Oh ya Sha, tumben kamu nelpon siang-siang gini. Ada apa?"] Tanya Ulfa, dari seberang sana. Sha, adalah nama panggilan untukku ketika sedang bersamanya. Katanya dia malas menyebut nama Alisha, kepanjangan. ["Iya nih. Barusan aku lihat berita kalau rumahku yang di sana kebakaran. Apakah itu benar?"] Tanyaku penasaran. Ulfa terdengar menghela n

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 83

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 83Tepat pukul lima sore, rombongan mobil yang menjemput Bi Imah telah sampai di halaman. Keharuan dan kesedihan, seketika begitu terasa saat Bi Imah turun dari mobil itu. Aku berharap bahwa kabar tentang kematian Oma hanyalah mimpi belaka, namun semua itu kian terasa nyata saat Bi Imah turun dari mobil itu seorang diri, tanpa Oma di sisinya. Aku tak kuasa membendung air mata, ketika Bi Imah menyerahkan oleh-oleh yang sengaja dibelikan Oma untuk kami. Zahra yang belum mengerti apa-apa, langsung menanyakan tentang Oma kepada Bi Imah. "Oma uyut di mana Nek, kenapa tak pulang bareng Nenek? tanya Zahra kepada Bi Imah. Sesaat kami terdiam, bingung harus memberikan jawaban seperti apa kepada Zahra. Dia masih terlalu kecil untuk memahami apa itu arti kematian. "Oma sudah pergi ke Surga, Sayang. Oleh karena itu, Nenek pulang sendiri." jawabku kemudian, berusaha menenangkannya. "Surga itu apa Bunda?" tanya Zahra lagi. "Surga, adalah rumah bagi orang-

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 82

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 82Bukannya menjawab, Mas Rendi justru memelukku dengan erat. Dapat kurasakan tubuhnya mulai berguncang. Dia menangis lagi, ada apa ini?"Mas, menangislah kalau memang itu bisa mengurangi bebanmu. Setelah itu, berbagilah denganku agar aku tahu yang sedang Mas pikirkan!" bujukku sembari mengusap punggungnya lembut. "Maafkan aku, kalau terlihat lemah di matamu." Jawab Mas Rendi kemudian. "Tidak Mas. Justru tangisanmu itu menunjunjukkan bahwa Mas memiliki jiwa yang lembut dan penyayang. Tak ada larangan seorang pria untuk menangis. Namun, yang terpenting dari itu semua, setelah tangisanmu reda, bangkitlah. Jangan terus terpuruk dengan masalahmu, karena jalan kita masih panjang. Masih ada aku, dan Zahra yang butuh perhatian darimu. Juga, calon buah hati kita yang masih dalam kandunganku." Aku terus berusaha memberi semangat untuk suamiku, padahal aku sendiri belum tahu masalah apa yang sedang menimpanya. "Katakan Mas, aku siap mendengarkannya!" ujar

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 81

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 81Setelah bercengkerama sebentar, malam itu kami terbuai ke dalam mimpi masing-masing. "Oma pergi ya Sayang, jaga diri kalian baik-baik!" seru Oma, seraya melambaikan tangan meninggalkanku. "Oma mau kemana?" teriakku berusaha menghentikan langkah Oma. Namun sayang, Oma terus berjalan menjauh, semakin lama semakin menghilang dari pandangan. "Oma!" Seketika aku terbangun, keringat dingin bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Saat ini aku benar-benar merasa takut. Entah mengapa, mimpi itu terasa sangat nyata bagiku. Mimpi itu datang lagi, setelah sebelumnya juga pernah memimpikan hal yang sama. Kuambil air putih di atas nakas, kemudian meneguknya hingga tandas. Ketika menoleh ke sebelah, aku baru sadar kalau Mas Rendi tak ada di sebelahku. Kemana perginya? Aku turun dari tempat tidur, untuk mencari keberadaan suamiku. Dari kamar mandi hingga kamar Zahra, tak kutemukan Mas Rendi di sana. Lalu kemana dia malam-malam begini? Aku terus berjalan meny

DMCA.com Protection Status