Semua Bab 7 TAHUN SETELAH MENJANDA: Bab 131 - Bab 140

204 Bab

Bab 54A

Jantung Mahendra seolah berhenti berdetak saat menonton langsung adegan tabrak lari tersebut. Dia berlari sekencang mungkin demi mengetahui keadaan korban yang tak lain adalah calon istrinya, Hana. Wanita yang paling ia cintai selain Mommy.Melihat Hana masih membuka mata dan nadinya berdenyut, Mahendra membopong tubuhnya ke mobil. Dia segera meluncur menuju rumah sakit dan membiarkan Elena menghilang. Yang ada di benaknya hanya keselamatan Hana.Kasur pasien yang dihuni Hana didorong memasuki ruangan UGD dan segera ditangani dokter dan tim medis yang bertugas. Kepanikan, kekhawatiran dan perasaan lainnya yang tak bisa disebutkan mulai menggerogoti hati. Satu yang paling ditakutkan benar-benar ada di depan mata sekarang, yaitu takut kehilangan Hana.Tiga puluh bahkan sampai lima puluh menit terasa seperti satu abad lamanya ia menunggu di depan UGD, dengan mondar-mondir sembari jari terus menari di atas layar ponsel. Sesekali ia menempelkannya ke telinga da
Baca selengkapnya

Bab 54B

"Jeng Yuli, kenapa ini bisa terjadi? Tadi malam kebakaran dan sekarang putrimu harus mengalami kecelakaan."Wanita berkalung mutiara terlihat iba dengan apa yang menimpa pada keluarga mereka. Dia mendapat kabar dari Delia dan kini mereka datang bersama untuk menjenguk. Mereka diantar Jonathan yang kini duduk di sofa setelah menyapa Hana."Namanya juga musibah, kita tidak tahu kapan dan di mana akan terjadi. Kita sebagai manusia hanya bisa berhati-hati dan berdoa agar terhindar dari masalah yang kapan saja akan menghampiri."Jawaban ibu mendapat tepukan halus di punggung oleh tangan Merry. Awalnya mereka tak sedekat ini, Delia-lah yang menjadi penyambung hubungan mereka. Mereka jadi sering dipertemukan di beberapa acara yang tadinya ibu malas mengikutinya."Kamu tidak apa-apa, Hana? Ini pipi dan bibirmu memar, apa karena terjatuh? Bagaimana ceritanya hingga kamu bisa mengalami kecelakaan itu? Kamu naik motor atau bagaimana? Orang yang menabrak kamu
Baca selengkapnya

Bab 55A

"Mommy dan Daddy tidak pernah mengajarimu menjadi lelaki pengecut. Kamu benar-benar membuat keluarga kami kehilangan wajah."Mommy menjewer kuping Mahendra setelah ia menjelaskan apa yang terjadi tujuh tahun yang silam. Mommy seakan tidak peduli meski pria dewasa itu sudah meringis kesakitan.Delia, Merry dan Jonathan baru saja mendapatkan berita yang mencengangkan. Pintar sekali Mahendra dan Hana menyembunyikan aib yang mereka lakukan. Perbuatan zin@ yang dilarang Tuhan.Menunduk sambil memilin selimut, Hana terlalu takut menatap mata Mommy yang berkilat. Dia syok dan masih belum percaya kalau putranya bisa menodai anak gadis orang, terlebih itu adalah mama dari Kai, anak yang ia sayangi."Pantas saat pertama kali Mommy lihat Kai, Mommy seperti melihat wajah kamu waktu kecil. Mata dan hidungnya mirip sekali. Cara dia menatap dan kepintaran dalam berbicara hampir sama denganmu. Ternyata darah yang mengalir dalam tubuhnya adalah darahmu."
Baca selengkapnya

