Beranda / Fantasi / Mistpouffer / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Mistpouffer: Bab 11 - Bab 20

31 Bab

Bab 11 : Perasaan

Namika menatap koleksi dress di lemarinya. Namika bukanlah orang yang menyukai dress, tapi dia merasa dia terlihat bagus di dress berwarna putih. Aruna memang jarang mengatakan secara langsung, tapi Namika bisa langsung melihat emosi di matanya. Namika memang tidak bisa membaca pikiran Aruna, namun dia hafal dengan ekspresi seseorang ketika memikirkan sesuatu. Ia dengan perlahan mengambil dress selutut dan memakainya. Pakaian itu menampakkan bagian punggungnya dan membuat Namika menjadi lebih percaya diri. Tangannya beralih pada beberapa alat di sudut ruangan. Sepertinya sudah lama sekali Namika tidak melatih tubuhnya. Mungkin Tante Mutia akan segera menghukumnya jika dia mengetahui hal itu. Tapi Namika yakin jika tantenya sudah mengetahui hal itu. Hanya saja dia tidak mau menganggu waktu istirahat Namika. Sayangnya Namika juga tidak mau membiarkan kerja kerasnya sia-sia. “Entar sore aku olahraga deh. Sekarang mending aku bersihin villa dulu,” ucap Namika pada dirinya sendiri. I
Baca selengkapnya

Bab 12 : Kegelapan

Namika menatap beberapa orang yang melewati villa Aruna. Kecurigaannya semakin bertambah ketika pengunjung pantai itu tidak kunjung sepi. Namun Namika tidak bisa membaca pikiran mereka karena dia masih mengurus Velia. Ia melirik ke arah kamar. Aruna sedang tidur dengan lelap. Namika tersenyum kecil ketika melihat itu. Ia kemudian berjalan ke dalam dan duduk di samping Aruna. Dengan perlahan tangannya menyingkirkan rambut Aruna yang menghalangi matanya. Namika membaringkan tubuh Velia di samping Aruna dan bayi itu benar-benar menempel pada Aruna. Sudah sebelas hari Namika tinggal di sini dan dia tidak pernah merasa hidupnya sebaik ini. Jika saja tidak ada orang-orang yang menganggu kehidupan mereka, mungkin ini akan terasa sempurna. Ia menepuk bahu Aruna dengan perlahan dan laki-laki itu membuka matanya. “Aruna, aku mau keluar dulu ya. Kamu lanjut aja tidur sambil jaga Velia di sini,” ucap Namika dan Aruna mengangguk samar. Aruna kemudian membawa Velia ke pelukannya dan kembali te
Baca selengkapnya

Bab 13 : Berbagi Nyawa

Aruna mengangkat tubuh Velia dan bayi itu tertawa dengan senang. Perkembangan tubuh siren memang luar biasa. Walaupun mereka berkembang seperti manusia normal, tubuh siren lebih cepat tumbuh. Velia sudah mulai belajar untuk duduk walaupun Aruna memperkirakan usianya baru seminggu. Aruna juga mulai membawa Velia ke laut untuk memperkenalkannya dengan habitat asli mereka. Sirip Velia memiliki perpaduan warna ungu dan merah muda. Aruna kini sedang berada di goa dan menatap Velia yang berguling. Sepertinya Velia harus belajar bagaimana cara berenang. “Velia, kamu tahu kan kalau aku mencintai Namika?” tanya Aruna tiba-tiba. Bayi itu tampaknya mendengar kata-kata Aruna, namun dia memilih untuk mengabaikannya. Aruna tidak merasa terganggu dengan hal itu. “Yah, siapa sih yang enggak jatuh cinta sama dia? Namika tuh cantik banget, mana dia dari keluarga old money. Kalau dipikir-pikir, aku juga enggak pantas sama dia sih.” Namika memiki wajah yang cantik dan keluarga yang jelas. Aruna tida
Baca selengkapnya

