Beranda / CEO / Tuan Muda Konglomerat / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Tuan Muda Konglomerat: Bab 31 - Bab 40

257 Bab

Bab 31

"Aku?" Mega juga tahu kalau proyek ini tidak mungkin dikerjakan dan kemungkinan berhasil sangatlah kecil. Dia baru saja naik jabatan dan tidak ingin menghabiskan waktunya di dalam sebuah proyek yang tidak berkemungkinan itu. "Seperti kata pepatah, bisa karena terbiasa. Lagipula kamu baru saja naik jabatan dan seharusnya kamu menunjukkan kepada kami kinerjamu," kata Khair sambil tersenyum. "Benar, supervisor Mega. Bukankah semua orang juga menganggap kalau proyek perusahaan Maha Putra Buana juga tidak memungkinkan? Tapi kamu berhasil mendapatkannya saat kamu mencobanya. Begitu juga dengan proyek ini, pasti akan berhasil jika kamu mencobanya." "Benar, benar, supervisor Mega, perusahaan ini menaikkan jabatanmu karena mempercayaimu. Kamu juga harus percaya diri dong." Semua orang disana mulai membujuk Mega. Terlihat hinaan pada tatapan Khair dan ini adalah hasil yang ia inginkan. Dia seketika batuk dan berkata dengan serius, "Mega, meskipun kamu baru saj
Baca selengkapnya

Bab 32

Hari yang ditunggu tunggu oleh seluruh karyawan Perusahaan Arthaguna pun sudah tiba. Pemilik saham yang baru akan bertemu dengan semua orang dan hadir dalam rapat hari ini. Membuat semua karyawan penuh semangat dan penasaran. Beberapa hari ini, seluruh karyawan menganggap pemilik saham terbaru itu bagaikan dewa yang menakjubkan. Ada yang berkata kalau dia merupakan orang kaya dari luar kota. Ada juga yang berkata kalau dia adalah bisnisman papan atas yang ada di Bandung. Bahkan parahnya ada yang berkata kalau dia merupakan generasi kedua orang kaya yang berasal dari kota Yogyakarta. Dia sengaja membeli perusahaan ini untuk mengasah kemampuannya sendiri. Pastinya yang mengatakan semua itu adalah karyawan wanita yang terlihat bucin. Siapa sebenarnya pemilik saham baru itu? Tidak ada orang yang tahu selain Chandra dan sekretarisnya. Masih ada jarak waktu 1 jam sebelum rapat. Khair sudah menata dirinya dengan baik. Dia terlihat penuh semangat seperti pria muda yan
Baca selengkapnya

Bab 33

"Hei bocah, meskipun Chandra bisa melindungimu, aku akan tetap bisa menyingkirkanmu jika aku mendapatkan kepercayaan dari pemegang saham baru itu!" kata Khair dengan marah ketika melihat Sean yang tidak menganggapnya. Mendengar ini, Sean sedikit terkejut dan menolehkan kepala ke arah Khair. Lalu dia tersenyum. Sean merasa ini adalah lelucon terlucu yang pernah dia dengar. Khair bahkan ingin mencari perhatian lebih dari pemegang saham baru itu hanya untuk mencelakaiku. Apa yang harus dia katakan ? "Oh, semoga kamu bisa berhasil mendapat perhatian pemegang saham itu," kata Sean sambil tersenyum. "Sean, kenapa kamu tidak pergi ke pos satpam untuk melapor kedatanganmu?" saat ini, ketua satpam yang naik untuk mengikuti rapat pun bertemu dengan Sean dan berkata dengan sombong. Jabatan Sean masih seorang satpam, namun dia bisa membeli 70% saham dari perusahaan ini. Tapi dia tidak mengatur jabatannya sendiri. Jadi, namanya masih saja terdaftar di departemen keamanan.
Baca selengkapnya