Bab 55B

Esok harinya, Hana diperbolehkan pulang setelah hasil rontgen dan laboratorium menunjukkan paru, jantung, kepala dan organ lainnya normal. Sebetulnya pemeriksaan itu tidak perlu dilakukan tetapi Mahendra memaksa, ingin memastikan kondisi calon istrinya dalam keadaan sehat.Ketukan pintu dan suara bel terdengar ketika mereka baru saja sampai ke apartemen Mahendra. Pria itu membukakan pintu tatkala Hana masuk ke kamar. Sementara Kai bermain piano dan ibu berkutit di dapur."Untuk apa kamu datang ke sini?" Wajah dan nada tak bersahabat terdengar saat menyadari siapa yang datang sore itu."Tolong izinkan, aku ingin bertemu Hana." Suara penuh memohon nan lirih."Untuk apa? Belum cukup dengan apa yang kamu lakukan?" Ia masih keukeh tidak mengizinkan wanita itu masuk.Menunduk, Elena tak tahu cara membela diri. Kemarin sore Mahendra sudah menceritakan semua kronologis kebakaran dan kecelakaan yang menimpa Hana kepada Mommy."Kamu yakin
Baca selengkapnya

Bab 55C

"Mas, hadiah apa yang Elen maksud, kok, aku nggak tahu?"Setengah berbisik sembari memberi senyuman kepada para tamu yang memberi deretan selamat, Hana terlihat penasaran. Bukankah Elena tidak ada di Indonesia, bagaimana ia menitipkan kado itu kepada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya lebih dari delapan jam yang lalu?"Nanti malam aku tunjukkan ke kamu." Mahendra pun ikut-ikutan memberi suara berbisik dengan seringai genit."Apa isinya?""Pokoknya isinya aku suka banget.""Apa? Kasih tahu sekarang!""Kalau aku bilang sekarang, hadiah itu tidak menjadi kejutan lagi buatmu."Hana berdecak, pura-pura kesal. Meski wajah ditekuk seperti itu, di mata Mahendra kecantikannya tidak berkurang sedikitpun. Mahendra malah terkekeh geli dan mencolek hidungnya."Sabar, ya."Usai resepsi dan foto bersama keluarga besar, Mahendra dan Hana tidak langsung bertolak ke apartemen untuk beristirahat. Ada drama antara Kai
Baca selengkapnya

Season 2 (lanjutan)

Hai semua readers tersayang, terima kasih sudah mengikuti kisah Mahendra, Hanami dan Kaindra. Akhirnya kisah mereka happy ending seperti yang diharapkan para kesayangan.Kali ini, Author akan melanjutkan season kedua. Tidak semua kisah semulus jalan tol, sama dengan kehidupan rumah tangga mereka sekarang.Ada Clarisa, si adik ipar yang selalu cemburu dengan keberhasilan si kakak, Mahendra di perusahaan. Yang berujung dengan ketidaksukaan Clarisaa pada Hana.Sosok Nadhira, rekan bisnis yang pintar membuat Mahendra menaruh iba kepadanya. Yang ujung-ujungnya berhasil memperkeruh hubungan Mahendra dan Hana.Arsenio, sang dokter yang selalu ada untuk Hana.Yuk, langsung saja ceritanya. Beri komentar positif agar Author semangat up rutin setiap hari, ya. Pokoknya ikuti saja alurnya, nggak usah toksin. Wkwk. Salam sayang.
Baca selengkapnya

S2 Bab 1A

"Hari ini aku lembur ya?" Suara di seberang mendapat manyun bibir dari Hana."Hm, nanti dijemput Pak Dadang jam enam sore, nggak apa-apa, kan?"Kali ini, bibir itu lebih maju beberapa centi dari sebelumnya. Hana dan Mahendra sedang melakukan video call di jam makan siang. Si suami yang melihat ekspresi cemberut Hana pun tersenyum lebar."Sampai jam delapan aja, Mas janji. Nanti pulang mau dibawain apa?"Masih belum bersuara, Hana menggeleng dengan kedua tangan memegang ponsel dan mata menatap wajah ganteng suaminya."Soto yang di depan ruko biasa, mau? Pizza? Pecel ayam Mang Soleh? Misop Medan?"Hampir semua makanan yang biasa dipesan Hana setelah hamil, disebutkan satu per satu. Namun, wanita itu tetap menggeleng. Mahendra menarik dan menghela napas sebelum kembali berucap."Maunya apa? Ngomong, dong. Biar biar tahu mau dibawain apa? Makanan yang tadi Mas sebutkan, apa kamu sudah bosan?""Maunya Mas Hendra ada
Baca selengkapnya