Bab 14 : Lavena

Namika merasa badannya seperti melayang di sebuah kegelapan yang nyaman. Ia menyukai perasaan itu. Tapi sebuah tangan tiba-tiba menyentuh kepalanya dengan sangat lembut. Ia membuka matanya dan menyadari jika ia berada di sebuah tempat yang tidak ia ketahui. Tempat itu memiliki pencahayaan yang minim dan beberapa gelembung muncul di sekitarnya. Namika kemudian menyadari jika itu adalah goa bawah laut. Ia langsung menoleh dan melihat seorang perempuan yang memiliki telinga yang berbentuk sirip. Namika langsung mengernyitkan keningnya. “Aku jadi enggak kaget kenapa Aruna bisa suka sama kamu. Kamu memang cantik banget dan sifat kalian melengkapi satu sama lain,” kekehnya sambil berenang memutari Namika. “Kamu siapa?” tanya Namika. Ia mencoba mengangkat tangannya dan menyadari jika tubuhnya terasa sangat ringan. Ia pun duduk di sebelah Namika dan rambutnya yang berwarna biru berkibar mengikuti arus air. Perhatian Namika teralih pada siripnya yang berwarna putih disertai gradasi biru d
Baca selengkapnya

Bab 15 : Luke

Namika menatap dirinya di cermin. Tanda itu selalu menarik perhatian Namika dan ia sangat menyukainya. Hal itu membuat Namika merasa bahwa dia dan Aruna sudah terikat dengan satu sama lain. Matanya mengarah ke beberapa pengawal yang mengelilingi villanya. Sudah satu minggu sejak kejadian itu dan hingga saat ini Namika sama sekali belum pernah keluar dari villa itu. Tapi itu tidak apa karena Aruna selalu mengunjunginya setiap hari. Namika menggunakan skincarenya sambil menunggu Aruna untuk datang. Ia pun langsung tersenyum ketika mendengar suara pintu depan yang terbuka. Gadis itu segera turun ke bawah dan memeluk Aruna dengan erat. Laki-laki itu mencium dahinya dan menatap Namika dari atas hingga bawah untuk memastikam kondisinya. “Aku udah sehat kok. Kamu enggak perlu sampai segitunya,” ucap Namika sambil memalingkan wajahnya. “Kita enggak tahu kalau misalkan kondisimu drop lagi gara-gara kejadian itu kan? Oh iya, kapan kamu mau ke psikolog?” tanya Aruna. Namika menelan ludahny
Baca selengkapnya

Bab 16 : Mithril

Laki-laki itu langsung menggeleng. “Itu karena kau memiliki kemampuan untuk membuat mithril. Luke mendapatkan efek samping dari penggunaan sihir terlarang dan mithril akan membuatnya sembuh.” Aruna langsung bergidik ketika mendengar itu. “Tapi saat aku diculik dulu, bukannya dia pasti tahu kalau aku kabur ya? Tapi kenapa dia membiarkan aku begitu saja?” tanya Aruna. “Saat itu dia belum menjadi manusia. Lagi pula saat itu kau masih berusia tiga tahun kan? Sepertinya dia tahu kau masih belum bisa membuat mithril dengan baik.” Aruna terkekeh dan mengusap wajahnya. Mithril memang dapat menyembuhkan apapun dan itu membuat Aruna penasaran seberapa parah efek samping yang dialami Luke. Sebuah pemikiran kemudian terlintas di kepalanya. “Apakah Luke pernah memiliki hubungan yang dekat dengan Tante Mutia? Atau mereka bahkan pernah memiliki hubungan romantis sebelumnya? Lavena membulatkan matanya sejenak dan menatap ke langit-langit goa. “Kau benar, mereka pernah memiliki hubungan romantis.
Baca selengkapnya

Bab 17 : Arjuna dan Yumi

Namika menatap layar ponselnya. Dia dan teman-temannya memutuskan untuk bertemu di kampung halaman Yumi. Gadis itu sudah memesan villa yang berada dekat dengan Pantai Lovina. “Yumi, aku boleh ngajak cowokku enggak? Soalnya Tante Mutia sekarang lagi overprotective banget sama aku sejak kejadian itu,” tanya Namika sambil memegang ponselnya. “Ajak aja deh cowokmu, cowokku juga katanya mau ikut. Katanya kapan lagi dia bisa nginap di villa tapi gak bayar,” dengkus Yumi. Namika langsung tertawa kencang ketika mendengar itu. Ia mematikan telepon dan menatap Aruna yang tertidur di sebelahnya. Menyadari bahwa hari sudah siang, Namika mencoba membangunkannya dengan mencium wajahnya. “Aruna, bangun dulu yuk?” ucapnya lembut. Laki-laki itu perlahan membuka matanya. Mata birunya langsung menatap Namika. Tangannya menarik tengkuk Namika dan bibir mereka bersentuhan. Namika langsung melepaskan itu dan memalingkan wajahnya yang memerah. “Kamu ini baru bangun udah nakal banget ya. Mending kamu ma
Baca selengkapnya

