"Mah, ini adalah pakaian yang dibelikan oleh ayah kemarin. Apakah ini cantik?" Andin berdiri di depan Mega, dan menunjukkan penampilan seorang anak yang sedang menyombongkan dirinya. Kemarin Sean mengajaknya bermain selama seharian, mereka bermain dengan cukup lelah, jadi setelah pulang dia langsung tidur. "Cantik, putri kecilku selalu cantik memakai pakaian apa pun," Mega mencium putrinya dan berkata sambil tersenyum lembut. "Ayah membelikanku beberapa pakaian, Ayah bilang kelak aku bisa menggantinya setiap hari," Ujar Andin. Mega mengangguk, tiba-tiba dia melihat merek pakaian yang pakai oleh putrinya, kemudian dia melihat ke Sean. "Kelak jika membelikan pakaian untuk Andin, jangan membeli barang palsu seperti ini lagi. Pakaian bermerek memang terlihat sangat mewah, tetapi begitu orang yang cerdas melihatnya dia akan tahu bahwa itu adalah barang palsu, itu akan membuat orang menertawakan Andin menyombongkan diri," Mega juga tahu akan merek pakaian yang d
"Bagaimana mungkin, kamu adalah istriku, aku tentu saja tidak akan meragukanmu. Aku sedang berpikir, kamu telah memenangkan proyek yang tidak bisa di menangkan oleh Khair, Direktur Chandra pasti menaikkan jabatanmu bukan," Sean menjelaskannya sambil tersenyum. Dialah yang membantu Mega mendapatkan proyek itu, dia sudah tahu hasilnya sejak awal, jadi dia tidak sesenang seperti yang dipikirkan Mega. "Bagaimana kamu tahu? Tepat setelah berita bahwa aku memenangkan proyek Harrison menyebar di perusahaan, Direktur Chandra menaikkan jabatan menjadi supervisor," perkataan Sean membuat Mega mengalihkan titik fokusnya, ketika membicarakan hal naik jabatan, dia tampak sangat senang. "Kalau begitu aku harus benar-benar mengkatakan selamat kepadamu. Aku meramalmu, kelak kamu akan terus naik jabatan," Sean kali ini telah belajar menjadi cerdas, dia menunjukkan ekspresi yang sangat bahagia. Chandra telah menyebutkan hal mengenai naik jabatan kepadanya kemarin, dan dia tahu bahwa
"Kamu bisa membantuku mendapatkannya?" Mega menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis. Jika bukan karena ada putrinya di sisinya dan membuatnya mencoba mengendalikan emosinya sebisanya, dia pasti akan mengejek Sean tanpa ampun. Namun, meskipun dia tidak mengatakan perkataan mengejek, tatapan matanya yang melihat ke Sean penuh dengan kekecewaan yang mendalam. Melihat Mega masih tetap tidak percaya kepadanya, Sean merasa tidak berdaya. Dia mengangkat bahunya, dan tidak mengatakan apa-apa tentang topik itu. Sepanjang jalan mereka tidak mengatakan sepatah kata pun, tidak lama mereka tiba di toko barang antik. Setelah berkeliling sejenak di toko barang antik, Mega di buat takut oleh harganya yang tinggi. Sean berada di sebelah Mega untuk mengikutinya, dia tidak berbicara. Meskipun sebagian besar barang antik di sini harganya lebih dari 100 jutaan ke atas, tetapi dia bisa membelinya, namun Mega tidak mempercayainya, jadi dia juga malas untuk mengatakannya. Dan ket
"Jangan khawatir, ayahmu pasti akan menyukainya," Sean tersenyum dengan percaya diri dan langsung membayarnya, itu membuat Mega marah sampai ingin muntah darah. Penjual menerima uangnya, kemudian dia bersiap untuk membungkus barangnya untuk Sean, barang itu akhirnya terjual. Meskipun dia telah merugi 42 juta, tetapi itu lebih baik daripada dia tidak mendapatkan satu sen pun. "Bung, bisakah kamu menunjukkan jam di tanganmu itu untuk aku lihat?" Pada saat itu, seorang pria paruh baya masuk dengan penuh semangat dan langsung melihat jam Rolex yang di tangan Sean."Pak Angga sudah sampai," Ketika penjual melihat pria yang datang itu, dia segera menyambutnya dan tidak jadi membantu Sean membungkus barangnya. "Pak Angga?" Beberapa orang yang sedang melihat barang antik di toko semuanya berdatangan untuk menyapanya, sekelompok orang mengelilingi Sean dan pria tersebut dalam sekejap. Tetapi mereka semua hanya memperdulikan pria itu, tidak ada yang melihat ke Sean
