Semua Bab Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu: Bab 171 - Bab 180

185 Bab

BAB 171. Beri tahu yang sebenarnya.

POV Lisa.***Kulihat Ibu mertuaku sedang mengetik entah apa yang ditulisnya lama sekali. Ah, memang dasarnya sudah tangan orang tua yang sudah sepantasnya tidak lagi bermain-main dengan HP, tapi lihatlah mertuaku semakin tua semakin menjadi bukannya rajin ke kajian ilmu, rajin ke majelis taklim yang ada ini rajin menggibah dan juga rajin mengawinkan anaknya. Aku jadi tidak sabar gimana ya, reaksinya mereka kalau aku tahu rahasianya? Akan aku buka nanti saat rapat paripurna. Iya, aku menyebutnya rapat paripurna karena aku akan melibatkan kedua orang tuaku. Mertua dan orang tuaku adalah sahabat dari zaman sekolah aku yakin mereka semua akan syok dan mungkin juga akan terjadi baku hantam antara Ibuku dan mertuaku karena sewaktu muda itu Ibuku adalah gadis yang berani pada siapa pun yang menyakitinya tanpa pandang bulu.Daripada menunggu Ibu mertua ngetik lebih baik aku berselancar ke sosial media. Masalah demi masalah membuatku lupa bahwa aku pun berhak bahagia. Dengan aku bersosial
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 172. Ancaman mertua.

POV Lisa.***“Ada apa ini ribut-ribut di depan pagar rumah orang kebiasaan, deh! Ibu itu kalau bertamu ke rumah orang salam dulu kek! Enggak malu apa kalau dilihat tetangga tiap hari ribut?" tegurku mertua yang mulutnya berisik sekali mengganggu tidurku dan juga Via.Untung saja aku istirahat sudah cukup lama. Teriakannya mampu membangunkan singa tidur dan mungkin ibu-ibu kompleks ini sampai geleng kepala karena setiap hari ibu mertuaku teriak-teriak tidak jelas dan selalu dilakukan di depan rumahku.“Kamu itu yang kenapa. Makanya kalau ada tamu itu dibukain pintunya nggak harus teriak-teriak dulu, baru kalian keluar dasar kamu menantu Dajjal," maki ibu mertuaku.Tak kulihat Teh Ocha dan kedua orang tuanya. Apa mereka sudah pulang? Ah bodo amat mereka pulang atau tidak dan tidak perlu saksi juga untuk mengatakan kebusukan mereka pada orang tuaku nanti. Teh ocha dan kedua orang tuanya hanyalah bonus untuk persaksian tidak ada mereka pun aku yakin orang tuaku akan percaya dengan apa ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 173. Aset bodong.

POV Lisa. ***“Na, inilah yang Ibu otaknya nggak nyampe! Jelas bisa dong, namanya juga aku orang pintar. Selain aku pintar duitku juga banyak. Ibu tahu ‘kan kalau duit itu berkuasa atas segalanya, jadi kalau merasa nggak punya duit tidak usah banyak tingkah dan kesalahan Ibu padaku itu sangat fatal makanya aku senang sekali melihat Ibu menderita. Ibu, itu sudah mendukung perlakuan jahat Mas Eko padaku, Ibu mendukung Mas Eko untuk menghianatiku dan juga mengambil uangku. Mengambil apa yang aku miliki tanpa sepengetahuanku. Itu pun namanya pencurian, Bu, kalau Ibu melaporkan aku ke polisi dengan tuduhan pencurian maka aku pun bisa melaporkan balik pada polisi tentang pencurian yang dilakukan oleh Mas Eko dan juga Ibu ingat mobil yang Salsa pakai pun itu dibeli pakai uangku. Rumah yang Rara tempati itu dibeli pakai uangku. Sekarang Ibu mau ngomong apa lagi nggak bisa, kan? Ibu mendebatku membenarkan argumen Ibu untuk mengambil sertifikat rumah itu. Sudahlah pulang sana bentar lagi mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 174. Mertuaku demo.