Bab 18 : Alora

“Gila. Ternyata mereka udah jauh banget dibanding kita. Kamu enggak mau kayak mereka? Kita pelukan aja jarang banget lho,” goda Arjuna sambil menyenggol bahu Yumi. Yumi memutar bola matanya. “Kita mah enggak cocok jadi pasangan yang lovey dovey kayak mereka. Mereka juga keadaannya beda sama kita. Bukannya kamu mau kita resepsi outdoor ya?” Arjuna membulatkan matanya ketika mendengar itu. “Astaga, aku kira kamu enggak inget lho omonganku yang itu. Tapi aku maunya yang suasananya hutan biar kayak tempat asalku, hehe.” Namika melepaskan ciuman mereka dan melihat saliva mereka yang tersambung. Matanya menatap ke arah Aruna dan ia menyadari bahwa wajah laki-laki itu mulai memerah karena bir yang dia minum. “Kamu jangan aneh-aneh deh. Masih ada Yumi sama Arjuna tahu. Atau kamu sebenarnya memang orang yang enggak tahu malu?” tanya Namika sambil meraba bekas lipstik yang menempel di bibir Aruna. “Emang enggak tahu malu kok, cuma baru keluar gara-gara minum alkohol. Aku memang masih sadar
Baca selengkapnya

Bab 19 : Masalah Alora

Namika membuka matanya dan melihat Aruna yang memeluknya dengan erat. Tangan laki-laki itu melingkari perutnya dan Namika dapat merasakan napas Aruna yang berhembus di bahunya. Gadis itu biasanya tidak dapat tertidur tenang di tempat baru, tapi sepertinya Aruna mampu membuat Namika merasa nyaman. Ia pun membalik badannya dan memegang rahang Aruna. Namika kemudian menyadari bahwa dia bisa mencium bau rokok. Dia meringis dan mencubit Aruna pelan. Laki-laki itu sepertinya tidak merasakan cubitan Namika. Karena Aruna sepertinya tidak akan bangun dalam waktu yang cepat, Namika memutuskan untuk pergi ke bawah untuk melihat Alora dan Yumi. Saat tiba di bawah, Namika melihat Yumi yang sedang memasak. “Kamu bangunnya siang banget. Padahal waktu masih sekolah kayaknya kamu doang yang bangunnya paling pagi,” komentar Yumi. Alora yang sedang memakan camilan menganga ketika melihat Namika. “Yumi! Namika habis digigit sama dugong!” pekiknya kencang. “Hah? Mana ada aku digigit sama dugong? Kam
Baca selengkapnya

Bab 20 : Isi Hati Yang Sebenarnya

Namika melirik Aruna yang sedang berada di kolam renang. Sekarang sudah jam satu pagi namun Aruna yang sedang mabuk tampaknya tidak mempedulikan hal itu. Sesekali laki-laki itu mencoba untuk menarik Namika untuk ikut berenang bersamanya. Tentu saja Namika menolak. Dengan udara sedingin itu, dia tidak mau mengorbankan kesehatannya. Di sisi lain, Yumi tampak kelelahan karena berusaha menahan Arjuna yang sedang menjadi harimau. Berkali-kali dia menggunakan sapu untuk memukul Arjuna dengan kekuatannya karena Yumi terlalu lelah mengejarnya. Alora hanya melihat pemandangan itu sambil meminum jus alpukat yang ia buat. “Ini villa apa kebun binatang sih? Binatangnya beragam banget,” komentar Alora sambil duduk di kursi. Namika mendengkus. “Kalau si Archie ikut keadaannya pasti lebih chaos sih. Kamu bilang dia bisa punya sayap dan terbang semau dia kan? Mending kamu bantuin Yumi sana.” Gadis itu terkekeh ketika mendengar kata-kata Namika. Namika mengalihkan pandangannya dan menatap Aruna y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status