Juwita baru saja kembali dari kafe. Dia hendak menuju ruangannya untuk meneruskan pekerjaannya yang sempat tertunda. Setelah itu, dia akan menjemput Jevano bersama sopirnya. Dia mencoba untuk tidak memikirkan apa yang dia lihat tadi. Bahkan dia ingin sekali mengabaikan apa yang dikatakan oleh sahabatnya.Tadi, Hellen menggenggam erat tangannya. Dia tahu bahwa sahabatnya itu sedang bersunggung-sungguh. Namun, dia hanya ingin menenangkan dirinya dan tidak berpikir terlalu jauh tentang apa yang dia lihat tadi."Tapi, lo percaya apa enggak, semua yang lo lihat bener, Kak. Yang sama Pak Jamal itu model profesional yang emang lagi diincar. Dia ada di agensi Bu Diyanah." Hellen menatap mata sahabatnya dengan serius.Juwita tersenyum. "Mereka punya proyek, Hellen. Gue juga tahu
Read more