POV Lisa.***“Mbok, sudah jam berapa ini? Maaf ya, aku nggak bantuin buat siapin makan malam. Tadi habis salat Maghrib kepalaku sangat pusing sekali jadinya aku tidur, aku lebih memilih untuk istirahat karena besok kita kan harus ke tukang urut, Mbok," ucapku.“Baru juga selesai azan Isya, Bu, ya sudah sekarang kita salat dulu. Setelah itu kita makan. Non Via sudah Mbok suapi itu lagi nonton TV. Sepertinya Non Via juga sudah baikan dan tidak ada tanda-tanda trauma yang dikhawatirkan oleh dokter tadi pagi," jawab Mbok."Oh, iya, Mbok, nanti aja deh aku makannya sekarang lebih baik kita salat dulu aja, Mbok!” ajakku. Mataku masih sangat ngantuk setelah makan malam aku akan langsung istirahat lagi.Aku bersyukur pada Allah yang sudah memberikan napas sampai detik ini. Allah beri waktu untuk memperbaiki segala khilaf dan dosa aku bersyukur bisa bertahan sampai detik ini. Kukira masalahku sangat berat dan aku kira tidak akan bisa bertahan nyatanya aku mampu dan aku kuat.Setiap salat han
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 175. Konyol.

POV Lisa.***“Memang Pak Eko dituntut penjara berapa tahun, Bu? Bukankah dia itu menggelapkan mobilnya sendiri, Bu, Mbok bener-bener nggak paham masalah hukum,” tanya Mbok.“Hukum pencuriannya sih lumayan berat Mbok, 10 tahun penjara atau bahkan bisa lebih, tapi karena berhubung yang ditipu dan yang dibawa kabur itu adalah mobilnya sendiri dan istrinya sendiri makanya pengadilan sedikit memberikan kelonggaran hukuman pada Mas Eko. Sidangnya masih belum selesai Mbok. Entah berapa tahun keputusannya nanti yang jelas aku tidak akan pernah mau menghadiri sidang itu biarkan aku wakilkan saja pada Mirna dan juga sopir-sopirku karena jika aku datang ke sana yang ada keadaan makin ricuh. Mas Eko berontak dan ibu mertuaku juga berontak nggak jelas. Mbok tahu sendiri kan kalau mertuaku itu aneh itu suka ngereog."“Ha ha ... iya, betul sekali itu mungkin karena nyonya besar sudah tua jadi butuh perhatian ekstra, tapi Mbok pun udah tua nggak butuh perhatian-perhatian yang enggak jelas begitu as
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 176. Kabar Mas Eko.

POV Lisa. ***“Tapi, Teteh janji dulu habis ini kita pulang. Teteh kalau mau main Tik Tok-kan kan di rumah aja. Tidak usah di sini. Ngeri malam-malam tidur di teras orang takut ada hantu," ucap Salsa lagi.“Ngapain takut sama hantu yang ada mereka yang harus takut sama aku," jawab Rara lagi dengan pongahnya.“Mbok, aku punya ide, tolong matikan lampu teras biar mereka ngerasa dan tahu bahwa gerak-geraknya diawasi dengan begitu mereka tidak nyaman dan akan kembali ke rumahnya Rara," pintaku pada Mbok.Mbok hanya mengacungkan ke dua jempolnya lalu sepersekian detik lampu teras mati. Mereka bertiga tampak kebingungan.“Tuh, kan, Bu, apa kubilang pasti Teh Lisa sudah tahu kalau Ibu melakukan aksi konyol begini. Makanya lampu teras dimatikan, jadi Ibu mau ikut aku pulang atau enggak, nih!" ucap Salsa menegaskan.“Ibu di sini aja, sampai si Lisa mau memberikan sertifikat rumah kita kalau kamu ngantuk dan mau tidur ya, sudah sana pulang. Lagi pula Ibu ada temannya kok Si Rara," jawab ibu d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 177. Kritis?

