All Chapters of Kepincut Suami Kontrak Ku: Chapter 71 - Chapter 80
100 Chapters
71 Ternyata Keturunan Orang Kaya
"Apa?!" Adrian langsung mengatupkan bibirnya karena tidak sengaja berteriak, Ia terlalu terkejut mendengar cerita dari pria paruh baya itu. Melihat Agung yang malah tertawa kecil, membuat Adrian semakin bingung. "Maaf Pak, anda pasti bercanda, kan?" tanya Adrian memastikan. Agung menggeleng, "Tidak, saya serius. Ini adalah pertemuan pertama kita sebagai Kakek dan Cucu."Agung lalu memanggil asistennya tadi untuk membawakan sesuatu, tidak lama kembali. Agung lalu memberikan surat yang bertulis test DNA itu kepadanya, dan Adrian pun membacanya dengan perasaan campur aduk. "Saat tahu marga kamu sama dengan saya, apalagi wajah kamu yang mirip dengan Alfian, membuat saya penasaran dan langsung mencari tahu kamu.""Jadi Papa itu anak kandung Pak Agung?""Iya, Alfian Bagaskoro itu putra tunggal saya. Ibu kamu bernama Namira, kan?""Iya.""Jadi sudah jelas, kalau kamu adalah cucu saya."Bagaimana bisa se kebetulan ini? Batin Adrian bingung. Pria itu terdiam di tempat duduknya sambil memeg
Read more
72 Saling Curhat
Adrian sampai di antarkan supir untuk pulang, Kakeknya itu memang sangat baik dan terlihat ingin memanjakannya. Adrian pun menerima saja, karena tahu jika menolak malah khawatir membuat Agung sedih. "Terima kasih sudah mengantar saya pulang," ucap Adrian sebelum turun dari mobil. "Sama-sama, sudah menjadi tugas saya Tuan."Bahkan tadi di rumah sana pun, Agung sampai memperkenalkan Adrian pada semua pelayan. Mereka pun jadi memanggilnya Tuan Muda, membuat Adrian malu-malu tapi juga merasa bangga. Dirinya yang selalu melayani, kini akan dilayani. "Sampai bertemu lagi.""Iya Tuan muda."Dengan langkah ringan dan riangnya, Adrian berjalan ke unit apartemennya. Waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, biasanya saat bekerja pun Ia pulang di waktu seperti ini. Saat masuk, Adrian malah terkejut melihat kehadiran Kayla. "Loh Kay, kamu sudah pulang?" tanya Adrian. "Hehe iya, ceritanya panjang."Melihat wajah perempuan itu yang terlihat murung, membuat Adrian segera duduk di sebelahnya. Kayl
Read more
73 Memasakkan Pertama Kalinya
Karena mereka berdua sekarang adalah pengangguran, jadi besok paginya tidak perlu siap-siap dan terkejar waktu. Bahkan mereka bangun lebih siang. Apalagi tidur bersama, membuat tidur rasanya lebih nyaman dan hangat. "Selamat pagi," sapa Kayla. Tidak ada tanggapan, sepertinya Adrian masih tidur. Kayla mengusap pipi pria itu, sambil menatapnya lembut. Adrian benar-benar tampan, Kayla jadi merasa beruntung sendiri sudah mendapatkannya. Apalagi ternyata latar belakang Adrian yang dari kalangan berada. Paket komplit sekali. "Ayo bangun, kita harus sarapan," ucap Kayla. "Hm kamu ya hari ini yang buat sarapannya," gumam Adrian dengan mata masih tertutup. "Kamu kan tahu sendiri aku gak bisa masak.""Belajar, nanti aku cicipin.""Emangnya kamu mau aku masak apa?""Nasi goreng, ya?"Kayla menghela nafasnya, "Aku sering sih lihat kamu masak nasi goreng, tapi aku sedikit khawatir kalau mau ngasih bumbu.""Harus percaya diri, tapi jangan terlalu banyak juga.""Baiklah, akan aku coba.""Hm aku