Bab 34

"Aku tidak bertanya padamu, kamu tidak berhak mengetahui lebih banyak hal tentang ini," kata manajer wanita itu dengan kasar. Manajer pria itu hanya tersenyum dan tidak menghiraukannya sambil memasang raut wajah yang penuh harapan. Meskipun memiliki jabatan yang sama dengan Khair, namun Khair memiliki klien yang lebih banyak. Chandra menganguminya dan dia begitu dengan segan Chandra. Jadi, manajer lainnya mengira kalau Khair mengetahui bocoran. "Pemegang saham baru itu, kalian akan segera mengetahuinya," kata Khair dengan sombong. Manajer wanita itu memelototinya dan manajer pria itu meremehkannya. Dia merasa kalau Khair tidak tahu apapun. Karena sebentar lagi pemegang saham baru itu akan datang dan tidak ada lagi yang perlu disembunyikan. "Kedengarannya pemegang saham baru itu memiliki 70% saham perusahaan. Sepertinya hari ini Direktur Chandra harus segera mengundurkan diri dari jabatannya," kata manajer wanita itu. "Apakah kamu sedang bercanda? Kalau ti
Baca selengkapnya

Bab 35

"Apakah kalian semua tahu kenapa aku berpenampilan seperti ini?" ucap Sean setelah dia duduk bersama Chandra. Dia pun sengaja memberatkan suaranya, jadi suaranya terdengar sangatlah serak. Bahkan Mega juga tidak bisa menebaknya. Semua orang menggelengkan kepala. Sean tersenyum dan berkata, "Karena aku terlihat sangat kampungan." Semua orang tertawa dan merasa kalau pemegang saham baru itu sangatlah berjiwa komedi. "Tujuan diadakan rapat hari ini adalah karena penghasilan perusahaan ini sangat menurun belakangan ini. Jadi aku datang untuk menyemangati kalian." "Aku tidak tahu bagaimana perencanaan pekerjaan Chandra sebelumnya, namun sekarang aku sudah menjadi pemegang saham terbesar dan pastinya aku mempunyai aturanku sendiri.Aku tidak akan menjelaskan dengan detail dan hanya menjelaskan secara garis umum saja. Dalam waktu dekat ini, aku berencana menyebarkan perusahaan ini keluar kota Bandung dan menjadi perusahaan ternama didunia ini. Tujuanku selanjutn
Baca selengkapnya

Bab 36

Namun, gaji mereka perbulan tidaklah tinggi. 1 juta sudah bisa dipakai untuk membayar uang sewa rumah untuk banyak orang. Sama seperti perusahaan yang membantu mereka untuk membayar uang sewa rumah. Ditambah lagi kenaikan bonus tahunan, naik sekitar 1,5 juta dari gaji perbulannya. Pemegang saham baru itu tidak hanya memberi bonus ini pada karyawan dan bahkan memberi sebuah rencana masa depan perusahaan yang baik. Karyawan yang tidak ingin menjadi manajer bukanlah karyawan yang baik, siapa yang tidak ingin menjadi seorang manajer dan mendapatkan gaji yang lebih besar? "Hmm, aku cuma ingin mengatakan ini saja. Kalian juga boleh bertanya," ucap Sean sambil menatap mereka. Ketika melihat tidak ada yang bertanya, Mega pun langsung berdiri dan berkata, "Direktur, demi penghasilan perusahaan yang tinggi, aku tidak berani curiga. Namun jika dilihat dari keadaan ini, aku merasa perusahaan kita belum memiliki kemampuan untuk mendapatkan proyek Komplek Permata Raya itu. Manaj
Baca selengkapnya

Bab 37

"Mah, ini adalah pakaian yang dibelikan oleh ayah kemarin. Apakah ini cantik?" Andin berdiri di depan Mega, dan menunjukkan penampilan seorang anak yang sedang menyombongkan dirinya. Kemarin Sean mengajaknya bermain selama seharian, mereka bermain dengan cukup lelah, jadi setelah pulang dia langsung tidur. "Cantik, putri kecilku selalu cantik memakai pakaian apa pun," Mega mencium putrinya dan berkata sambil tersenyum lembut. "Ayah membelikanku beberapa pakaian, Ayah bilang kelak aku bisa menggantinya setiap hari," Ujar Andin. Mega mengangguk, tiba-tiba dia melihat merek pakaian yang pakai oleh putrinya, kemudian dia melihat ke Sean. "Kelak jika membelikan pakaian untuk Andin, jangan membeli barang palsu seperti ini lagi. Pakaian bermerek memang terlihat sangat mewah, tetapi begitu orang yang cerdas melihatnya dia akan tahu bahwa itu adalah barang palsu, itu akan membuat orang menertawakan Andin menyombongkan diri," Mega juga tahu akan merek pakaian yang d
Baca selengkapnya