POV Lisa. *** “Ya, mau bagaimana lagi Ibu juga khawatir, tapi kalau kita pergi malam ini lebih mengkhawatirkan keselamatan kita. Duh, tiba-tiba kepala Inu jadi pusing begini memikirkan sesuatu yang terjadi semuanya secara tiba-tiba,” keluh mertuaku. “Ayo, Mbok kita pergi dari sini aku nggak mau lagi mendengarkan perdebatan mereka!" ajakku pada Mbok, lalu kumatikan lampu agar mereka benar-benar pulang. “Tuh, kan, lampunya mati lagi, Bu. Sudahlah Ayo, kita pulang!" teriak Salsa. Sampai kamar aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Sejujurnya aku sedikit khawatir pada Mas Eko. Pasti sakit maag-nya kambuh lagi sampai dia dibawa ke rumah sakit begitu. Mas Eko itu orangnya milih-milih soal makanan sedangkan di penjara pasti makan seadanya dan Mas Eko nggak mau makan itu sebabnya dia sakit. “Apakah besok Ibu akan jenguk pak Eko?" tanya Mbok Wati. Aku menggeleng saja belum tahu apa yang akan aku lakukan besok. “Mbok, jadi curiga jangan-jangan Bapak dipenjara digebukin sama na
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 178. Konslet.

POV Lisa. ***“Puas kamu, Lisa, udah buat anak Ibu begini. Pokoknya kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. Lihatlah sekarang Eko kritis. Ibu benar-benar kecewa sama kamu," ucap mertuaku begitu melihat kedatanganku. Untung saja Via tidak aku ajak karena situasi di sini sangat tidak kondusif. Mertuaku bahkan berusaha menyerangku.“Puas banget tuh, aku kira datang ke sini Mas Eko tinggal nama ternyata masih ada orangnya, ya, meskipun dalam keadaan kritis," jawabku pasti mereka semua tidak akan pernah menyangka bahwa aku akan menjawab seperti itu bahkan orang-orang sampai melongo.“Apa kamu bilang, dasar ya, kamu itu istri nggak tahu diri suami sekarat malah Alhamdulillah, benar-benar ya kamu kurang seons otaknya pantas aja dia pergi ninggalin kamu lihatlah, Bu, menantu yang Ibu bangga-banggakan ternyata begitu kan? Licik dan jahat. Bahkan dia mendoakan suaminya meninggal," sahut Rara. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehannya. Terserah mau ngomong apa aku tak peduli.“Teteh kay
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 179. Kedatangan orang tuaku.

POV Lisa. ***Aku benar-benar tidak menduga bahwa dia otaknya konslet bahkan lebih konslet dari Teh ocha. Ya, Tuhan beginikah selera suamiku? Selera seorang berpendidikan tinggi sungguh turun derajat sekali karena sewaktu dulu kuliah Mas Eko itu termasuk lelaki yang benar-benar pemilih kualitas perempuan giliran selingkuh kok, sama remahan rengginang begini. Astagfirullah dan itu menjadi sainganku kalau diladenin mungkin sampai lebaran monyet tidak akan berhenti. Ya, lebih baik aku diam saja malas ngeladenin orang-orang yang otaknya lebih konslet daripada Teh Ocha.“Diamkan kamu nggak usah balas ucapanku. Makanya kalau mau ngomong itu ngaca dulu kamu itu siapa? Ih ... malas banget meskipun kata Eko kamu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidupnya, tapi kalau soal yang lain contohnya soal ranjang A Eko selalu memujiku bawa aku adalah yang terbaik,” kata Rara seraya mengibaskan rambut pirangnya.Astaghfirullahaladzim aku mimpi apa ya, bisa berhadapan dengan pelakor model begini. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya

BAB 180. Syok!

POV Lisa. ***“Ibu sama Bapak cuma berdua aja si Via nggak nangis kan, Bu," tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku muak mendengar ucapan manis mertuaku yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.“Eggak ... tadi sih, sama Mbok lagi mainan boneka. Happy kok, Ibu sama Bapak ke sini juga nggak sendiri sama saudara besan loh, tadi ketemu di depan rumah si Lisa. karena mereka kaget Eko ada di rumah sakit ya, sudah akhirnya kami ajak ke sini," jawab ibuku. Sementara Salsa dan mertuaku terlihat kaget aku pun sebenarnya iya, tapi mencoba bersikap biasa saja. Saudara yang dimaksud orang tuaku pasti itu Teh Ocha dan kedua orang tuanya kalau begitu moment ini sungguh sangat istimewa. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Saatnya aku membongkar kebusukan mertua dan suamiku di depan orang tuaku.“Saudara yang mana besan? “tanya mertuaku sok tidak tahu. Padahal dari matanya jelas terbaca beliau sangat panik.“Si Ocha sama orang tuanya tapi tadi lagi izin ke toilet katanya kebelet. Oh, ya, Eko sakit apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status