Read more
74 Di Usir?
Di hari biasa seperti ini, ternyata tempat wisata terkenal di Jakarta itu tidak terlalu ramai. Baguslah, keduanya memang sedang menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan. Bak pasangan romantis, keduanya tidak melepaskan genggaman tangan dari tadi. "Kamu memangnya berani naik yang serem gitu?" tanya Adrian memastikan. "Berani kok, cuma emang jarang naik aja. Kalau kamu?""Aku juga berani kok, kan laki-laki.""Jadi maksudnya semua laki-laki gak takut naik wahana ekstrim?""Gak semua juga, tapi sebagai lekaki sejati tentu kita harus menunjukan kejantanan kita, gak boleh lemah.""Haha dasar, sudah yuk aku mau naik rollercoaster dulu."Adrian hanya mengikuti saja kemana perempuan itu pergi, menaiki ini dan itu. Melihat Kayla yang terlihat bersemangat dan terus tersenyum, membuat Adrian senang sendiri. Semoga saja perasaannya pun semakin membaik. "Dia gak hubungi kamu?" tanya Adrian. "Siapa?""Abimanyu."Kepala Kayla menggeleng, "Enggak sih syukurnya, berarti waktu itu dia dengar permin
Read more
75 Sebuah Peringatan
Mereka sudah sampai di rumah Ibu pukul enam sore, langit pun sudah gelap. Tetapi saat berdiri di depan pintu, malah saling terdiam berpandangan. Merasa gugup untuk mengetuk dan bertemu Ibu. "Gimana kalau Ibu tanya kenapa kita datang bawa koper?" tanya Adrian. "Masa aku bilang sudah di usir?""Enggak, jangan bilang itu. Kita bilang mau pindahan aja.""Terus gimana kalau Ibu tanya kenapa kita pindah? Padahal apartemen itu sudah nyaman.""Em apa ya?" bingung Adrian mencoba berpikir keras memikirkan. Saat sedang asik mengobrol, tanpa diduga pintu tiba-tiba terbuka dari dalam. Terlihatlah Hana yang menyambut dan langsung tersenyum lebar pada anak-anaknya itu. Kayla dan Adrian pun terlebih dahulu menyalami tangannya. "Ya ampun, Ibu pikir tadi siapa yang bising di depan, ternyata kalian ya. Tiba-tiba begini datang, gak ngabarin Ibu dulu," ucap Hana. "Hehe iya Bu, sudah lama juga kami gak jenguk Ibu.""Ya sudah, yuk masuk-masuk."Tetapi Hana dibuat bingung melihat kedua anaknya itu masuk
Read more
76 Ingin Punya Anak
Setelah membersihkan diri, pasangan suami istri itu keluar kamar menuju dapur untuk makan malam. Saat masuk langsung disuguhi wangi masakan enak, beberapa makanan pun sudah terhidang di atas meja. "Bu, apa ada yang bisa saya bantu?" tawar Adrian. Hana menggeleng, "Tidak perlu, semuanya juga sudah jadi kok.""Tadinya Adrian sempat bilang pengen masak pas di rumah Ibu, tapi kayanya kita datang telat," ucap Kayla. "Benarkah? Wah Ibu senang sih kalau dimasakin kamu. Nanti gimana kalau besok?""Iya boleh, Ibu mau makan apa?""Apa saja, masakan Chef kan selalu enak dan pastinya beda.""Ah Ibu bisa saja."Ketiganya lalu duduk di kursi makan, memulai untuk makan malam. Memang menu di atas meja terbilang sederhana, tapi tentu mereka harus bersyukur karena pasti di luar sana masih banyak yang bahkan belum bisa makan. "Kalian memangnya mau pindah kemana?" tanya Hana, "Sudah cari tempat tinggal barunya?""Em belum, nanti kita akan cari bersama.""Ibu kira sudah dapat, jadi nanti gak perlu pus
Read more
77 Menjadi Yang Pertama
Suara deru nafas terdengar di kamar yang temaram itu. Adrian menoleh ke samping, melihat punggung mulus Kayla yang tidak tertutupi apapun. Tubuhnya bergerak mendekat lalu memeluknya dari belakang. "Makasih Kay," bisiknya. Kayla tersenyum tipis sambil mengusap tangan kekar yang memeluk pinggangnya itu. Sekarang Ia sudah tidak terlalu gugup bisa bermesraan lagi dengan Adrian, apalagi sudah melewati adegan panas tadi. "Apa aku menyakitimu?" tanya Adrian memastikan. "Enggak kok, kamu sangat lembut dan hati-hati," jawab Kayla. Bahkan yang membuatnya terharu, pria itu terus menanyakan keadaan nya. "Jadi.. Jadi aku yang pertama?""Hm.""Aku gak nyangka."Kayla lalu membalikan posisi berbaring nya menjadi menghadap Adrian. Ia mengusapi wajah tampan di dekatnya itu lembut. Kulit mereka yang tidak tertutupi apapun sampai menempel dan bisa merasakan suhu tubuh masing-masing. "Aku ngerti, pasti kamu gak nyangka aku masih perawan karena aku sempat jadi wanita simpanan," ucap Kayla. "Maaf Ka
