“Nyari apa, Fa?” “Bang, amlop cokelat yang ada di sini mana, ya?” “Oh, itu punya kamu ya, Fa! Kirain punya siapa. Hmm, tapi tenang, Fa! Sudah saya kasihkan ke Bang Ican tadi sekalian! Kan mau ada rotasi dan penambahan besar-besaran! Semoga saja titipan kamu lulus juga, ya!Astaghfirulloh … itu ‘kan amplop isi CV aku untuk taaruf! Bukan berkas lamaran. Ya Tuhaaan!Mendengar jawaban itu, aku speechless. Gak tahu harus ngomong apa. Diam beberapa detik sambil melongo. “Memangnay itu lamaran siapa, Fa? Saudara?” Suara Bang Agil membuatku menoleh. “Hehehe, iya, Bang!”Jawaban lebih cepat adalah mengiyakan. Aku berjalan kembali menghampiri Rita. Eh, tampak Mario lagi tebar pesona. Gayanya sok cool dan lagi menjelaskan entah apa. Aku hanya mencebik, lalu sengaja kusenggol bahunya.“Aduh!” Aku terkekeh sendiri, tetap saja suaranya lembut dan mendayu. Mario melotot, tapi kau hanya mengedipkan mata. “Mana CV-nya, Fa?” Rita tampak heran menatapku. “Ck, telat sih kamu, Ta!” gerutuku sambil m
Last Updated : 2023-10-07 Read more