S2 Bab 1B

"Iya, baik. Coba kamu tangani dulu, Do. Setelah selesai semua, kamu kirim proposal persetujuan ke emailku. Nanti malam aku cek kembali. Oke, thanks, Bro."Perlahan, kesadaran Hana pun mulai terkumpul. Suara khas yang sudah dua tahun menemani itu semakin mengganggu. Mencoba membuka mata, sinar lampu yang menyorotinya begitu menyilaukan."Kamu sudah bangun, Sayang?"Pria itu mendekati dan berjongkok di hadapannya. Hana yang mengedipkan mata berkali-kali sambil memijat pelipisnya, pun menaikan tubuh dan duduk. Lalu, dia meraih dan mencium punggung tangan suaminya."Mas, kok, kamu di sini? Bukannya ada kerjaan di kantor? Katanya lembur, kok nggak jadi?""Lho, kok, kamu malah nggak senang kalau aku ada di sini?" Mahendra mengambil posisi duduk di samping istrinya."Bukan. Aku bukan nggak suka Mas ada di sini tapi ...."Belum sempat Hana menyelesaikan ucapannya, si suami menarik tengkuk dan mengecup kilat bibir si istri. Seke
Baca selengkapnya

S2 Bab 2A

"Mommy harus adil. Aku juga anak Mommy, bukan?"Seorang wanita cantik berambut pendek sedang berdiri berhadapan dengan mama Mahendra, berusaha merebut keadilan dari sosok orangtua."Di mana letak ketidakadilan Mommy selama ini? Coba kamu uraikan dan jelaskan ke Mommy!"Wanita senja itu tak kalah lantang menyahuti. Mereka sedang berdebat saat sang Daddy sedang istirahat di kamar. Mommy tak ingin suaminya mendengar suara ribut anak perempuannya yang baru pulang dari Surabaya itu."Aku juga berhak atas perusahaan yang sudah Daddy rintis sejak dulu. Kenapa sekarang hanya Mas Hendra yang mengelolanya sendiri?""Risa, dengarkan Mommy. Selama ini, abangmu bisa mengelolanya sendiri tanpa ada kesulitan sedikitpun. Bahkan, sekarang produk susu kita sudah diekspor ke Singapura. Ini artinya perusahaan kita mengalami kemajuan pesat."Dengan tangan terlipat di dada, Mommy mengutarakan kelebihan putra kesayangannya dengan lancar. Dan, memang it
Baca selengkapnya

S2 Bab 2B

"Kai, di mana, Mom?" tanya Hana sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Biasanya putranya akan menyambut saat mama dan papanya pulang."Kai ada di kamarnya sama Mbak Asih. Tadi habis les piano lalu Mommy suruh ke atas langsung bersih-bersih."Sengaja, Mommy tahu akan suara Clarisa akan mengagetkan cucu sulungnya. Maka dari itu, dia minta sang pengasuh untuk menjauh dari ruang tengah sementara waktu sebab perang dunia sebentar lagi akan terjadi."Oh, ya, kalian baru pulang, segeralah bersih-bersih. Setelah itu, kita akan makan bersama dengan Daddy.""Baik, Mom. Yuk, Sayang, kita ke atas."Meski masih menyimpan banyak tanya, Mahendra patuh pada titah sang Mommy. Dia tahu sedikit banyak sifat adik tunggalnya. Bar-bar dan keras kepala. Mencoba mengabaikan tatapan runcing itu, dia memapah istrinya naik ke lantai atas menuju kamar."Clarisa makin cantik, ya? Dewasa dan lebih elegan sekarang."Hana memuji sambil mel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status