Read more
78 Tidak Mau Berjauhan
"Adrian," panggil Kayla. Adrian yang sedang memotong rumput di halaman belakang menoleh, tersenyum melihat kedatangan istrinya itu. Adrian memutuskan menghentikan dahulu pekerjaannya lalu menghampiri Kayla yang menyimpan sesuatu di meja. "Aku buatin kopi, buat nemenin kamu," ucap Kayla. "Makasih, perhatian banget sih, suka deh.""Hahaha kan memang harusnya juga begitu. Kamu kenapa rajin banget sih motongin rumput liar?""Gak papa, dari pada diem aja di rumah.""Padahal biasanya Ibu selalu nyewa seseorang buat rapihin halaman belakang setiap beberapa minggu sekali.""Kali ini biar aku aja, jadi biar lebih hemat juga.""Mau aku bantu?""Gak usah, panas. Mending kamu diem aja di rumah, nyantai.""Masa aku nyantai sedangkan suami aku kerja panas-panasan."Adrian dibuat salah tingkah mendengar itu, "Tapi kan aku laki-laki, harus kuat dong.""Kuat ya, hm jadi inget semalam deh.""Hahaha inget apa hayo? ""Enggak jadi deh.""Hei jawab, inget apa emangnya yang semalam?""Gak ada ih, sudah
Read more
79 Di tahap Serius
Ternyata mencari kontrakan yang diinginkan tidak mudah, kadang ada plus dan minusnya. Sudah dua jam mereka berkeliling mencari di daerah itu, tapi sayangnya belum dapat yang sesuai juga. "Minum dulu, kamu pasti capek," ucap Adrian perhatian. Kayla menerima sebotol air mineral itu, tidak lupa mengucapkan terima kasih. Sekarang mereka sedang ada di sebuah taman, suasana sore hari cukup ramai di sini. Kebanyakan yang bermain anak-anak, apalagi banyak permainan juga di sini. "Dari beberapa tempat yang sudah kita datangi tadi, apa belum ada yang sreg buat kamu?" tanya Adrian. "Hm entahlah, aku bingung.""Bingung kenapa?""Kadang tempatnya sudah lumayan nyaman, tapi sayangnya harganya itu mahal. Terus kebalikannya, harga murah tapi tempatnya gak terlalu nyaman."Adrian mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, "Iya sih bener juga, tapi untuk opsi satu aku gak terlalu masalahin.""Maksudnya?""Kamu tenang saja Kay, aku akan bekerja keras supaya bisa punya pendapatan lumayan. Aku kan yang n
Read more
80 Terlihat Harmonis
"Assalamu'alaikum, kami pulang."Hana yang membukakan pintu langsung tersenyum melihat dua anaknya itu, segera mempersilahkan nya masuk. Melihat keduanya yang duduk di sofa sambil mengatur nafas, membuat Hana bingung sendiri. "Kalian kenapa kaya kecapean gitu?" tanyanya. "Gak papa Bu, tadi habis main kejar-kejaran sama Kayla," jawab Adrian. "Ibu kira kenapa, kalian kaya anak kecil aja ya." Tetapi melihat senyuman di bibir mereka, membuatnya ikut senang, "Gimana? Sudah dapat?""Belum," geleng Kayla, "Banyak yang kurang sreg.""Ternyata belum, Ibu kira sudah dapat. Jadi selama itu kemana aja?""Ya cari ke tempat lain lagi, tapi gak dapet yang aku mau," jawab Kayla. Hana menghela nafasnya, "Sampai kamu cari kemana pun, kayanya gak akan ada yang sesuai kemauan kamu Kayla. Kalau mau tempat tinggal yang sesuai keinginan kamu, buat rumah aja sendiri."Kayla mengerucutkan bibirnya mendapatkan nasihat yang cukup menohok itu dari Ibunya. Tetapi sepertinya benar, Ia terlalu pemilih. Habisnya
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status