"Maaf, Jam ini untuk hadiah ulang tahun untuk ayahku, aku tidak ingin menjualnya," Ujar Sean sambil mengangkat kelopak matanya, dia berkata dengan menggelengkan kepalanya. Meskipun Angga menyembunyikannya dengan sangat baik, tetapi Sean masih saja bisa melihat kilatan terang di matanya. Sean tahu bahwa dia juga telah melihat nilai sebenarnya dari Jam Rolex ini. "150 juta," Melihat Sean hendak pergi, Angga bergegas berkata. 150 juta? Semua orang terkejut lagi, mereka sudah menegaskan pemikiran mereka di dalam hati mereka. Jam Rolex itu adalah barang asli. Penjual tadi hampir muntah darah. Dia juga mengerti bahwa Jam Rolex ini benar-benar memiliki nilai yang sangat tinggi. Mega membuka lebar mulutnya, dia tidak bisa mempercayainya, sebuah Jam Rolex yang dibeli oleh Sean seharga 8 juta langsung bisa menghasilkan 142 juta, kegilaan dunia barang antik sangat sulit dibayangkan. Tetapi tepat ketika dia ingin membujuk Sean untuk menjual Jam itu kepada Angga, pem
Ekspresi wajah pemilik toko sedikit berubah, dia berani melakukan itu kepada Sean, itu karena dia yakin bahwa Sean hanya orang biasa. Tetapi Angga berbeda, dia adalah Kolektor terkenal barang antik. Koneksi di belakangnya sangat besar. Meskipun dia memiliki sedikit kemampuan, tetapi dia takut untuk berurusan dengan Angga. "Pak Angga sudah membantumu berbicara, kamu masih tidak segera menjual Jamnya kepadanya?" "Iya, jika perbuatanmu mencuri barang antik milik orang lain telah ditegaskan, kamu akan mendapatkan gugatan." Orang di samping mulai membujuk Sean, dia terlihat seperti memikirkannya demi Sean. "Kami jelas-jelas membeli barang ini, matamu yang mana yang melihat kami mencurinya, kami telah membayarnya!" Mega berkata dengan marah. "Anak muda, barang ini hanya bisa dimiliki oleh orang yang berkebajikan, bahkan jika kalian membeli Jam ini, kalian juga harus memiliki kemampuan. Tidak memiliki kemampuan untuk itu, itu hanya akan dapat menyebabkan masalah
"Oke, aku akan membiarkan mereka pergi sekarang," Pemilik toko mencibir dan melambaikan tangan kepada beberapa orang. Dia tidak takut Sean akan ikutan kabur. "Kamu jual saja Jam Rolexnya kepada Pak Angga, dan kita pergi bersama, bukankah itu akan lebih baik?" Mega berkata dengan bingung, dia merasa bahwa Sean mungkin akan melakukan sesuatu yang ekstrim. "Aku menyuruhmu pergi maka kamu pergi saja, kamu jangan khawatir. Kalian pergi ke rumah kakek Andin dulu dan tunggu aku," Sean berkata dengan tegas. Mega merasa sedikit khawatir, dia yakin bahwa Sean ingin melakukan sesuatu kepada mereka. Namun, dia tahu bahwa Sean sangat hebat dalam urusan berkelahi, dia tidak takut Sean akan terluka atau apa pun. Kemudian dia berpikir dengan teliti, dia tahu bahwa Sean menyuruh dia dan putrinya pergi, itu karena dia tidak ingin berkelahi dengan orang lain di depan putrinya, karena takut mempengaruhi putrinya. Selain itu dia juga berharap Sean bisa memberi pelajaran kepada pe
"Anak muda, jika saja tadi kamu menjual jam itu kepadaku, masalah tidak akan sebesar ini. Sekarang, walaupun kamu menjualnya kepadaku, aku tidak akan membelinya. Aku menghargai Jefri karena kamu benar-benar tidak tahu cara berterimakasih," Angga menggelengkan kepalanya, dia juga berjalan ke samping untuk duduk. Dia ingin melihat bagaimana Sean akan mengakhiri masalah ini.Yang paling penting adalah dia pasti akan mendapatkan Jam itu. Nanti dia hanya perlu menghabiskan sedikit lebih banyak uang, dia percaya bahwa Jefri pasti akan menjualnya kepadanya. Yang lainnya menggelengkan kepala mereka dan tertawa mengejeknya, tetapi tidak ada yang mengatakan apa-apa lagi. Sepuluh menit berlalu dengan cepat, dua mobil tiba tepat waktu di luar toko barang antik, dan tidak lama kemudian 7-8 orang pria kekar turun dari mobil. Orang yang berjalan di depan adalah seorang pria muda berusia tiga puluhan tahun, badannya besar penuh otot dan tatapan nya sedikit galak. Di sisi kiri dan kanan