Bab 38

"Bagaimana mungkin, kamu adalah istriku, aku tentu saja tidak akan meragukanmu. Aku sedang berpikir, kamu telah memenangkan proyek yang tidak bisa di menangkan oleh Khair, Direktur Chandra pasti menaikkan jabatanmu bukan," Sean menjelaskannya sambil tersenyum. Dialah yang membantu Mega mendapatkan proyek itu, dia sudah tahu hasilnya sejak awal, jadi dia tidak sesenang seperti yang dipikirkan Mega. "Bagaimana kamu tahu? Tepat setelah berita bahwa aku memenangkan proyek Harrison menyebar di perusahaan, Direktur Chandra menaikkan jabatan menjadi supervisor," perkataan Sean membuat Mega mengalihkan titik fokusnya, ketika membicarakan hal naik jabatan, dia tampak sangat senang. "Kalau begitu aku harus benar-benar mengkatakan selamat kepadamu. Aku meramalmu, kelak kamu akan terus naik jabatan," Sean kali ini telah belajar menjadi cerdas, dia menunjukkan ekspresi yang sangat bahagia. Chandra telah menyebutkan hal mengenai naik jabatan kepadanya kemarin, dan dia tahu bahwa
Baca selengkapnya

Bab 39

"Kamu bisa membantuku mendapatkannya?" Mega menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis. Jika bukan karena ada putrinya di sisinya dan membuatnya mencoba mengendalikan emosinya sebisanya, dia pasti akan mengejek Sean tanpa ampun. Namun, meskipun dia tidak mengatakan perkataan mengejek, tatapan matanya yang melihat ke Sean penuh dengan kekecewaan yang mendalam. Melihat Mega masih tetap tidak percaya kepadanya, Sean merasa tidak berdaya. Dia mengangkat bahunya, dan tidak mengatakan apa-apa tentang topik itu. Sepanjang jalan mereka tidak mengatakan sepatah kata pun, tidak lama mereka tiba di toko barang antik. Setelah berkeliling sejenak di toko barang antik, Mega di buat takut oleh harganya yang tinggi. Sean berada di sebelah Mega untuk mengikutinya, dia tidak berbicara. Meskipun sebagian besar barang antik di sini harganya lebih dari 100 jutaan ke atas, tetapi dia bisa membelinya, namun Mega tidak mempercayainya, jadi dia juga malas untuk mengatakannya. Dan ket
Baca selengkapnya

Bab 40

"Jangan khawatir, ayahmu pasti akan menyukainya," Sean tersenyum dengan percaya diri dan langsung membayarnya, itu membuat Mega marah sampai ingin muntah darah. Penjual menerima uangnya, kemudian dia bersiap untuk membungkus barangnya untuk Sean, barang itu akhirnya terjual. Meskipun dia telah merugi 42 juta, tetapi itu lebih baik daripada dia tidak mendapatkan satu sen pun. "Bung, bisakah kamu menunjukkan jam di tanganmu itu untuk aku lihat?" Pada saat itu, seorang pria paruh baya masuk dengan penuh semangat dan langsung melihat jam Rolex yang di tangan Sean."Pak Angga sudah sampai," Ketika penjual melihat pria yang datang itu, dia segera menyambutnya dan tidak jadi membantu Sean membungkus barangnya. "Pak Angga?" Beberapa orang yang sedang melihat barang antik di toko semuanya berdatangan untuk menyapanya, sekelompok orang mengelilingi Sean dan pria tersebut dalam sekejap. Tetapi mereka semua hanya memperdulikan pria itu, tidak ada yang melihat ke Sean
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status